Dikritik Tebang Pohon, Anies Baswedan Justru akan Hijaukan Monas, Ini Hasil Rapat Komisi Pengarah

Dikritik tebang pohon, Anies Baswedan justru akan hijaukan Monas, ini hasil rapat Komisi Pengarah

Editor: Rafan Arif Dwinanto
TribunJakarta.com/Dionisius Arya Bima Suci
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat ditemui di Gudang milik PT Food Station Tjipinang Jaya, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Jumat (20/12/2019). 

TRIBUNKALTIM.CO - Dikritik tebang pohon, Anies Baswedan justru akan hijaukan Monas, ini hasil rapat Komisi Pengarah.

Upaya Pemprov DKI Jakarta merevitalisasi kawasan Monas tampaknya segera dilanjutkan.

Komisi Pengarah Pembangunan Kawasan Medan Merdeka telah menggelar rapat bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyambangi Sekretariat Negara di Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Rabu (5/2/2020).

Dalam pertemuan, Anies Baswedan memaparkan konsep revitalisasi sisi selatan Monas, yang tengah dikerjakan DKI, namun terpaksa dihentikan sementara.

Proyek dihentikan sementara karena belum mendapat persetujuan dari Komisi Pengarah Kawasan Medan Merdeka.

Fadli Zon Membelot dari Gerindra, Bongkar Request Jokowi ke Partai Prabowo Soal Pansus Jiwasraya

 Fadli Zon Sebut WNI eks ISIS Adalah Korban, Mahfud MD Dilema, Fachrul Razi Kaji Secara Cermat

 Viral di Twitter, Andre Rosiade Bongkar Prostitusi Online, PSK: Cuma Mau Pergi Main, Kehabisan Duit

 Ketegasan Jokowi Soal Pemulangan WNI eks ISIS Tak Diikuti Prabowo Subianto, Mardani: Bisa Berantakan

“Kami membahas pertama terkait soal revitalisasi kawasan Monas.

Setelah pembahasan panjang, ada beberapa hal yang menjadi kesepakatan dari Komisi Pengarah,” kata Anies Baswedan kepada wartawan usai rapat dengan Komisi Pengarah, seperti dikutip Tribun Jakarta.

Anies Baswedan menjelaskan, tercatat ada empat kesimpulan dari pertemuan tersebut.

Pertama, penataan sisi selatan Monas sejalan dengan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 25 tahun 1995 tentang Pembangunan Kawasan Medan Merdeka di Wilayah DKI Jakarta.

“Di mana pengunjung bisa datang lalu berjalan ke arah utara langsung menghadap ke Monas, itu rancangannya ada.

Di dalam Keppres ada gambaran umum, lalu oleh perancang dibuat sesuai kondisi sekarang,” ujarnya.

Kedua, Komisi Pengarah menghargai upaya DKI untuk melakukan penghijauan kawasan selatan Monas.

Kawasan selatan Monas itu sekarang digunakan untuk tempat parkir dan Lenggang Jakarta.

”Itu semua nanti akan jadi kawasan hijau yang selama ini terbuka justru menjadi hijau,“ jelasnya.

Ketiga, di tempat yang sekarang dirancang menjadi arena terbuka akan dilakukan penambahan vegetasi di player box.

Bahkan, yang selama ini sudah ada player box nanti akan ditambah vegetasi tanaman pohon rindang pohon keras.

Keempat, Pemprov DKI Jakarta akan segera menyampaikan gambar revitalisasi Monas untuk disepakati oleh Komisi Pengarah.

“Jadi, kesimpulan dalam rapat seperti itu saja,” imbuhnya.

Di Komisi Pengarah, Anies Baswedan merangkap menjadi Sekretaris Komisi.

Bahkan dalam Keppres, Gubernur DKI Jakarta juga bertindak sebagai Ketua Badan Pelaksana dari penataan kawasan di Medan Merdeka.

“Secara prinsip, yang tadi dibahas konsentrasinya kawasan selatan, kawasan itu akan diteruskan.

Mengapa diteruskan karena sejalan dengan Keppres 25 tahun 1995.

Ada penyesuaian, seperti penambahan vegetasi,” jelasnya.

Revitalisasi sisi selatan kawasan Monas menuai kritik karena adanya penebangan sejumlah pohon demi proyek tersebut.

Revitalisasi itu semakin menjadi polemik karena dikerjakan tanpa mengantongi izin Komisi Pengarah Pembangunan Kawasan Medan Merdeka.

Pemprov DKI Jakarta akhirnya mengajukan surat persetujuan permohonan revitalisasi Monas kepada Komisi Pengarah, sesuai ketentuan Keppres Nomor 25 Tahun 1995.

Pemprov DKI lalu menghentikan sementara proyek revitalisasi Monas sampai Komisi Pengarah mengizinkan proyek tersebut.

Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saefullah mengakui bahwa ada 191 pohon yang ditebang demi proyek revitalisasi sisi selatan Monas.

Menurut dia, penebangan pohon itu tak bisa dihindari.

Selain pohon yang ditebang, ada 85 pohon yang dipindahkan ke sisi barat dan timur kawasan Monas demi proyek itu.

Kepala Seksi Informasi Unit Pengelola Teknis (UPT) Monas Irfal Guci menyatakan hal serupa.

Irfan berujar, 191 pohon ditebang karena terlalu besar.

"Yang ditebang artinya tidak memungkinkan untuk dipindahkan karena besar atau karena akarnya atau bagaimana, seperti sawit ada satu, itu kalau dipindah kan enggak mungkin bisa.

Jadi totalnya 191 yang ditebang akhirnya," kata Irfal saat dihubungi.

Irfal berujar, ada banyak jenis pohon yang ditebang.

Beberapa di antaranya merupakan pohon buah.

"Banyak pohonnya, ada jati satu, kemudian ada trembesi, ada mahoni, ada juga pohon buah," ucapnya.

Sementara itu, 85 pohon yang dipindahkan ke sisi barat dan timur Monas adalah pohon-pohon yang tingginya baru 1-2 meter.

Contohnya seperti pohon belimbing dan nangka.

Respon Kemensetneg Sebelumnya

Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg), Setya Utomo mengakui pihaknya terlibat dalam Revitalisasi Monas.

Dilansir TribunWow.com, Setya Utomo bahkan mengaku dirinya menjadi satu di antara sejumlah juri dalam sayembara desain Revitalisasi Monas.

Namun setelah Revitalisasi Monas sudah setengah jalan dikerjakan, Setya Utomo menyebut ada perbedaan desain antara desain awal dengan realisasi.

Menurutnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akan segera dipanggil untuk dimintai penjelasan.

Hal itu disampaimkan Setya Utomo dalam acara 'FAKTA' yang diunggah kanal YouTube Talk Show tvOne, Senin (3/2/2020).

Mulanya, Setya Utomo menjelaskan awal mula keterlibatan Kemensetneg dalam sayembara desain Revitalisasi Monas.

"Jadi memang kita dilibatkan dalam sayembara itu," ucap Setya Utomo.

"Jadi Kepala UPT Monas mengundang Pak Menteri untuk menjadi juri."

Bahkan, Setya Utomo mengaku dirinya mewakili langsung Kemensetneg dan menjadi juri dalam sayembara tersebut.

"Kemudian Pak Menteri tidak bisa diwakilkan kepada saya untuk mewakili istana," kata Setya Utomo.

"Jangan sampai dari sisi keamanan dan lain-lain diabaikan."

Menurutnya, pemenang sayembara tersebut bahkan sempat diundang dan mendapat sedikit pengarahan dari Kemensetneg.

Sebagai juri, hingga kini Setya Utomo mengaku masih mengingat betul desain yang memenangkan sayembara Revitalisasi Monas tersebut.

"Kami ikuti proses itu, proses itu cepat sekali saya kira," ucapnya.

"Saya tahu persis kemudian si pemenangnya itu diundang khusus kemudian kita memberikan masukan pada pemenang untuk menyempurnakan itu."

"Jadi saya masih ingat desainnya seperti apa," sambung Setya Utomo.

Namun, setelah pengerjaan Revitalisasi sudah dilakukan, Setya Utomo justru menilai ada perbedaan dengan desain awal.

"Nah, yang saya lihat sekarang ini sangat berbeda dengan apa yang dipresentasikan oleh pemenang sayembara," ujar Setya Utomo.

"Dari desain yang saya lihat ada humbleness kepada alam karena dia enggak mau membawa Plasa Upacara melebar melebihi itu.

Tapi kenyataannya sekarang itu melebar."

Lebih lanjut, Setya Utomo mengomentari soal pemberhentian Revitalisasi Monas.

Ia menilai, ada sejumlah opsi mengenai kelanjutan Revitalisasi Monas itu.

"Tentu saja Komisi Pengawas sudah punya opsi-opsi," kata Setya Utomo.

"Bisa disetop dan ditolak untuk tidak diteruskan, diterima, disetujui dengan persyaratan.

Atau opsi-opsi lain kita tidak tahu."

Bahkan, ia menyebut adanya kemungkinan adanya rapat bersama Aneis Baswedan.

Setya Utomo menyatakan Anies Baswedan bakal diminta menjelaskan mengenai dua hal.

"Nanti bisa berkembang ketika ada rapat berikutnya dan kemudian Pak Gubernur diminta untuk menjelaskan dan mengembangkan," kata dia.

 Fadli Zon Membelot dari Gerindra, Bongkar Request Jokowi ke Partai Prabowo Soal Pansus Jiwasraya

 Fadli Zon Sebut WNI eks ISIS Adalah Korban, Mahfud MD Dilema, Fachrul Razi Kaji Secara Cermat

 Viral di Twitter, Andre Rosiade Bongkar Prostitusi Online, PSK: Cuma Mau Pergi Main, Kehabisan Duit

 Ketegasan Jokowi Soal Pemulangan WNI eks ISIS Tak Diikuti Prabowo Subianto, Mardani: Bisa Berantakan

"Pak Gubernur akan diminta untuk melakukan dua hal, meRevitalisasi dan juga rencana penyelenggaran dan penataan kawasan untuk Formula E."

Terkait pro dan kontra Revitalisasi Monas, Setya Utomo berharap kebijakan yang diambil tak akan merugikan masyarakat Jakarta.

"Tapi pada prinsipnya kami menginginkan ada penyelesaian yang terbaik, jangan sampai masyarakat dirugikan," tutupnya. (*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved