Wawancara Eksklusif
Kisah Cak To Tailor and Gallery Lawan Corona, dari Penjahit Baju Pengantin Kini Buat Baju Hazmat
Cak To Tailor and Gallery menjahit dan mendistribusikan APD berupa baju hazmat ke Rumah Sakit Umum Kota Tarakan ( RSUKT ).
Penulis: Risnawati | Editor: Adhinata Kusuma
Sebelumnya kita hanya buat baju-baju biasa, kalau terakhir sih kita buat baju pengantin, baju pesta.
Anda bekerja sendiri atau ada dibantu karyawan?
Kita juga memiliki 3 karyawan tetapi karena pandemi corona ini, jujur kita juga mengalami penurunan pesanan atau orderan, jadi banyak orderan terpaksa ditunda dulu untuk prosesnya.
Karena banyak acara yang tertunda, akhirnya daripada kita di rumah juga tidak punya aktivitas, mulailah kita bergerak membantu teman-teman di Dinas Kesehatan untuk membuat APD.
Untuk pembuatan APD kita 3 orang.
Baca Juga: Cegah Virus Corona, DPRD Minta Pemkot Tarakan Segera Usulkan PSBB ke Kementerian Kesehatan
Baca Juga: Pemkot Tarakan Datangkan 500 Ton Gula Impor, Pastikan Stok Cukup Hingga Ramadan
Darimana modal awalnya saat membuat baju hazmat. Apakah uang sendiri, sumbangan, donasi?
Untuk modal awal, baju hazmat itu kita gunakan modal sendiri dari Cak To Tailor and Gallery.
Tetapi setelah jadi 20 baju hazmat, kita coba membuka donasi dan Alhamdulillah teman-teman saya di Dinas Kesehatan sangat antusias untuk menyisihkan sedikit rezeki mereka yaitu memotong tunjangan pendapatan penghasilan (TPP).
Nah itulah yang kita gunakan untuk membeli bahan pembuatan APD.
Keahlian membuat baju hazmat dipelajari darimana?
Kalau untuk baju hazmat sendiri kan banyak, mau searching di google modelnya kan seperti ini pasti gampang dibuatnya kan sangat gampang sekali.
Waktu pertama kali membuat apakah langsung sukses, langsung jadi baju hazmat, apakah baju ini di buat 1 ukuran all size?
Ya jadi pada dasarnya sih baju hazmat sama saja cara pembuatannya atau proses pengerjaannya dengan baju-baju yang lain tidak ada yang istimewa atau signifikan.