Siswa SMPN 2 Wisata Sejarah Bersama Komunitas Tarakan Tempoe Doloe, Mengenal Jejak Perang Dunia II
Rombongan siswa SMPN 2 Tarakan, Kalimantan Utara, pun memanfaatkan waktu liburan dengan melakukan wisata sejarah, Minggu (16/2/2020).
Kota Tarakan tercatat sebagai salah satu koota tersibuk dengan jumlah penduduk terbesar di Kaltara.
Aktivitas ekonominya juga cukup pesat lantaran dikenal sebagai penghasil minyak.
Perusahaan minyak milik negara Pertamina memiliki pengeboran di kawasan Tarakan.
Tak hanya itu Tarakan secara geografis juga cukup strategis sebab menjadi pintu gerbang perbatasan negara di bagian utara.
Hanya butuh beberapa jam melalui jalur laut dari Tarakan anda bisa langsung menyeberang ke Malaysia maupun Filipina.
Dengan kondisi kemajuan ekonominya yang cukup pesat membuat Tarakan menjadi salah satu daerah tujuan para pendatang untuk mengais rejeki.
Tetapi di balik segala perkembangannya, kota Tarakan menyimpan jejak sejarah yang cukup besar.
Pulau Tarakan menjadi salah satu wilayah yang merasakan dasyatnya perang dunia ke-2 pada tahun 1943 hingga 1945.
Perang besar antara pasukan sekutu dalam hal ini tentara Australia dan tentara Jepang yang menguasai Tarakan meletup.
Bahkan jauh sebelum mendaratnya Jepang, kota yang dikenal dengan julukan Bumi Panguntan itu telah lama menjadi pangakalan pertahanan Belanda.
Dari berbagai sumber yang dihimpun pihak Belanda pertama kali mendarat di Tarakan pada tahun 1896.
Kehadiran mereka lantaran mengetahui adanya sumber minyak bumi dan akhirnya berdirilah perusahaan perminyakan Belanda bernama Bataavishe Petroleum Maatchapij (BPM)
Hingga pada tahun 1923 kolonial Belanda memutuskan untuk menempatkan Asisten Resident serta pasukan dan berbagai perlengkapan tempur lainnya di kota ini.
Menelusuri semua jejak perang dunia ke-2 hingga berbagai peninggalan kolonial Belanda, Jepang dan juga Australia di Tarakan tidaklah begitu sulit.
Pemerintah kota Tarakan saat ini telah membangun Museum sejarah perang dunia ke-2.
Museum ini didirikan pada tahun 2017 lalu oleh Wali kota Tarakan, Sofian Raga.
Bangunan museum kota Tarakan terdiri dari dua gedung kembar.
Dengan arsitektur gedung gaya eropa dua gedung museum berwarna putih masing-masing ditempati untuk museum sejarah perang dunia ke-2 dan juga museum sejarah perminyakan.
Menuju ke museum ini tidaklah begitu sulit. Anda hanya butuh jarak tempuh sekitar 4 km dari pusat kota.
Tepatnya museum berada di kawasan kompleks Islamic Center, Kampung empat.
Di dalam museum perang dunia ke-2 terdapat berbagai koleksi.
Mulai dari senjata tentara Jepang, Belanda dan Australia.
Kemudian ada pula koleksi mata uang kuno, piring-piring peninggalan Belanda hingga perlengkapan Farmasi.
Anda juga bisa mendapati koleksi foto zaman pendudukan Belanda yang terpajang dan juga terdapat nisan makam Belanda yang menunjukan tahunnya.
Terdapat pula tiga unit mobil peninggalan tentara Australia yang terpajang di halaman museum.
Untuk berkunjung dan berkesempatan melihat langsung berbagai koleksi peninggalan perang dunia kedua ini anda cukup membayar retribusi.
"Biayanya tidaklah mahal, untuk pelajar cukup Rp 2 ribu, pengunjung dewasa Rp 5 ribu dan wisatawan mancanegara Rp 15 ribu," ucap Humas UPT Museum Tarakan, Fadly, saat ditemui, Senin (13/1/2020) sore.
Museum juga dibuka tiap harinya, mulai Pukul 09.00 Wita hingga Pukul 16.00 Wita.
(Tribunkaltim.co/Alfian)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/smpne-dua-tarakan.jpg)