Keberadaannya Tak Terdeteksi, Anak Buah SBY: Benarkah Harun Masiku Masih Hidup?Ini Jawab Karni Ilyas
Pertanyaan itu terlontar setelah keberadaan Harun Masiku, yang diburu karena kasus dugaan suap kepada Komisioner KPU itu tak jelas keberadaannya.
TRIBUNKALTIM.CO - Komisi Pemberantasan Korupsi / KPK dan PDI Perjuangan 'dipermalukan' di acara Indonesia Lawyers Club di tvOne gegara kader PDIP Harun Masiku buronan 20 hari tak kunjung ditemukan.
Namun politikus PDI Perjuangan Adian Napitulu balik membandingkan kasus serupa di Partai Demokrat dan PKS.
Mengapa Adian Napitupulu menyentil Demokrat dan PKS?
Sebab KPK dituding lemah gegara Masiku buron 20 hari. Padahal Nazaruddin Syamsuddin pernah buron 77 hari dan Neneng Sri Wahyuni bahkan 3 tahun tak jelas rimbanya, namun PDIP tak pernah menyebut KPK lemah, saat itu.
• Soal Harun Masiku Caleg PDIP, Menkumham Yasonna Laoly Terancam Kena Pasal Perintangan Penyidikan KPK
• Tim Hukum PDIP Jelaskan Soal Harun Masiku, Yasonna Hadiri Konferensi Pers PDIP, Jokowi Kena Imbas?
• Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly Minta Kepala Daerah Taat Prosedur
• Dirjen Imigrasi: Tidak Ada Larangan Bagi Rizieq Shihab untuk Kembali ke Tanah Air
Itulah sebagian keseruan acara ILC TV di One Selasa malam 28 Januari 2019 tadi malam Bahas 'Kesaktian' Harun Masiku Caleg PDIP, KPK Dipermalukan Adian singgung kader Demokrat dan PKS
Seperti diketahui, KPK menangkap tangan Komisioner KPU RI Wahyu Setiawan menerima suap Rp 900 juta.
Masalah lainnya, tersangka pemberi suap dari caleg PDIP Harun Masiku tiba-tiba hilang ditelan bumi.
Ke mana politisi kelahiran Bone Sulawesi Selatan itu sembunyi?
Apa kesaktian Harun Masiku hingga KPK dipermalukan di kasus ini?
Bagaimana posisi PDIP sebagai parpol Harun Masiku?
Itulah salah satu topik pembahasan ILC tvOne tadi malam.
Mengutip Tribun-timur.com yang melansir dari Youtube Indonesia Lawyers Club, Pemimpin Redaksi Koran Tempo, Budi Setyarso membeberkan fakta mengejutkan soal Harun Masiku.
Meski sudah tersangka, warga berKTP Gowa Sulsel itu ternyata keluar masuk Singapura.
Berdasar investigasi yang dilakukan Tempo, tersangka Harun Masiku dalam kasus suap Komisioner KPU Wahyu Setiawan membeli tiket pesawat ke Singapura lebih dari satu kali.
"Tanggal 6 Januari terbang ke Singapura beli tiket pesawat lebih dari satu kali.
• Andai Harun Masiku Virus Corona, Warga RI Sudah Kena Wabah, Roy Suryo: Institusi Kalah dengan Warteg
• Ungkit Kasus eks Anak Buah SBY di ILC, Harun Masiku Buat Karni Ilyas Sampai Heran, KPK Angkat Bicara
Jam berbeda-beda," kata Budi di ILC tvOne Selasa (28/1/2020) tadi malam.
Berdasarkan hasil investigasi Koran Tempo, Harun membeli dua tiket pesawat pada tanggal 7 Januari atau satu hari sebelum KPK melakukan OTT.
"Begitu dari Changi ke Indonesia juga beli dua tiket," katanya.
Namun, belum diketahui apa alasan Harun melakukan hal ini.
Menurut dia yang bisa menjawab hal ini adalah Harun sendiri dan KPK jika sudah menangkapnya dengan cara menginterogasi Harun.
"Tidak tahu buat apa. Ini informasi valid yang bisa kita dapatkan.
Memang kita enggak bisa jawab kenapa dia beli tiket lebih dari satu kali di pergi dan pulang," katanya lagi.
Sementara Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Adian Napitupulu meminta publik membandingkan kasus Harun Masiku dengan kasus yang pernah menyeret kader Partai Demokrat, Nazaruddin.
Adian menyindir balik Partai Demokrat dan juga KPK dalam kasus Harun Masiku.
Adian mengatakan Harun Masiku baru 20 hari menjadi buronan.
"Saat Nazaruddin 77 hari buronan, Neneng 3 tahun, kita tidak mengatakan KPK lemah, " kata Adian di acara yang sama.
Adian mengatakan ketika itu, Ketua KPK juga bukan Firli Bahuri.
Dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia juga bukan Yasonna Laoly.
• Buntut Kasus Harun Masiku, Yasonna Laoly Dilapor ke KPK lalu Copot Ronny Sompie, Sikap Firli Bahuri?
• Terkait Kasus Harun Masiku, Menteri Yasonna Laoly Copot Ronny Sompie dari Jabatan Dirjen Imigrasi
"Saya tidak perlu bilang, masyarakat sudah tahu," katanya.
Karena itu, lanjut Adian, semua pihak tidak perlu menganggap KPK lemah.
Sebaliknya, mereka seharusnya saling menguatkan KPK.
Adian juga meminta KPK agar tidak mengkorupsi hukum.
Dalam momen penggeledahan di kantor pusat PDIP, dia mengingatkan agar KPK melakukannya dengan mematuhi seluruh prosedur hukum yang berlaku.
Lebih lanjut, Adian menegaskan Harun Masiku adalah korban dari keputusan KPU yang tidak melaksanakan putusan Mahkamah Agung.
Padahal, MA memutuskan partai memiliki diskresi dalam proses menentukan pengganti dari anggota DPR yang meninggal dunia.
"KPU membangkang. Kalau KPU membangkang maka tunggulah pembangkangan-pembangkangan berikutnya," kata Adian.
Berikut videonya:
Lenyap Ditelan Angin Kuat
Masiku ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK sejak 9 Januari 2020.
Kasus yang menjeratnya terkait dugaan suap pengurusan pergantian antar waktu (PAW) calon legislator DPR periode 2019-2024 dari daerah pemilihan atau dapil Sumatera Selatan I.
PDIP merekomendasikan Masiku sebagai pengganti caleg terpilih Sumsel I, Nazarudin Kiemas, yang meninggal dunia.
Status tersangka menjerat Masiku sebagai penyuap terhadap eks Komisioner KPU, Wahyu Setiawan. Wahyu disebut menerima Rp600 juta.
Selain Masiku dan Wahyu, dalam kasus ini KPK juga menetapkan dua tersangka lain yaitu kader PDIP, Saeful Bahri, serta eks Komisioner KPU, Agustiani Tio Fridelina.
Tak juga menyerahkan diri, KPK akhirnya resmi mengumumkan Masiku sebagai buronan dengan memasukkan daftar pencarian orang (DPO) sejak Selasa, 21 Januari 2020.
Pengamat komunikasi Effendy Ghozali menyebut Harun Masiku hilang ditelan angin kuat. Apa maksudnya?
Simak video selengkapnya:
Ditanya Ferdinand Hutahean Apakah Politisi PDIP Harun Masiku Masih Hidup, Ini Jawaban Karni Ilyas
Politisi Demokrat Ferdinan Hutahean bertanya kepada Presiden ILC tvOne Karni Ilyas, apakah politisi PDIP Harun Masiku masih hidup atau sudah tiada.
Pertanyaan tersebut di lontarkan Ferdinan Hutahean karena sampai saat ini keberadaan Harun Masiku, yang diburu karena kasus dugaan suap kepada Komisioner KPU Wahyu Setiawan itu, tidak jelas keberadaannya.
"Masiku kira2 masih hidup ngga Datuk? Jangan2 sudah tiada. Tp siapa yg tau? Kalau hilang begini kan bisa sj sdh betul2 tiada," tanya Ferdinan Hutahean kepada Presiden ILC tvOne Karni Ilyas.
Ya Ferdinan Hutahean berharap kalau Harun Masiku masih hidup sehingga bisa mengungkap fakta kasus yang menjeratnya.
"Semoga Harun Masiku dilindungi dan selamat, kemudian berbicara kebenaran dan fakta ttg suap tersebut," cuit Ferdinan Hutahean.
Terhadap pertanyaan itu, Karni Ilyas pun memberikan jawabannya.
"Semoga beliau tetap sehat walfiat," tulis Karni Ilyas.
Talkshow politik dan hukum Indonesia Lawyers Club atau ILC tvOne akan kembali tayang, Selasa (28/1/2020) malam ini.
Pada pekan ini, talkshow yang dipandu Pemred tvOne, Karni Ilyas tersebut akan membahas soal belum tertangkapnya politikus PDIP Harun Masiku yang terkait dengan kasus suap terhadap Komisioner KPU, Wahyu Setiawan.
ILC tvOne pada malam ini berjuudul 'Masiku, Lenyap Ditelan Angin'.
Dalam kasus suap tersebut, Harun Masiku telah ditetapkan sebagai tersangka.
Hingga hari ini keberadaan Harun Masiku belum diketahui.
Eks caleg PDI Perjuangan itu ditetapkan sebagai tersangka karena diduga memberikan uang kepada Wahyu Setiawan agar membantunya menjadi anggota legislatif melalui mekanisme PAW.
Berdasarkan pemberitaan Koran Tempo, Menkumham Yasonna Laoly pada 16 Januari 2020 menegaskan bahwa Harun Masiku masih berada di luar negeri.
Ia belum mendapatkan informasi kapan Harun Masiku akan kembali ke Indonesia.
Setelah Ditjen Imigrasi Kemenkumham mengakui Harun Masiku sudah berada di Indonesia sejak 15 hari lalu, Yasonna Laoly bungkam.
• Naik Motor & Pakaian Tertutup, Buron KPK Harun Masiku Kabarnya Terlihat di Sulawesi, Temui Sosok Ini
• Pertanyakan Surat Penggeledahan, PDIP Adukan Kasus Harun Masiku ke Dewas KPK, Pakar UGM : Berlebihan
• Di Pelarian, Harun Masiku Tak Gunakan Teknologi Sama Sekali, Alat KPK Lebih Canggih dari Densus 88
• Kasus Suap Harun Masiku Ditangani KPK Rocky Gerung Sebut PDIP Kini Cemas Bakal Ada Tontonan Besar
(TribunNewsmaker.com/*)