Virus Corona

Jumlah Kematian Pasien Corona Menurun, Ilmuwan Peraih Nobel Prediksi Covid-19 Berakhir Lebih Cepat

Jumlah kematian pasien positif Virus Corona mulai menurun, ilmuwan peraih Nobel prediksi covid-19 berakhir lebih cepat.

YUAN ZHENG CHINA OUT via Kompas.com
ILUSTRASI - Jumlah Kematian Pasien Corona Menurun, Ilmuwan Peraih Nobel Prediksi Covid-19 Berakhir Lebih Cepat 

TRIBUNKALTIM.CO - Jumlah kematian pasien positif Virus Corona mulai menurun, ilmuwan peraih Nobel prediksi covid-19 berakhir lebih cepat.

Kabar menenangkan tentang pandemi Virus Corona datang dari Ilmuwan peraih Nobel.

Seorang pemenang Nobel dan ahli biofisika Stanford, Michael Levitt yang memperkirakan peningkatan jumlah kematian terkait kasus covid-19 akan terus berkurang dari hari ke hari.

Bahkan ia memprediksi wabah ini akan berakhir lebih cepat.

 Di ILC, Driver Ojol Curhat Dapati Hal Tak Terduga Saat Virus Corona Merebak, Karni Ilyas Tersentuh

 Daftar Lokasi 427 Pasien Positif Virus Corona di Wilayah Anies Baswedan, Semua Kelurahan Jakarta Ada

 Jokowi Bocorkan 4 Provinsi Bakal Terima Dampak Buruk Virus Corona, Bukan Jakarta, 2 di Kalimantan

 Kabar Gembira, Ilmuwan China Akhirnya Ungkap Kapan Virus Corona Bisa Lenyap Tak Bersisa dan Caranya 

Di tengah kabar mencemaskan mengenai wabah  Virus Corona di berbagai negara, masih ada sejumlah kabar yang menenangkan hati kita.

Levitt mulai mulai menganalisa jumlah kasus covid-19 di seluruh dunia pada bulan Januari dan hitungannya dengan tepat menemukan bahwa China akan melalui wabah  Virus Corona terburuknya, jauh sebelum banyak pakar kesehatan memperkirakan.

Saat ini, dia memperkirakan situasi serupa akan terjadi di Amerika Serikat dan negara-negara lain di dunia yang terdampak Virus Corona.

Jika sejumlah ahli epidemiologi memprediksi akan ada gangguan sosial besar-besaran dan berkepanjangan serta jutaan kematian, analisa Levitt justru berkebalikan dengan skenario mengerikan itu.

"Yang kita butuhkan saat ini adalah mengendalikan kepanikan. Dalam skala besar kita akan baik-baik saja," katanya, seperti dilansir dari LA Times.

Lalu, data apa yang dianalisa oleh Levitt dari kasus China? Pada 31 Januari, China mencatat 46 kasus kematian baru karena covid-19 dan 42 kematian baru sehari sebelumnya.

Meski jumlah kematian meningkat setiap harinya, tetapi tren kenaikan itu perlahan mereda.

Dalam pandangannya, fakta bahwa kasus baru yang sedang diidentifikasi berjalan lebih lambat daripada jumlah kasus baru itu sendiri adalah tanda awal bahwa lintasan wabah telah bergeser.

Ilustrasi Social Distancing
Ilustrasi Social Distancing (Freepik.com)

Levitt mengibaratkan wabah adalah mobil yang melaju di jalan raya terbuka. Meskipun mobil itu masih memiliki kecepatan tertentu, tidak berarti mobil itu mengalami peningkatan kecepatan yang sama besar seperti sebelumnya.

"Ini menunjukkan bahwa tingkat peningkatan jumlah kematian akan melambat pada pekan-pekan mendatang," tulis Levitt dalam sebuah laporan yang dikirim kepada teman-temannya, 1 Februari lalu yang secara luas dibagikan di media sosial China.

Itulah mengapa ia memperkirakan jumlah kematian akan berkurang setiap hari.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved