Waspada Serangan DBD, Kadinkes Tarakan Sebut Puskesmas Rutin Minta Abate
Memasuki musim penghujan, Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas rutin lakukan pembagian abate ke masyarakat. Disampaikan Dinas Kesehatan
Penulis: Risnawati | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO, TARAKAN - Memasuki musim penghujan, Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas rutin lakukan pembagian abate ke masyarakat.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Tarakan, dr Witoyo saat ditemui Wartawan Tribunkaltim.co, Jumat (3/4/2020) Puskesmas rutin meminta Abate ke Dinkes Tarakan), biasanya kan itu untuk masyarakat yang punya tampungan air itu," ujarnya.
Tak hanya pembagian abate kepada masyarakat Tarakan, dr Witoyo juga mengatakan sosialisasi tentunya akan dilakukan oleh Puskesmas yang ada di wilayah kota Tarakan.
"Jadi garis terdepannya itu kan di Puskesmas. Sosialisasi itu pasti dilakukan, terlebih dahulu ke Kader, ke RT, brosur penyuluhan-penyuluhan itu juga ada. Jadi kalau Dinas Kesehatan sibuk, Puskesmas itu pasti aktif melakukan giat-giat sesuai dengan wilayahnya," sebutnya.
• Update Kasus Covid-19 di Tarakan, PDP Bertambah Jadi 12 Orang, Satu Orang Terkonfirmasi Positif
• Pemkot Tarakan Jemput Kembali 11 Jamaah Tabliq Ijtima Dunia Cluster Gowa Sulawesi Selatan
• Putri Walikota Tarakan Jalani Kuliah Secara Online, Kerap Terima Email dari Kampus Universitas Hubei
Dia juga mengatakan bahwa Puskesmas Tarakan kerap kali melakukan pendekatan-pendekatan kepada masyarakat, bagaimana cara meningkatkan angka bebas jentik.
"Biasanya dilihat angka bebas jentiknya ( ABJ ) kayak apa, nanti perlu sosialisasi ke masyarakat, ini kasusnya meningkat, angka bebas jentiknya masih rendah, nah ini biasanya dilakukan pendekatan ke masyarakat bagaimana cara meningkatkan ABJ itu. Kalau seperti ini mungkin masyarakat takutnya sama corona atau Covid-19 daripada DBD, padahal yang lebih mematikan itu ya DBD, tapi karena ada hal baru biasanya lebih menakutkan," pungkasnya
• Pemkot Tarakan Hibahkan Tanah untuk Bangun Asrama Haji Transit
• Cegah Covid-19, DPRD Kota Tarakan Rencanakan Donasi, Ini Penjelasan Ketua Dewan
• Cegah Covid-19, Pendaftaran Nikah di Tarakan Bisa Secara Online Lewat Aplikasi Simkah
Ia mengatakan bahwa budaya masyarakat yang suka menampung air hujan, harusnya membiasakan diri menutup penampungan.
"Mungkin karena budaya masyarakat itu suka nampung air hujan dan setelah ditampung tidak ditutup. Kalau penampungannya tidak ditutup ya jelas nyamuk-nyamuknya akan masuk. Kalau dulu sudah dipancing untuk diberi topi DBD, kayaknya masyarakat sekarang belum terpancing untuk melakukan secara mandiri. Nah ini perlu kemandirian masyarakat," lanjutnya.
Ia menyarankan kepada masyarakat untuk tetap mewaspadai DBD di musim penghujan ini.
"Sarannya jadi menjelang puncak grafik demam berdarah meningkat di Tarakan, saya mengimbau selain covid-19, jaga jarak, cuci tangan, hindari kerumunan, dan lain-lain, nah jangan lupa juga penampungan-penampungan (air) ini ditutup supaya jentik nyamuknya tidak makin banyak," tuturnya.