Virus Corona

Di RSD Wisma Atlet, Pasien Virus Corona Wajib Lapor Via WhatsApp, Cek Suhu Tubuh Sendiri, 5 Wafat

Di RSD Wisma Atlet, pasien Virus Corona Wajib lapor via WhatsApp, cek suhu tubuh sendiri, 5 wafat

Editor: Rafan Arif Dwinanto
kompas.com
Bangunan dan faslitas untuk atlet di wisma atlet mendapat pujian dari Inasgoc, dianggapa lebih bagu dibanding di Incheon, Korea Selatan. 

TRIBUNKALTIM.CO - Di RSD Wisma Atlet, pasien Virus Corona Wajib lapor via WhatsApp, cek suhu tubuh sendiri, 5 wafat.

Pemerintah Jokowi menyulap Wisma Atlet di Kemayoran menjadi Rumah Sakit Darurat atau RSD untuk pasien Virus Corona.

Hingga kini RSD Wisma Atlet merawat ratusan pasien positif Virus Corona, plus ratusan PDP dan ODP.

Total 5 pasien meninggal, 3 diantaranya positif covid-19 dan 2 PDP juga meninggal.

Pasien covid-19 yang dirawat di Rumah Sakit (RS) Darurat covid-19 di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Utara menerapkan perawatan dan isolasi mandiri.

Kepala Kesehatan Kodam Jaya Kolonel Stefanus Dony mengatakan, pasien di RSD Wisma Atlet merupakan pasien yang tidak memiliki riwayat penyakit bawaan.

Paling Pertama Nyatakan KLB, Kota Asal Jokowi Kini Resmi Bebas Virus Corona, Ini Cara Sederhananya

300 Calon Perwira Polisi Anak Buah Idham Azis Terpapar Virus Corona, Mabes Polri Ambil Langkah Ini

Sehingga mereka masih bisa melakukan aktivitas secara mandiri.

"Pasien-pasien yang masuk rumah sakit ini (RSD Wisma Atlet) dengan sistem isolasi mandiri.

Dalam arti pasien di sini adalah yang bisa melaksanakan aktivitas sendiri dengan ketentuan tidak ada penyakit penyerta dan mereka tidak didampingi dengan keluarga," kata Stefanus seperti dikutip dalam tayangan Kompas TV Petang, Rabu (1/4/2020).

Stefanus menjelaskan, para pasien covid-19 ditempatkan masing-masing dalam satu kamar.

"Ada yang dua orang (dalam satu kamar) dengan kriteria tertentu karena satu kamar ada dua tempat tidur," ujar Stefanus.

Para pasien juga diwajibkan melaporkan hasil pemeriksaan suhu tubuh kepada tenaga medis dua kali dalam sehari.
"Setiap pagi mereka melaporkan temperatur pada pukul 07.00 WIB dan pukul 19.00 WIB dengan melakukan sendiri.

Mereka akan menyampaikan melalui WhatsApp," ungkap Stefanus.

Seperti diketahui, jumlah pasien yang dirawat di Rumah Sakit (RS) Darurat covid-19 di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Utara kembali bertambah per Rabu (1/4/2020) pukul 08.00, menjadi 428 orang.

Terdiri dari 260 pasien pria dan 168 pasien wanita.

Jumlah pasien yang dinyatakan positif covid-19 juga bertambah 4 orang menjadi 105 pasien.

Sementara, jumlah pasien yang masuk kategori pasien dalam pengawasan ( PDP) sebanyak 242 orang dan 81 pasien masuk kategori orang dalam pemantauan ( ODP).

Hingga Rabu, total sebanyak 3 pasien yang dirawat di RSD Wisma Atlet meninggal dunia.

Jokowi Ungkap Motif Sebenarnya Pilih PSBB Dibanding Karantina Wilayah, Lockdown Itu Apa Sih?

Sebanyak 2 pasien yang belum diketahui hasil tes terkait covid-19 meninggal dunia pada Minggu (29/3/2020) lalu dan seorang pasien kategori PDP meninggal dunia Senin (30/3/2020).

Dokter Wuhan ungkap Kondisi Saat Parah

Peng Zhiyong, seorang Dokter senior yang bekerja di unit perawatan intensif (ICU) di Rumah Sakit Zhongnan, Wuhan menceritakan pengalamannya saat menangani wabah virus corona atau covid-19.

Peng mengaku telah menyaksikan banyak kematian secara 'tak adil', terutama ketika berhadapan dengan wabah Sars yang mematikan pada tahun 2003 dan flu burung pada tahun 2016.

 Jokowi Ungkap Motif Sebenarnya Pilih PSBB Dibanding Karantina Wilayah, Lockdown Itu Apa Sih?

 Dokter Sarankan Lakukan Cara Sederhana Ini Agar Terbebas dari Virus Corona

Tetapi Peng mengakui, terkadang dirinya menangis ketika melawan wabah covid-19.

Terutama ketika rumah sakitnya harus menolak pasien yang sakit kritis karena kekurangan tempat tidur.

Atau bahkan ketika ada pasien yang meninggal dunia, meski ia tahu ada upaya terbaik dari petugas medis untuk menyelamatkan nyawan pasien tersebut.

"Saya tidak bisa tenang dalam menghadapi kematian.

Tetapi saya harus bekerja sama dengan emosi itu untuk melakukan pekerjaan saya," kata Peng, dilansir South China Morning Post.

Saat ini, China sudah mulai pulih dari wabah corona secara perlahan.

Tetapi Dokter seperti Peng masih harus berjuang untuk menyelamatkan beberapa pasiennya yang kritis.

Diketahui diawal Januari, 600 kasus di negara Cina masih tercatat parah, namun bisa turun dari puncak wabah pada pertengahan Februari.

“Pasien-pasien ini benar-benar sakit."

"Setengah dari mereka akan berjuang untuk berhasil sembuh," ujar Peng yang juga seorang Dokter tamu di Rumah Sakit Prince of Wales Hong Kong selama wabah sindrom pernapasan akut (Sars) 2003.

"Tingkat kematian kasus covid-19 (sekitar 4 persen) lebih rendah dari Sars (sekitar 10 persen)."

"Tetapi begitu dirawat di perawatan intensif, penyakit ini berkembang sama cepat dan serentak dengan Sars," jelas Peng.

Dokter yang telah merawat Sars dan covid-19 itu mengatakan gejala terakhir dari penyakit itu biasanya menyerang lebih lambat.

Tetapi hal itu justru dapat membuat Dokter lengah, yang bisa membuat penyakit tersebut berkembang pesat.

Selain merusak paru-paru, covid-19 juga dapat menargetkan organ vital lainnya seperti jantung dan hati.

Penyakit itu pertama kali diidentifikasi di Wuhan akhir tahun lalu.

 Angka Kematian Akibat Virus Corona Capai 3 Ribu Jiwa, Dokter Amerika Serikat Pasrah Tangani Covid-19

Di Wuhan sendiri telah mencatat lebih dari 60.000 kasus dan sekitar 20 persen di antaranya digolongkan parah atau kritis.

Unit perawatan intensif Peng, masih merawat 20 pasien.

Peng mengatakan tingkat kematian untuk kasus kritis telah merambat naik selama tiga bulan terakhir.

Yakni dari kurang dari 20 persen pada Januari menjadi sekitar 30 persen pada Maret.

Sebab, pasien yang kritis, sebelumnya memiliki beberapa komplikasi.

Tim Peng yang terdiri dari sekitar 200 Dokter dan perawat harus belajar di tempat kerja.

Karena pengalaman mereka sebelumnya sebagai spesialis perawatan kritis terbatas digunakan dalam mengobati penyakit yang sebelumnya tidak diketahui ini.

Sembari mereka belajar untuk memperbaiki perawatan dan teknik merawat para pasien covid-19, disaat itu pula mereka telah "kehilangan" beberapa nyawa.

Peng menggambarkan bagaimana pasien pertama di rumah sakit tempatnya bekerja.

Saat itu seorang penjual makanan berusia 53 tahun dari pasar Huanggang, tiba pada 6 Januari dengan penyakit pneumonia misterius.

"Saya harus mengakui pasien ini. Dia sangat sakit dan ditolak oleh beberapa rumah sakit."

"Dia akan mati jika kita tidak menolongnya," kenang Peng.

 Kasus Virus Corona di Wilayah Anies Baswedan Ancam Tenaga Medis, 81 Dokter dan Perawat Terinfeksi

Pasien memburuk pada hari berikutnya dan Dokter memberinya pengobatan yang dikenal sebagai oksigenasi membran ekstrakorporeal atau paru-paru buatan.

Hal itu merupakan perangkat medis yang digunakan untuk menggantikan fungsi paru-paru manusia yang telah kehilangan fungsi aslinya.

Pasien tersebut akhirnya berhasil sembuh setelah dua minggu perawatan.

Pria itu pun akhirnya dipulangkan pada 27 Januari, tanpa mengharuskan membayar biaya perawatannya yang mahal.

IKUTI >> Update Virus Corona

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pasien Covid-19 di RSD Wisma Atlet Kemayoran Jalani Isolasi Secara Mandiri", https://megapolitan.kompas.com/read/2020/04/01/20072081/pasien-covid-19-di-rsd-wisma-atlet-kemayoran-jalani-isolasi-secara.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved