Wawancara Eksklusif

Kisah Cak To Tailor and Gallery Lawan Corona, dari Penjahit Baju Pengantin Kini Buat Baju Hazmat

Cak To Tailor and Gallery menjahit dan mendistribusikan APD berupa baju hazmat ke Rumah Sakit Umum Kota Tarakan ( RSUKT ).

Penulis: Risnawati | Editor: Adhinata Kusuma
TRIBUNKALTIM/RISNAWATI
Cak To Tailor And Gallery produksi APD berupa baju hazmat untuk tenaga medis Kota Tarakan. 

TRIBUNKALTIM.CO, TARAKAN - Tenaga medis menjadi barisan terdepan dalam menghadapi perang melawan Virus Corona ( covid-19 ) di berbagai daerah, termasuk di Tarakan, Kalimantan Utara.

Namun sayangnya, 'bajuperang' para tenaga medis ini sangatlah terbatas.

Karena itu, sejumlah pihak tergerak untuk menyumbangkan donasi untuk kebutuhan para tenaga medis, terutama Alat Perlindung Diri (APD) berupa baju hazmat.

Termasuk di antaranya Cak To Tailor and Gallery yang ikut mendistribusikan APD berupa baju hazmat ke Rumah Sakit Umum Kota Tarakan (RSUKT).

Berikut wawancara ekslusif TribunKaltim.co dengan pemilik Cak To Tailor and Gallery, Achmad Riyanto bersama rekannya Husein Baraqbah seorang pekerja di Dinas Kesehatan Kota Tarakan yang telah ikut peduli dengan tenaga medis di Kota Tarakan.

Baca Juga: Pasar di Tarakan Tutup, Kepala Disperindagkop dan UMKM Tarakan Pastikan Itu Hoax

Baca Juga: DPRD Tarakan Keluarkan 4 Poin Putusan Soal Pandemi Corona, Diusulkan ke Pemerintah Kota

Cak To Tailor And Gallery produksi APD berupa baju hazmat untuk tenaga medis Kota Tarakan
Cak To Tailor And Gallery produksi APD berupa baju hazmat untuk tenaga medis Kota Tarakan (TRIBUNKALTIM/RISNAWATI)

Bagaimana cerita awalnya hingga Tailor Cak To and Galery berpikir untuk membuat baju hazmat

Mungkin pertama, saya kan juga bekerja selain di bidang fashion, saya juga bekerja di Dinas Kesehatan Kota Tarakan, nah berawal dari situlah kami melihat saat ini kondisi di Tarakan, kebutuhan APD itu sangat banyak, tetapi ketersediaannya APD yang kurang.

Dari situlah saya bercerita sama mas Achmad Riyanto yang kebetulan juga bergerak dibidang yang sama (fashion) untuk bagaimana kalau kita membuat APD.

Awalnya sih kita membuat masker itu sebanyak 300 buah yang kita bagikan ke masyarakat.

Tetapi kita lihat lagi terlalu banyak sudah masyarakat yang menjual maupu yang membagikan masker secara gratis.

Kita berfikir kenapa tidak membuat baju hazmat saja dan ternyata itu sangat disambut antusias oleh pihak Dinas Kesehatan maupun pihak Rumah Sakit, karena memang kebutuhan baju hazmat sangat-sangat tinggi.

Sehari-hari sebelum wabah Corona ini, apakah pernah membuat baju hazmat, atau hanya baju pesanan biasa? 

Untuk baju hazmat, kita memproduksi saat-saat ini setelah ada pandemi virus corona ini.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved