Fakta Baru Tewasnya Delis Siswi SMP yang Jasadnya Ditemukan di Gorong-gorong, Ayah Ternyata Bohong

Budi Rahmat, ayah siswi SMP Delis yang ditemukan tewas di gorong-gorong sekolahnya, SMPN 6 Tasikmalaya, akhirnya buka suara terkait kematian anaknya

Editor: Doan Pardede
KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA
SISWI SMP TEWAS - Ayah korban Delis Sulistina (13) siswi SMPN 6 Tasikmalaya yang ditemukan tewas di gorong-gorong sekolah sempat tertangkap kamera pada malam hari pertama penemuan mayat di RSUD dr Soekardjo Tasikmalaya, Selasa (4/2/2020). 

TRIBUNKALTIM.CO - Ada fakta baru dalam kasus tewasnya Delis Sulistina seorang siswi SMP yang jasadnya ditemukan di gorong-gorong, sang ayah ternyata berbohong ke guru. 

Diberitakan sebelumnya, kasus ini bermula saat warga Cilembang Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya, digegerkan dengan temuan sesosok mayat perempuan tersembunyi di gorong-gorong depan gerbang sekolahnya di SMPN 6 Tasikmalaya, Senin (27/1/2020) sore lalu.

Mayat siswi SMP bernama Delis Sulistina tersebut saat ditemukan masih berseragam Pramuka lengkap dan berkerudung, dan ditemukan di sampingnya tas sekolah berisi identitasnya serta buku-buku sekolah.

Sampai hari ini, polisi masih menunggu hasil otopsi oleh tim Forensik Polda Jawa Barat dan telah memeriksa sembilan orang saksi untuk mengungkap misteri kematian siswi SMP di Tasikmalaya tersebut.

Penjelasan Polisi Soal Hasil Otopsi Siswi SMP yang Tewas di Gorong-gorong, Ini Pengakuan Ibu Delis

• Kasus Balita Tewas tanpa Kepala, tak Ada Tindak Pidana, 2 Pengasuh PAUD Jadi Tersangka karena Ini

• Guru PAUD Ungkap Detik-detik Yusuf Gazali Hilang, Fakta Baru Mayat Balita Tanpa Kepala di Samarinda

• Dititip di PAUD, Balita di Samarinda Ini Malah Ditemukan Tewas Tanpa Kepala, Begini Nasib 2 Gurunya

• 2 Guru PAUD Terancam 5 Tahun Penjara, Balita Asuhannya Ditemukan Tewas Tanpa Kepala dan Organ Ini

Budi Rahmat (45), ayah siswi SMP yang ditemukan tewas di gorong-gorong sekolahnya, SMPN 6 Tasikmalaya, akhirnya buka suara terkait kematian anaknya.

Ia mengaku berbohong bahwa Delis Sulistina (13), anak kandungnya, berada di rumah saat para guru mencari Delis di tempat kerjanya.

Sebelumnya, Wakil Kepsek SMPN 6 Tasikmalaya mengatakan, pihak sekolah mencari Delis ke rumah ayahnya pada Jumat karena pada Kamis, sang ibu, Wati, melaporkan bahwa Delis tidak pulang ke rumah pada Rabu.

Saat dikonfirmasi, Budi Rahmat mengaku berbohong kepada guru anaknya bahwa Delis bersama dirinya.

Budi mengaku, sebenarnya Delis tidak bersama dirinya kala itu. Ia hanya ingin guru putrinya itu segera hengkang dari tempat Budi bekerja, makanya ia berbohong.

"Supaya cepat saja, Pak. Saya lagi sibuk kerja, dan supaya guru sekolah anak saya cepat pulang," katanya saat ditemui Kompas.com, Selasa (11/2/2020).

Ayah Delis mengaku sebagai pria pelupa Budi mengaku termasuk pria pelupa dan hal itu merupakan bawaan sejak lahir.

• Temuan Mayat Balita Tanpa Kepala, Guru PAUD Samarinda Ini Tersangka, Begini Respon Ayah Yusuf Gazali

• Dua Pengasuh Yusuf Gazali di PAUD Ditetapkan Sebagai Tersangka, Antara Pasrah dan Sulit Menerima

Kata Budi, kondisi itu akibat dari ibunya yang sering mengonsumsi obat-obatan saat mengandung dirinya.

Bahkan, Budi juga mengaku lupa saat ia menjawab pihak sekolah yang sempat menemuinya dan ia hanya teringat bahwa Delis sedang bersama dirinya.

Mengaku Syok dengan Kematian Anaknya "Waktu itu juga selain supaya guru itu cepat pulang, saya teringat kalau Delis sedang bersama saya," kata Budi yang didampingi istri barunya.

"Saya ada sakit di otak, hilang ingatan, karena efek ibu saat mengandung saya terlalu banyak minum obat. Katanya gitu kata orang tua saya."

Selama ini pun, Budi mengaku selalu memberi nafkah kepada anaknya tiap bulannya.

Bahkan, nafkah yang diberikan itu atas sepengetahuan istri barunya atau ibu tiri anaknya selama ini.

Dirinya pun selama ini hanya mengandalkan penghasilan gajinya sebagai pelayan salah satu rumah makan di Kota Tasikmalaya.

"Kalau setiap saya gajian, saya selalu membagi nafkah untuk anak saya dan istri saya yang baru di rumah," ujarnya.

• BREAKING NEWS Hasil Tes DNA Mayat Balita tanpa Kepala Identik, Polisi Amankan Dua Pengasuh PAUD

• DPRD Samarinda Dukung Keputusan Dinas Pendidikan Tutup PAUD Tempat Almarhum Yusuf Sekolah

Berikut 7 fakta lain tewas siswi SMP Delis yang jasadnya ditemukan di gorong-gorong

Tentang bukti baru hingga isi Curahan Hati (curhat) setahun sebelum tewas, 7 fakta terbaru tewasnya Delis, siswi SMP yang ditemukan di gorong-gorong.

Delis Sulistina (13), siswi Kelas VII SMPN 6 Tasikmalaya sempat menulis catatan berisi curahan hatinya (cuhat).

Catatan itu ia tulis saat lulus dari bangku Sekolah Dasar (SD) atau setahun sebelum gadis itu ditemukan tewas di gorong-gorong sekolahnya.

Dari catatan tersebut terungkap beberapa fakta kisah Delis Sulistina semasa hidupnya.

1. Bercita-cita menjadi Polwan

SISWI SMP TEWAS - (ILUSTRASI) Personel Polwan saat devile melintas di hadapan Walikota Samarinda, Syaharie Jaang, Sekkot Sugeng Chairuddin, Dandim 0901 Samarinda Letkol INF, M Bahrodin, Kaplresta Kombespol Vendra Riviyanto, Wakapolresta AKBP Dedi Agustono 
pada HUT ke 73, di Lapangan GOR Segiri jalan Kusuma Bangsa Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu(10/7/2019)
HUT Bhayangkara bertema Dengan Semangat Promoter Pengabdian Polri Untuk Masyarakat, Bangsa dan Negara.(TRIBUNKALTIM/NEVRIANTO HARDI PRASETYO)
SISWI SMP TEWAS - (ILUSTRASI) Personel Polwan saat devile melintas di hadapan Walikota Samarinda, Syaharie Jaang, Sekkot Sugeng Chairuddin, Dandim 0901 Samarinda Letkol INF, M Bahrodin, Kaplresta Kombespol Vendra Riviyanto, Wakapolresta AKBP Dedi Agustono pada HUT ke 73, di Lapangan GOR Segiri jalan Kusuma Bangsa Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu(10/7/2019) HUT Bhayangkara bertema Dengan Semangat Promoter Pengabdian Polri Untuk Masyarakat, Bangsa dan Negara.(TRIBUNKALTIM/NEVRIANTO HARDI PRASETYO) (TRIBUN KALTIM/NEVRIANTO HP)

Delis memiliki impian untuk menjadi seorang polisi wanita (polwan).

Ia pun memberi judul 'Cita-Citaku' pada catatan yang ditulisnya.

Delis mengaku, bercita-cita menjadi seorang polwan lantaran ingin membasmi kejahatan.

Di penggalan catatan itu, Delis menulis: 'Bila besar nanti saya ingin menjadi Polwan.

Mengapa saya ingin menjadi Polwan karena saya ingin memberantas kejahatan dan kejahatan akan berkurang.

Di SMP 6 Negeri saya akan belajar dengan tekun agar tercapai cita-cita saya saat besar nanti dan bila di kelas saya akan mendengarkan bila ibu guru menerangkan'

2. Tak ingin repotkan orangtua

Wati Fatmawati (46), ibunda mendiang Delis Sulistina (13) siswi SMPN 6 Tasikmalaya yang jenazahnya ditemukan di dalam gorong-gorong sekolahnya, Senin (27/1/2020).
SISWI SMP TEWAS - Wati Fatmawati (46), ibunda mendiang Delis Sulistina (13) siswi SMPN 6 Tasikmalaya yang jenazahnya ditemukan di dalam gorong-gorong sekolahnya, Senin (27/1/2020). (KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA)

Wati Fatmawati (46), ibunda mendiang Delis Sulistina (13) siswi SMPN 6 Tasikmalaya yang jenazahnya ditemukan di dalam gorong-gorong sekolahnya, Senin (27/1/2020).

Dalam catatan itu, Delis juga menulis alasannya meneruskan jenjang pendidikan ke SMP Negeri 6 Tasikmalaya.

Ia tidak ingin merepotkan orangtuanya.

'Setelah keluar dari SDN 2 Lewo, saya akan meneruskan ke SMP 6 Negeri bila diterima, Mengapa Saya akan meneruskan ke SMP 6 Negeri Kerena jaraknya dekat dari rumah dan tidak perlu buang-buang uang untuk biaya ongkos angkutan umum. Dan tidak perlu diberi uang yang banyak oleh orang tua cukup uang saku saja,' tulis Delis.

Sementara ibunda Delis, Wati Fatmawati (46) mengaku selama ini kondisi ekonomi keluarganya memang pas-pasan.

Wati mengatakan, berupaya membesarkan anaknya sendirian lantaran sang suami meninggalkan mereka.

Wati pun berjuang dengan menjadi seorang penjual lontong.

"Anak saya pun sempat ingin punya handphone tapi saya belum bisa membelikannya karena penghasilan saya hanya cukup untuk makan saja selama ini," katanya.

3. Ingin punya banyak teman

Prosesi pemakaman siswi SMP di Tasikmalaya yang ditemukan tewas di gorong-gorong sekolahnya dihadiri teman-teman sekolahnya dan warga setempat pada Rabu (29/1/2020) lalu.
SISWI SMP TEWAS - Prosesi pemakaman siswi SMP di Tasikmalaya yang ditemukan tewas di gorong-gorong sekolahnya dihadiri teman-teman sekolahnya dan warga setempat pada Rabu (29/1/2020) lalu. (KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA)

Pada catatan yang ditulisnya, Delis ingin mendapatkan banyak teman.

'Saya memilih ke SMP 6 Negeri karena saya ingin mendapatkan banyak ilmu pengetahuan dan ingin mendapatkan banyak teman-teman' tulisnya.

Namun kenyataannya, belum ada setahun bersekolah, Delis diduga menjadi korban bully di sekolahnya.

Ia menjadi murung sepekan sebelum ditemukan tewas.

Hal itu dikemukakan oleh seorang kerabat Delis bernama Ade Munir (56).

"Kata ibu korban, korban sering di-bully di sekolah. Dikatai bau lontong karena ibunya berdagang lontong," kata Ade.

4. Siswi yang pintar

Drainase sekolah SMPN 6 Tasikmalaya lokasi ditemukannya mayat siswi berseragam Pramuka dipasang garis polisi, Kamis (30/1/2020).
SISWI SMP TEWAS - Drainase sekolah SMPN 6 Tasikmalaya lokasi ditemukannya mayat siswi berseragam Pramuka dipasang garis polisi, Kamis (30/1/2020). (KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA)

Delis menulis, jika diterima di SMP 6, ia akan rajin belajar.

Semangat belajarnya tertuang dalam catatan tersebut.

'Di SMP 6 Negeri saya akan belajar dengan tekun agar tercapai cita-cita saya saat besar nanti. Bila Bu Guru memberi tugas di rumah saya akan mengerjakannya dengan senang hati agar mendapatkan ilmu yang bermanfaat'

Kecerdasan Delis diakui oleh Kepala Sekolah SMPN 6 Tasikmalaya, Nina Nartalina.

"(Delis) Salah satu siswa pintar dan sangat ceria saat berada di dalam kelasnya," kata Nina, Selasa (28/1/2020).

5. Ditemukan tewas di gorong-gorong

Satreskrim Polres Tasikmalaya terus menyelidiki pengungkapan kasus misteri kematian siswi SMP di gorong-gorong sekolahnya, Jumat (31/1/2020).
SISWI SMP TEWAS - Satreskrim Polres Tasikmalaya terus menyelidiki pengungkapan kasus misteri kematian siswi SMP di gorong-gorong sekolahnya, Jumat (31/1/2020). (KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA)

Delis ditemukan tewas di gorong-gorong sekolahnya di SMPN 6 Tasikmalaya, Senin (27/1/2020) sore.

Mayatnya mengenakan seragam pramuka lengkap, berkerudung dan terdapat tas sekolah berisi identitas dan buku-buku sekolah.

Evakuasi jenazah Delis memakan waktu lama.

Sebab Tim Unit Identifikasi harus membongkar tembok beton saluran drainase tersebut.

Hingga saat ini polisi masih menyelidiki penyebab kematian Delis.

6. Ada Bukti Baru

Satuan Reserse Kriminal Polres Tasikmalaya Kota telah mendapatkan bukti tambahan dan telah memeriksa 9 saksi terkait kasus kematian siswi SMP di gorong-gorong depan sekolahnya, Kamis (30/1/2020) pagi.

Sampai sekarang penyelidikan masih intensif dilakukan untuk mengungkap misteri kematian mengenaskan Delis Sulistiana (13) siswi SMPN 6 Tasikmalaya.

Sampai Kamis pagi, polisi masih belum bisa menyimpulkan penyebab kematian korban selama ini.

"Dari teman korban, pihak sekolah, dan lingkungan sekitar tempat kejadian perkara (TKP)," jelas Kepala Polres Tasikmalaya Kota AKBP Anom Karibianto, Kamis pagi. Polisi akan bersikap profesional dalam penyelidikan.

7. Hasil otopsi diketahui dalam 14-20 hari

Kesimpulan penyebab kematian harus didasarkan pada bukti, keterangan saksi, dan hasil otopsi yang telah dilakukan pada Selasa (28/1/2020) di RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya.

Hasil otopsi nantinya baru akan diketahui minimal 14 sampai 20 hari kerja oleh Tim Forensik Polda Jawa Barat.

Meski selama ini beredar kabar yang mengasumsikan bahwa korban meninggal akibat kekerasan kejahatan.

Anom mengaku saat ini Kepolisian belum bisa menyimpulkannya.

"Baru bisa dipastikan meninggal karena tindak pidana atau sesuatu yang lain setelah berdasarkan saksi dan bukti-bukti," tambah Anom.

Diberitakan sebelumnya, warga Cilembang Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya, digegerkan dengan temuan sesosok mayat perempuan tersembunyi di gorong-gorong depan gerbang sekolahnya di SMPN 6 Tasikmalaya, Senin (27/1/2020) sore.

Mayat tersebut saat ditemukan masih berseragam lengkap pakaian Pramuka berkerudung dan ditemukan disampingnya tas sekolah berisi identitasnya serta buku-buku sekolah.

Hal itu disampaikan Nining (48), salah seorang warga setempat yang rumahnya berhadapan dengan SMPN 6 Tasikmalaya di lokasi kejadian, Senin sore.

"Awalnya setiap hujan gorong-gorong di depan rumah saya airnya selalu meluap ke jalan.Tak biasanya kalau hujan juga biasanya gorong-gorong ini lancar." kata Nining.

"Setelah dicek oleh warga, ditemukan ada orang di dalamnya yang menghambat saluran air dan hanya terlihat itu awalnya kerudungnya. Kami kaget ada kayak mayat, langsung lapor polisi," jelas Nining.

Hal sama diutarakan Jajang (56), warga setempat lainnya yang menduga jenazah tersebut telah beberapa hari tersembunyi di saluran drainase tersebut.

Soalnya, saat kali pertama diketahui warga, baunya telah menyengat seperti bau bangkai tikus dan tercium sampai ke pemukiman warga di depan sekitar drainase tersebut.

Setelah meyakini bahwa benda yang menghambat saluran drainase itu sesosok mayat, warga pun langsung melaporkan kejadian ini ke Kepolisian.

• Hilangnya Yusuf Gazali Diungkap Pengasuh yang Kini Jadi Tersangka Saya Tinggal Yusuf Cuma Sebentar

• Gali Informasi Tambahan, Kapolresta Samarinda Temui Orangtua Ahmad Yusuf Ghozali

• Polisi Menduga Yusuf Gazali Terseret Air di Parit Depan PAUD Saat Hujan Deras,Penyelidikan Berlanjut

• Jarak Penitipan Anak & TKP 6 Km, Jasad Tanpa Kepala Bukan Yusuf Balita yang Hilang? Ini Kata Polisi

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Tasikmalaya, Irwan Nugraha | Editor : Aprillia Ika)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved