Bukan Lagi Level Provinsi, Anies Beber Solusi Corona Skala Negara dan Beri Saran untuk Pemerintah RI
Menanggapi kenaikan angka kasus virus Corona atau covid-19, Anies Baswedan mengatakan bahwa saat ini pemerintah Indonesia memiliki dua pilihan
TRIBUNKALTIM.CO - Bukan lagi level Provinsi, Anies beber solusi Corona skala Negara dan beri saran untuk Pemerintah RI.
Wabah virus Corona (covid-19) kini semakin menghebohkan dunia internasional.
Setelah ditemukan lonjakan kasus yang drastis seperti di Italia, Iran, dan Korea Selatan, angka kasus positif di Indonesia juga telah menembus puluhan.
Menanggapi kenaikan angka kasus covid-19, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan bahwa saat ini pemerintah Indonesia memiliki dua pilihan dalam menangani kasus virus asal Wuhan, Hubei, China itu.
• Ibarat Kecepatan Pesawat Canggih yang Mendahului Suara, Begini Penularan virus Corona dari Wuhan
• China Bangun rumah sakit untuk Pasien virus Corona di Wuhan Hanya 6 Hari, Terungkap Ini Rahasianya
• Khawatir virus Corona Pesawat Batik Air Dikarantina Selama 14 Hari Usai Terbang dari Wuhan China
• Sudah Koordinasi dengan rumah sakit, Polda Kaltim Sebut Belum Ditemukan Pasien Suspect virus Corona
Dikutip dari YouTube Najwa Shihab, Rabu (11/3/2020), Anies mengatakan Indonesia sudah dapat melihat ragam cara penanganan covid-19 di sejumlah negara lain.
"Indonesia menghadapi situasi ini (wabah virus Corona) sekarang," kata Anies.
Anies mencontohkan kasus-kasus besar yang terjadi di Iran, Korea Selatan, Italia, dan Tiongkok.
Berdasarkan kasus-kasus disejumlah negara tersebut, Anies menarik kesimpulan bahwa ada tingkat keparahan kasus dapat dilihat dari cara penanganan negara yang bersangkutan.
"Ada pattern-nya (pola) di sini Mbak Nana," kata Anies.
Anies membagi pola tersebut menjadi dua, yakni negara yang santai di awal, dan negara yang waspada sejak awal.
"Satu, kita bisa dua pilihan, pilihan pertama, ambil rute seperti Iran, Amerika, Korea Selatan, Italia, apa yang mereka lakukan? Di awal rileks, lakukan terbatas pengetesan, lalu jumlahnya bertahap meningkat," paparnya.
"Di Italia itu pada 20 Februari itu cuman 4 kasus, dalam 18 hari menjadi 19.172, lompatnya luar biasa."
"Kemudian setelah itu lompat, pemerintahnya bertindak, untuk melakukan penutupan, pembatasan semuanya, itu satu model."
• Khawatir virus Corona Pesawat Batik Air Dikarantina Selama 14 Hari Usai Terbang dari Wuhan China
• Sudah Koordinasi dengan rumah sakit, Polda Kaltim Sebut Belum Ditemukan Pasien Suspect virus Corona
"Model kedua, kita saksikan juga, ada Singapura, Vietnam, Selandia Baru, apa yang mereka kerjakan? Mereka melakukan yang dikerjakan oleh negara-negara itu (Italia, Korea Selatan, dan lain-lain) tapi di masa awal, di fase awal," sambungnya.
Berdasarkan contoh-contoh tersebut, Anies ingin agar Indonesia menerapkan kewaspadaan di awal.
Di wilayah otoritasnya, Anies mengatakan Jakarta telah melakukan berbagai persiapan untuk skenario terburuk penyebaran covid-19.
"Jakarta, kami tadi kumpulkan semua, kami akan melakukan yang dikerjakan itu, di fase awal, supaya tidak terjadi peningkatan jumlah kasus," kata Anies.
Ketika melakukan simulasi, Anies mengatakan Jakarta memiliki kemungkinan positif Corona hingga ribuan kasus.
"Kalau dua minggu ke depan kita tidak melakukan langkah yang serius, punya potensi 6.000 kasus, 840 parah, 300 kritis, ini simulasi, dengan menggunakan skenario terburuk."
"Jika kita tidak mengerjakan seperti yang dikerjakan oleh Singapura, Selandia Baru, oleh Vietnam," imbuh Anies.
• Terjawab di Mata Najwa Tadi Malam, Achmad Yurianto Bongkar Asal Mula Pasien 27 Tertular virus Corona
• RESMI WHO Umumkan Status Darurat Internasional virus Corona, Lampaui Wabah SARS di China 2002-2003
Anies menegaskan apabila melakukan langkah cepat seperti Selandia Baru, maka penyebaran virus dapat diminimalisir dengan drastis.
"Ada dua rute, rute satu rileks, meningkat lalu bertindak, atau bertindak kemudian dikendalikan," katanya.
Sandiaga Uno Punya Solusi Tangani Isu Ekonomi di Tengah virus Corona
Wabah virus Corona yang kini telah menjangkit Indonesia tidak hanya berdampak pada keamanan kesehatan negara saja.
Wabah asal Wuhan, Hubei, China itu dipastikan akan berpengaruh terhadap stabilitas ekonomi di Indonesia.
Menanggapi isu tersebut, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan dirinya memiliki solusinya tersendiri.
Dikutip dari acara Hot Indonesia tvOne Sabtu (7/3/2020), Sandiaga Uno mengatakan solusinya adalah mengurus perekonomian di masyarakat tingkat menengah.
"Saya akan menyelesaikan dengan cara yang berbeda, karena bidang yang terkena dampak terbesar adalah masyarakat dengan pendapatan menengah," ujarnya.
Ia mengatakan permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan memberikan masyarakat di kelas menengah insentif agar dapat terus berbelanja di tengah situasi ekonomi yang terganggu.
"Maka Anda harus berikan insentif tambahan agar mereka dapat terus berbelanja," katanya.
Pria yang juga merupakan mantan calon Wakil Presiden Indonesia itu juga mengatakan bahwa pihak perbankan harus bisa memberikan kelonggaran bagi perusahaan yang gagal membayar bunga di tengah wabah virus Corona ini.
"Anda harus memperbaiki sistem perbankan, untuk memberikan kelonggaran, karena dapat dipastikan beberapa perusahaan tidak akan mampu memenuhi pembayaran bunga utang," papar Sandiaga Uno.
Sandiaga Uno mengatakan Indonesia bukan sekali ini dihadapkan dalam kasus menghadapi sebuah wabah.
Ia bercerita Indonesia juga memilliki pengalaman menghadapi MERS dan SARS.
Keadaan Indonesia saat ini diibaratkan oleh Sandiaga Uno layaknya kurva J.
Pertama ia akan turun, lalu ketika berada di posisi paling bawah, keadaan akan mulai normal, dan nantinya pulih dengan cepat.
"Pemulihannya sangat cepat," kata Sandiaga Uno.
Lihat videonya di bawah ini mulai menit ke-4.20:
• Batal Lawan Inter Milan di Liga Italia Pekan Ini, Juventus Karantina Pemainnya Akibat virus Corona
• Inilah 6 Kota di Indonesia Disebut Masuk Zona Kuning Penyebaran virus Corona, Kemenkes: Tidak Benar
• Ekspresi Mahfud MD Joget TikTok Tangkal virus Corona, Tak Kalah dengan Anies, Ganjar, Ridwan Kamil
• Gara-gara virus Corona, Jumlah Penumpang di Bandara SAMS Balikpapan Turun 1.000 Orang/Bulan