Virus Corona

Jangan Terulang di Indonesia, Terkuak Kenapa Corona Begitu Mengerikan di Italia, Sehari 800 Kematian

Ahli akhirnya membongkar penyebab mengapa virus Corona di Benua Eropa, termasuk Italia bisa sedemikian menyedihkan.

Editor: Doan Pardede
rte.ie
CORONA DI ITALIA - Ahli akhirnya membongkar penyebab mengapa virus Corona di Benua Eropa, termasuk Italia bisa sedemikian menyedihkan. 

TRIBUNKALTIM.CO - Jangan terulang di Indonesia, terkuak kenapa virus Corona begitu mengerikan di Italia, sehari 800 kematian.

Mengapa tingkat kematian korban virus Corona di Italia sungguh parah, yakni 800 tewas sehari, di susul Spanyol dan Prancis?

Ahli dari China akhirnya membongkar penyebab mengapa virus Corona di Benua Eropa sedemikian menyedihkan.

Darurat virus Corona di Eropa, Italia 800 tewas dalam sehari, disusul Spanyol & Prancis, ahli dari China beberkan penyebabnya.

• Vaksin virus Corona Sudah Diujicoba, Ini Yang Terjadi Pada Ratusan Tubuh Relawan, Suhu Tubuh Berubah

• Awas Bila Tiba-tiba Tak Bisa Cium Bau, Gejala Baru Corona Ditemukan, Penderita Tidak Batuk dan Demam

• Bukan Lagi Ditunda, Ujian Nasional SD, SMP, SMA, Madrasah 2020 Ditiadakan, Ini 2 Opsi Penggantinya

• Puncak Penyebaran virus Corona di Indonesia Diprediksi Terjadi Pertengahan April, Kapan Berakhir?

Darurat virus Corona di Eropa hingga kini menjadi salah satu perhatian dunia.

Bahkan jumlah kasus baru virus Corona di Eropa terus meningkat dan tak kunjung bisa dikendalikan.

Hal ini dibuktikan dengan rataan kematian pasien virus Corona covid-19 di Italia yaitu satu setiap dua menit.

Angka-angka tersebut menunjukkan 793 telah meninggal pada hari Sabtu (21/3/2020), atau rata-rata 33 kematian per jam.

Angka tersebut yang bukan hanya angka melainkan manusia yang kehilangan nyawa, menandai peningkatan kematian terbesar dalam periode 24 jam.

CORONA DI ITALIA - Warga Italia memegang lampu, lilin, lampu senter, atau cahaya ponsel, dari jendela atau balkon, selama flashmob
CORONA DI ITALIA - Warga Italia memegang lampu, lilin, lampu senter, atau cahaya ponsel, dari jendela atau balkon, selama flashmob "Italia Patria Nostra" (Italy Our Country) di distrik Garbatella di Roma pada 15 Maret 2020, ketika berita virus corona di Italia mewabah besar beredar. (ANDREAS SOLARO / AFP)

Jumlah keseluruhan korban sekarang di Italia mencapai 4.825 jiwa.

Angka ini tentu melebihi China, tempat virus Corona pertama kali ditemukan di Wuhan

• Cara Deteksi Dini Gejala virus Corona Secara Mandiri, Bisa Dilakukan dari Rumah, Gratis 24 Jam

• Alasan China Beri Bantuan APD Tangani virus Corona Untuk Indonesia Diungkap Prabowo Subianto

Lalu di Inggris sendiri Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, memperingatkan Inggris juga dalam bahaya.

Korban tewas di Inggris virus Corona, dilansir dari Mirror, telah mencapai 233 jiwa.

Dan ia mengumumkan bahwa kejadian ini persis sama dengan kematian di Italia dua minggu lalu.

Prancis sendiri juga telah melaporkan 112 kematian cirus Corona dalam 24 jam terakhir, dengan total 562.

Lalu negara Spanyol dengan catatan terinfeksi 25.496 jiwa, dengan angka kematian 1.381jiwa.

Peringatan dan penyebab dibeberkan dokter ahli dari China

CORONA DI ITALIA - Warga Italia bernyanyi, melambaikan tangan, dan bertepuk tangan di sebelah spanduk bertuliskan
CORONA DI ITALIA - Warga Italia bernyanyi, melambaikan tangan, dan bertepuk tangan di sebelah spanduk bertuliskan "Forza ragazzi #andratuttobene, restiamo a casa" (Ayo, teman-teman #semuaakanbaikbaiksaja, tinggal di rumah saja), saat flash mob "Una canzone per l'Italia" ( Lagu untuk Italia) di distrik Magliana di Roma pada 15 Maret 2020. (ANDREAS SOLARO / AFP)

Sejumlah dokter di China sebelumnya telah mengungkapkan kekhawatirannya terhadap benua Eropa, dan bisa saja membuat kesalahan seperti di Wuhan.

Di Wuhan, saat awal wabah virus Corona merebak, masih kurang pemahaman tentang penyakit dan peralatan pelindung yang tak memadai.

• Kepada Ganjar Pranowo, Dokter Ini Sebut Penyemprotan Disinfektan Cegah covid-19 Justru Berbahaya

• Via Instagram, Anies Baswedan Beber Kriteria Warga Jakarta Yang Berhak Ikut Rapid Test virus Corona

Hal ini menyebabkan ribuan petugas kesehatan terinfeksi saat merawat pasien positif covid-19.

"Rekan-rekan Eropa kami tertular penyakit saat bertugas dan proporsinya sangat mirip dengan situasi sebelumnya di Wuhan," kata Wu Dong, seorang profesor di Rumah Sakit Peking Union Medical College Hospital, seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (20/3/2020), lansir dari Kompas.com.

"Kita perlu melindungi staf medis," kata Wu, yang berbicara kepada para jurnalis di Beijing, Senin (16/3/2020), bersama tiga dokter top China lainnya.

Banyaknya petugas medis yang terinfeksi kini menjadi krisis baru bagi negara-negara Barat di tengah melonjaknya kasus infeksi.

Di Italia, maupun di Benua Amerika, Amerika Serikat, serta negara-negara lainnya melaporkan kekurangan pasokan alat pelindung.

Sementara, banyak pasien yang membutuhkan perawatan mereka.

Sifat virus yang sangat menular menunjukkan tanda-tanda penularan yang tidak biasa.

Direktur Unit Perawatan Intensif di Peking Union Medical College Hospital Du Bin menyebutkan, dokter THT di Wuhan memiliki tingkat infeksi yang lebih tinggi dibandingkan rekan-rekan lainnya di rumah sakit yang sama.

CORONA DI ITALIA - Plastik belanja dan virus Corona
CORONA DI ITALIA - Plastik belanja dan virus Corona (kolase TribunStyle.com/rencongpost)

"Interpretasi pribadi saya adalah dokter-dokter ini memiliki kotak yang sangat dekat dengan pasien. Itulah alasan utama mereka mudah terinfeksi," kata Du.

"Sangat penting untuk mendidik dan melatih dokter tentang cara melindungi diri mereka sendiri," lanjut dia.

Tak seperti SARS, virus Corona hanya menyebabkan gejala ringan atau bahkan tidak menunjukkan gejala sama sekali pada tubuh pasien.

Artinya, pasien tersebut secara tak sadar bisa menyebarkan virus ke orang lain.

Menurut para dokter, pemberian tes asam nukleat yang mengidentifikasi urutan genetik virus dalam sampel pasien merupakan hal yang sangat penting.

"Uji, uji, dan uji," kata Du.

Pengujian telah menjadi barometer penting bagi pemerintah berbagai negara di dunia dan sistem perawatan kesehatan.

Pemerintah AS menghadapi kemarahan publik karena lambatnya peluncuran tes.

Sementara, negara-negara seperti Indonesia dan India dikritik karena tidak melakukan pengujian massal.

Korea Selatan, yang memiliki jumlah kasus terbesar kedua di Asia, telah mengendalikan wabahnya sebagian besar melalui pengujian puluhan ribu orang setiap hari.

6 Dokter Meninggal, Pemerintah Diminta Percepat Distribusi APD bagi Tenaga Medis

Wakil Ketua Komisi IX Melki Laka Lena meminta pemerintah tidak hanya memberikan insentif kepada para tenaga medis seperti dokter dan perawat.

Namun, pemerintah juga harus memperhatikan keselamatan tenaga medis dalam menangani wabah virus Corona dengan memenuhi ketersediaan alat pelindung diri (APD).

"Tak hanya insentif, tapi ke depannya harus ada perhatian, salah satu kebutuhan mendesak daripada tenaga medis kita ini dokter dan perawat ini adalah alat pelindung diri," ujar Melki saat dihubungi Kompas.com, Senin (23/3/2020).

Melki mengatakan, pemerintah harus mempercepat distribusi alat pelindungan diri (APD) untuk tenaga medis ke rumah sakit yang menjadi rujukan pasien covid-19.

Pemerintah dapat memanfaatkan hubungan baik dengan negara-negara lain untuk mendapatkan stok APD yang tengah diperebutkan 180 negara terdampak virus Corona.

"Kami berharap pemerintah pusat kemudian teman-teman swasta untuk barang itu (APD) kan ada dari China, Korea Selatan dan India. Selagi punya hubungan baik dengan negara-negara tersebut, kami mendorong dengan sangat agar mereka bekerja keras untuk pengadaan, sehingga barang ini bisa sampai ke Indonesia," ujarnya.

Lebih lanjut, Melki juga meminta, jajaran direksi rumah sakit mempersiapkan para tenaga medis yang sehat secara fisik dan psikis untuk menangani pasien Covid-19.

Ia mengimbau, direksi rumah sakit untuk tidak memaksa para tenaga medis untuk menangani pasien Covid-19.

"Jangan memaksa dan mendorong orang yang tidak siap secara psikis dan kondisi fisiknya enggak bagus, lebih baik istirahat. Karena imun yang lemah pasti kena (Covid-19), jadi saya anjurkan screening tenaga medis yang siap ke lapangan agar betul-betul dilakukan dengan baik oleh direksi RS," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengumumkan, enam dokter yang bertugas menangani wabah virus Corona (Covid-19) di Indonesia meninggal dunia.

Lima orang dokter di antaranya diduga meninggal dunia akibat terjangkit virus Corona.

Adapun seorang dokter lainnya meninggal dunia akibat serangan jantung setelah mempersiapkan fasilitas kesehatan demi menghadapi virus Corona.

"Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia berduka cita amat dalam atas wafatnya sejawat-sejawat anggota IDI sebagai korban pandemi Covid-19," demikian dilansir Kompas.com dari akun resmi Instagram PB IDI @ikatandokterindonesia, Senin (23/3/2020).

Lima dokter yang diduga meninggal akibat terjangkit Covid-19, yakni dokter Hadio Ali SpS, dokter Djoko Judodjoko SpB, dokter Laurentius P SpKj, dokter Adi Mirsa Putra Sp THT, dan dokter Ucok Martin SpP.

Adapun dokter Toni D Silitonga bukan meninggal akibat terpapar Covid-19.

Dokter yang menjabat sebagai Kepala Seksi Penanggulangan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Bandung Barat itu meninggal akibat kelelahan serta serangan jantung setelah mempersiapkan fasilitas kesehatan agar sigap dari ancaman virus Corona dan edukasi masyarakat agar terhindar dari Covid-19.

Kapolres Curhat Sulitnya Minta Warga Tinggal di Rumah

Salah satu imbauan Presiden Joko Widodo untuk mencegah penyebaran covid-19 adalah dengan menerapkan social distancing atau menghindari kerumunan.

Namun, tampaknya imbauan orang nomor satu di Indonesia itu masih sulit dilakukan oleh sebagian masyarakat.

Petugas di sejumlah daerah terpaksa membubarkan acara resepsi pernikahan atau kerumunan warga di tempat-tempat hiburan.

Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat misalnya.

Sejumlah warung kopi (warkop) dan kafe di seputaran jalan menuju Bandara Supadio Pontianak, masih tetap buka dan melayani pengunjung.

"Bahkan saat dibubarkan pun, mereka hanya pindah ke tempat lain, bukan pulang ke rumah," kata Kapolres Kubu Raya AKBP Yani Permana kepada Kompas.com, Senin (23/3/2020).

Tangkapan layar video Kapolres Kubu Raya AKBP Yani Permana saat merazia warkop dan kafe di seputan jalan menuju Bandara Supadio Pontianak, Kalimantan Barat, Minggu (22/3/2020).
Tangkapan layar video Kapolres Kubu Raya AKBP Yani Permana saat merazia warkop dan kafe di seputan jalan menuju Bandara Supadio Pontianak, Kalimantan Barat, Minggu (22/3/2020). (IST)

Hal tersebut tentu saja membuat dongkol, karena seluruh aparatur negara bekerja siang malam agar dapat mencegah penyebaran virus Corona.

Dalam sebuah video yang beredar, tampak Yani berucap akan sujud jika warga masih tetap tidak membubarkan diri dan pulang ke rumah masing-masing.

"Saya sampai mengatakan (akan sujud) itu karena kami sudah imbau berkali-kali, tapi mereka tetap duduk. Bahkan ada yang tertawa saat kami menyampaikan imbuan, seolah covid-19 ini biasa saja," ujar Yani.

Menurut dia, hampir seluruh warga yang nongkrong tersebut adalah pelajar. Padahal mereka harusnya tetap tinggal di rumah dan mengisolasi diri.

"Namun faktanya mereka malah ada di lokasi tersebut (warkop dan kafe)," ucap Yani.

virus Corona atau covid-19 telah menjadi pandemi di seluruh dunia, tanpa terkecuali di Indonesia.

Pasien positif covid-19, hingga Minggu (22/3/2020) siang, terdata sebanyak 514 yang tersebar di 20 provinsi di Indonesia.

Sementara di Kalimantan Barat, sejak virus Corona mewabah dan menjadi pandemi hingga Sabtu (22/3/2020), ada sebanyak 34 pasien dalam pengawasan covid-19.

Sebanyak 2 pasien di antaranya dinyatakan positif covid-19; 12 pasien negatif covid-19 dan keluar; 19 pasien masih dirawat di ruang isolasi dan 1 orang meninggal dunia saat menunggu hasil uji laboratorium.

Rumah sakit yang menangani pasien-pasien tersebut adalah, RSUD Soedarso Pontianak mengisolasi 5 pasien; RSUD Abdul Azis Singkawang 6 pasien; Rumah Sakit Mitra Medika 1 orang; RSUD Kabupaten Sambas 3 pasien; RSUD Pemangkat 1 pasien; RSUD Melawi 1 pasien; RSUD Kartika Husada 1 pasien; RSUD Agoesdjam Ketapang 1 pasien; dan RSUD Sintang 2 pasien. Masing-masing pasien yang positif covid-19 diisolasi di RSUD Soedarso Pontianak dan RSUD Abdul Azis Singkawang, Kalimantan Barat.

IKUTI >> Update virus Corona

Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul Parah! Italia 800 Tewas Sehari, Disusul Spanyol & Prancis, Ahli Bongkar Sebab Corona Eropa Mematikan dan di Kompas.com dengan judul " "6 Dokter Meninggal, Pemerintah Diminta Percepat Distribusi APD bagi Tenaga Medis" dan "Polisi Ini Ceritakan Sulitnya Minta Warga Tetap di Rumah: Ada yang Tertawa Saat Diimbau"

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved