Virus Corona

Ahli Sebut RI Belum di Puncak Pandemi Corona,Bersiap Hadapi Gelombang Kedua: Kuncinya Disiplin Warga

Disiplin masyarakat dalam menerapkan pola hidup sehat dan langkah pencegahan penting untuk menghadapi perkiraan puncak pandemi maupun gelombang kedua.

Freepik.com
Ahli Sebut Indonesia saat ini belum berada di puncak pandemi Corona, namun harus bersiap menghadapi gelombang kedua. 

TRIBUNKALTIM.CO - Sejumlah ahli menyebut kondisi Indonesia saat ini belum sampai pada puncak pandemi Virus Corona

Namun demikian, Indonesia sudah harus bersiap menghadapi gelombang kedua covid-19. 

Kementerian Kesehatan menegaskan kuncinya adalah disiplin masyarakat. 

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto mengatakan, disiplin masyarakat dalam menerapkan pola hidup sehat dan langkah pencegahan penting untuk menghadapi perkiraan puncak pandemi maupun gelombang kedua penularan covid-19.

 Mengejutkan! Stafsus Ungkap Kondisi Budi Karya Usai Disebut Sembuh dari Corona, Ternyata Belum Pasti

 Kabar Baik dari Ahok Setelah Anies Baswedan Larang Ojek Online Angkut Penumpang saat PSBB di Jakarta

 Karni Ilyas Terang-terangan Ungkap Paham Alasan Jokowi Tak Tetapkan Lockdown, Kritik Cara PSBB

"Jadi kuncinya adalah bagaimana masyarakat disiplin. Sekarang intinya masyarakat diminta disiplin (menerapkan pola hidup sehat). Nanti setelah sampai puncak ya tetap saja harus disiplin," ujar Yuri saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (14/4/2020).

Sikap disiplin ini meliputi penerapan hidup bersih dan sehat ( PHBS ) seperti mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir, menjaga kondisi tubuh dengan konsumsi gizi seimbang, berolahraga.

Kemudian, memakai masker, menjaga etika batuk dan bersin, menjaga jarak saat komunikasi sosial, tetap berada di rumah, hingga disiplin untuk tidak berkerumun di luar rumah.

Menurut Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Corona itu, masyarakat yang berada di daerah berstatus Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB ) juga harus disiplin menjalankan aturan yang ada.

Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Achmad Yurianto yang juga juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (6/3/2020). Dalam keterangan persnya Achmad Yurianto menyampaikan sebanyak empat orang dinyatakan suspect virus Corona karena telah melakukan kontak langsung dengan warga Depok yang positif sebelumnya dan mengalami gejala-gejala awal seperti Influenza yang kini tengah diobservasi dan menunggu hasil pasti dari pemeriksan laboratorium.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Achmad Yurianto yang juga juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (6/3/2020). Dalam keterangan persnya Achmad Yurianto menyampaikan sebanyak empat orang dinyatakan suspect virus Corona karena telah melakukan kontak langsung dengan warga Depok yang positif sebelumnya dan mengalami gejala-gejala awal seperti Influenza yang kini tengah diobservasi dan menunggu hasil pasti dari pemeriksan laboratorium. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

"Intinya disiplin (dalam melakukan pencegahan) hingga hal-hal terkecil sampai penyakit ini tidak ada," ucap dia.

"Ini ( covid-19 ) penyakit menular. Kalau penyakit menular itu tak tergantung aturan, tetapi tergantung bagaimana aturan itu dijalankan," kata Yuri.

 Tema ILC TV One 14 April 2020, Karni Ilyas Bahas PSBB Berlaku: Dengarlah Suara Rakyat, Anies Tampil?

Sementara itu, bagi masyarakat yang sudah terlanjur pulang kampung, mereka tetap harus melakukan disiplin isolasi mandiri.

"Kan instruksi Presiden sudah jelas kan kalau sudah terlanjur pulang harus isolasi mandiri, melapor RT/RW, ya itu patuhi saja. Kalau belum terlanjur pulang ya tidak usah pulang dulu. Disiplin hingga ke hal-hal kecil, " ucap Yuri.

Sebelumnya diberitakan, para ahli menyebutkan wabah covid-19 di Indonesia belum mencapai puncak pandemi.

Namun, di sisi lain kita juga harus bersiap pada gelombang kedua pandemi Virus Corona, jika sistem melemah.

Hal ini disampaikan oleh Perwakilan Solidaritas Berantas covid-19, Prof Akmal Taher.

"Saya kira memang gelombang kedua ( pandemi ) itu bisa terjadi, saat puncak sudah lewat, yang sakit itu sudah turun," kata Akmal dalam diskusi daring bertajuk Hari Kesehatan Dunia 2020: Aksi Nyata Masyarakat Sipil di Masa Pandemi, Kamis (9/4/2020).

 Masa PSBB, Polda Metro Jaya Beri Alasan Pilih Ikut Aturan Anies Baswedan Dibanding Luhut Pandjaitan

Potensi terjadinya gelombang kedua pandemi di Indonesia ini bisa terjadi, kata dia, jika sistem yang saat ini sudah dibuat oleh Pemerintah dan dilakukan oleh masyarakat sipil melonggar.

Lantas, jika ada satu wilayah yang ditemukan lagi kasus infeksi, akan di-lockdown wilayah tersebut.

Akmal berkata, saat jumlah kasus terjadi penurunan setelah mencapai puncaknya nanti.

Bukan berarti di masyarakat tidak ada sama sekali transmisi atau penularan terjadi tanpa diketahui.

"Kalau sistem tetap jalan itu bisa teratasi. Tapi kalau sistem kita longgar. Wah, itu masih mungkin terjadi (gelombang kedua pandemi Virus Corona di Indonesia)," ujar dia.

Covid-19 Masih Mengintai China, Muncul 108 Kasus Baru, Gelombang Kedua Virus Corona Datang dari Luar

Diberitakan sebelumnya, kasus pasien positif virus Corona di China kembali melonjak, ada 108 kasus baru pada Selasa (14/4/2020).

Virus Corona atau covid-19 ternyata masih mengintai China.

Adanya kasus baru menjadi bukti bahwa gelombang kedua virus Corona atau covid-19 datang dari luar negeri.

Virus Corona akan terus ada sebelum vaksin dibuat.

Virus Corona masih merajalela di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia dan bahkan China yang menjadi negara pertama yang dilanda wabah.

Meski begitu, pada (8/4/2020) lalu kota Wuhan yang merasakan wabah kali pertama akhirnya mencabut kebijakan lockdown.

Kota tersebut diketahui telah lockdown selama 11 minggu.

Sebagai informasi, lockdown di Wuhan sudah dimulai pada awal Januari lalu.

Pada akhir Maret, kasus baru covid-19 di China mulai melambat dan akhirnya China melonggarkan batasannya.

Namun, ketika larangan bepergian dicabut, China daratan telah merasakan peningkatan kasus covid-19 terbaru.

Dilansir dari Worldofbuzz dari Reuters pada (13/4/2020), sebagian besar kasus baru ini adalah pasien baru yang pulang dari negara lain.

Laporan pada hari Minggu (12/4/2020) menyebutkan bahwa ada 108 kasus covid-19 baru.

Dan hal ini menjadikan kasus terbesar setelah lima minggu sebelumnya hampir tak ada kasus baru, lapor Reuters.

Menurut Komisi Kesehatan Nasional China, 98 kasus ini adalah kasus impor baru dan ada juga kasus 61 pasien asimptomatik atau orang tanpa gejala baru.

Sampai sekarang, jumlah total kasus yang dikonfirmasi di Cina daratan adalah 82.160 termasuk 77.663 sembuh dan 3.341 meninggal.

Ahli sebut warga China seharusnya bersiap dengan babak baru virus Corona

Dilansir dari Worldofbuzz pada Senin (6/4/2020) lalu, salah satu pakar kesehatan dari China sebut virus Corona masih mengintai negara itu.

Dalam waktu seperti ini ia bahkan menyebutkan bahwa babak baru virus Corona sedang berlangsung di luar negeri.

Zeng Guang, kepala ahli epidemiologi dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, bahkan mengatakan bahwa negara itu masih belum melihat kahir dari pandemi ini.

“China tidak mendekati akhir tetapi telah memasuki tahap baru."

"Dengan meluasnya epidemi (secara) global, China belum mencapai akhir dari virus Corona.”

Ahli sebut kehidupan normal baru bisa berjalan satu tahun lagi, keadaan seperti ini lebih baik berlangsung hingga vaksin virus Corona siap digunakan.

Kapan kehidupan normal seperti dulu kembali? Kapan virus Corona selesai? Apa bisa kehidupan kembali normal lagi?

Berbagai pertanyaan muncul di benak masyarakat terkait virus Corona.

Para ahli kesehatan telah menyarankan kepada pemerintah di berbagai negara untuk melakukan kebijakan yang diperlukan.

Di Indonesia, beberapa kebijakan itu di antaranya adalah social distancing, kerja di rumah, PSBB, hingga penertiban di berbagai daerah.

 Karni Ilyas Dukung Langkah Jokowi Tangani Corona Saya Sudah Melihat Kemungkinan-kemungkinan Ini

 Ramalan Zodiak Cinta Selasa 14 April 2020, Gemini Bertemu Orang Spesial, Libra Dapat Kejutan

 Bukan ke Anies Baswedan, Jokowi Justru Minta Kapolri Idham Azis Pastikan Program Ini Berjalan di DKI

Kebijakan ini dilakukan karena semakin banyaknya kasus virus Corona di seluruh dunia, bahkan di Amerika Serikat kasus virus Corona telah mencapai 500.000 jiwa.

Meski di Indonesia masih sedikit yang melaporkan telah terinfeksi, pemerintah menduga ada orang OTG (Orang yang terinfeksi virus Corona tanpa gejala).

Dilansir dari KHOU dan Mirror pada (10/4/2020), ahli vaksin dan pandemi khawatir tidak mungkin bisa memberantas covid-19 hingga vaksin berhasil dibuat.

Sehingga banyak ahli yang menyarankan bahwa beberapa pembatasan sosial ini mungkin perlu ada hingga vaksin berhasil hancurkan virus Corona.

Realistis saja, seperti dilansir oleh berbagai sumber, vaksin dari sebuah virus membutuhkan waktu pembuatan dan pengetesan paling cepat 12 hingga 18 bulan.

Update virus Corona dunia

Dilansir dari Worldometers, jumlah total kasus virus Corona di dunia semakin meninggi dan hampir menyentuh angka 2 juta jiwa, lebih tepatnya 1.923.716 kasus.

Termasuk 119.596 meninggal dunia, 443.922 kasus sembuh, bahkan dalam satu hari terakhir dilaporkan ada 5.400 kematian baru.

Berikut 5 besar negara terdampak virus Corona:

Amerika Serikat

Total kasus: 586,813

Total meninggal: 23,619

Total sembuh: 36,254

Spanyol

Total kasus: 170,099

Total meninggal: 17,756

Total sembuh: 64,727

 Karni Ilyas Dukung Langkah Jokowi Tangani Corona Saya Sudah Melihat Kemungkinan-kemungkinan Ini

 Warga Sewakul Takut tak dapat Pelayanan Kesehatan Setelah Tolak Penguburan Perawat Positif Corona

 Rangga Sasana Petinggi Sunda Empire Sesumbar Bisa Hentikan Corona, Kerja Sama dengan Badan Intelijen

 Pasien Virus Corona yang Diumumkan Jokowi Bukan Tertular Warga Jepang, Pakar Ungkap Fakta Sebaliknya

Italia

Total kasus: 159,516

Total meninggal: 20,465

Total sembuh: 35,435

Prancis

Total kasus: 136,779

Total meninggal: 14,967

Total sembuh: 27,718

Jerman

Total kasus: 130,072

Total meninggal: 3,194

Total sembuh: 64,300

IKUTI >> Update Virus Corona

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Soal Puncak Pandemi dan Gelombang Kedua covid-19, Kemenkes: Kuncinya Disiplin Masyarakat ", https://nasional.kompas.com/read/2020/04/14/08382201/soal-puncak-pandemi-dan-gelombang-kedua-covid-19-kemenkes-kuncinya-disiplin?page=all
Penulis : Dian Erika Nugraheny

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved