Akibat Covid-19, Potensi Penerimaan Negara Turun Hingga Rp 472 T, THR dan Gaji 13 PNS Dikaji Ulang
Akibat Covid-19, Potensi Penerimaan Negara Turun Hingga Rp 472 T, THR dan Gaji 13 PNS Dikaji Ulang
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wabah Virus Corona atau covid-19 yang melanda negeri ini berpengaruh terhadap sendi-sendi perekonomian.
Penerimaan negara ikut merosot alias terjun bebas, tak tanggung-tanggung penurunannya sampai 10 persen atau mencapai sebesar Rp 472 triliun.
Beban negara pun meningkat sehingga pemerintah minta alokasi untuk pembayaran THR dan gaji 13 PNS tahun ini agar dikaji ulang.
Proyeksi kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun 2020 terpukul akibat meluasnya penyebaran wabah Virus Corona atau covid-19.
Perkembangan yang kurang menggembirakan tersebut memaksa pemerintah melakukan efisiensi sambil fokus mengatasi covid-19 agar tidak menekan pertumbuhan ekonomi Indonesia terlalu dalam.
• Khatib di NTB Diamankan Polisi Gara-gara Sebut Muslim Kafir jika Tak Shalat Jumat saat Wabah Corona
Merespon kondisi tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah sedang mengkaji ulang kebijakan pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) dan gaji ke-13 bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) untuk tahun 2020.
Hal ini sejalan dengan permintaan Presiden Joko Widodo untuk melakukan pengkajian.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, dengan kondisi penurunan penerimaan negara pada tahun ini, sementara belanja meningkat, maka pemerintah membahas sejumlah langkah yang mengarah pada efisiensi.
• Ngaku tak dari Luar Negeri, Kebohongan Pasien Corona Ini Bikin 76 Karyawan RSUD Purwodadi Diperiksa
Hal itu dia sampaikan dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR beberapa waktu lalu.
"Termasuk permintaan presiden agar dibuat kajian pembayaran THR dan gaji ke-13, apakah perlu, dipertimbangkan lagi, mengingat beban negara meningkat," ujar Sri Mulyani, Senin (6/4/2020).
Berdasarkan perhitungan pemerintah, penerimaan negara berpotensi mengalami penurunan sebesar 10% atau setara Rp 472,3 triliun.
Sehingga outlook APBN 2020 menjadi sebesar Rp 1.760,9 triliun dari target sebelumnya sebesar Rp 2.233,2 triliun.
• UPDATE Kasus Virus Corona di 34 Provinsi Indonesia, Papua Salip Kaltim, Sulsel Masuk 5 Besar
Sebaliknya, Sri Mulyani menuturkan, outlook belanja negara meningkat menjadi sebesar Rp 2.613,8 triliun dari sebelumnya diasumsikan hanya sebesar Rp 2.540,4 triliun.
Dengan demikian, defisit APBN pun naik drastis dari sebelumnya Rp 307,2 triliun atau 1,76 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) menjadi sebesar Rp 853 triliun atau setara 5,07 persen terhadap PDB.
Lantas, pemerintah pun kini fokus melakukan realokasi dan refocusing anggaran. Sri Mulyani mengestimasi, penghematan belanja negara dengan dilakukannya realokasi dan refocusing mencapai Rp 190 triliun.
• Sebulan Corona di Indonesia, 1.506.713 Pekerja Dirumahkan dan Kena PHK, Respons Jokowi?