Banjir di Samarinda Selalu Lama Surut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Ungkap Penyebabnya

Banjir di Samarinda selalu lama surut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah ungkap penyebabnya.

Tribunkaltim.co/Budi Dwi Prasetiyo
BANJIR SAMARINDA - Selain Perum Bengkuring Samarinda yang terdampak parah hingga ketinggan satu meter. Wilayah lain di Perum Griya Mukti Samarinda juga terdampak hingga mencapai 60 centimeter sampai 1 meter, Rabu (15/1/2020). 

Wawancara Eksklusif Kisah Syadza Ulima Azalia Khair Anak Wali Kota Tarakan Selamat dari Wabah Corona

Komplotan Curanmor Dibekuk Polres Tarakan Kalimantan Utara, Pelaku Sudah 11 Kali Dipenjara

BREAKING NEWS Bocah Tenggelam di Sungai Kelay Berau, Akhirnya Ditemukan, Begini Kondisinya

Wakil Bupati Penajam Paser Utara tak Ada Toleransi Narkoba, Pimpinan OPD Jalani Aturan atau Tidak

Sekretaris BPBD Samarinda, Hendra
Sekretaris BPBD Samarinda, Hendra (TRIBUNKALTIM.CO/ Purnomo Susanto)

Tingginya air di Bendungan Benanga, dikatakan Hendra, menjadi salah satu acuan atas tinggi rendahnya banjir di Samarinda.

Akan tetapi, curah hujanlah menjadi faktor penentu banjir di beberapa titik lokasi di Samarinda.

“Seperti banjir beberapa waktu lalu, Tinggi Muka Air ( TMA ) di Benanga setinggi 72 centimeter.

Kemudian, naik menjadi 76 centimeter sampai ke 89 centimeter membuat tinggi genangan air di beberapa titik di Samarinda semakin parah,” tandas Hendra.

Masalah Banjir Tak Selesai Hanya Perbaikan Drainase, Pokja 30 Sebut Harus Urai Penyebab dari Akarnya

Diberitakan sebelumnya, masalah banjir tak selesai hanya perbaikan drainase, Pokja 30 sebut Pemerintah harus urai penyebab dari akarnya.

Suntikan anggaran dari Pemprov Kaltim ke Pemkot Samarinda senilai Rp 340 miliar untuk urusan banjir dinilai tak menjawab persoalan secara utuh.

Direktur Pokja 30 Kaltim, Buyung Marajo menilai asumsi penyelesaian banjir di Samarinda hanya dengan perbaikan drainase (saluran air) keliru.

Menurutnya kar persoalan banjir tak melulu karena saluran air mampet.

Tapi lebih kompleks mulai dari bantaran sungai diduduki bangunan, tambang di wilayah hulu dan daerah serapan yang minim.

"Kalau hanya bangun drainase dan turap sungai saja, itu tak serius namanya. Belum menjawab masalah banjir sebenarnya," ujar Buyung kepada tribun saat dikonfirmasi, Rabu (29/1/2020).

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved