Kronologi Polemik yang Buat Belva Devara Mengundurkan Diri dari Jabatan Stafsus Presiden Jokowi
CEO Ruang Guru yang juga Staf Khusus Presiden Joko Widodo ( Jokowi ), Belva Devara menyatakan mengundurkan diri dari posisinya sebagai staf khusus
Aplikasi Ruangguru bahkan pada tahun 2019 menjadi aplikasi belajar terpopuler berdasarkan Google Play User’s Choice Award 2018 dan memperoleh rating tertinggi untuk aplikasi belajar di Indonesia, dengan rating 4.7/5.
Polemik yang Muncul
Polemik muncul ketika keterlibatan Skill Academy by Ruang Guru dalam Program Kartu Pra Kerja. Sejumlah pihak pun mengkritik karena diduga ada "kepentingan" di sana.
Satu di antaranya kritik datang dari Wasekjen Partai Demokrat Rachland Nasidik.
Ia menyinggung keterlibatan aplikasi Ruangguru yang didirikan oleh salah satu staf khusus Jokowi, Adamas Belva Syah Devara, di program kartu Prakerja.
"Perusahaan yang dipimpin stafsus Milienial Presiden jadi salah satu mitra pemerintah dalam menjual pelatihan online bagi peserta kartu Prakerja. Total anggaran dari negara: Rp 5,6 Triliun," cuit Rachland dalam akun Twitternya, Rabu (15/4/2020) lalu.
Ruangguru sebenarnya pada 20 Maret telah mengumumkan unit usahanya yang diberi nama 'Skill Academy' by Ruangguru resmi ditunjuk sebagai salah satu mitra resmi kartu Prakerja di laman situs resminya. Peserta dapat memilih program pelatihan onlineyang tersedia di platform tersebut.
Ruangguru adalah salah satu perusahaan yang menjadi fasilitator pelatihan Kartu Prakerja yang memiliki anggaran Rp 5,6 triliun.
BACA JUGA:
• Pengetatan Sosial Diterapkan, Kualitas Udara di Balikpapan Nomor 1 Terbaik dari 39 Kota di Indonesia
• Pasien Pertama Positif Corona di Berau Kondisi Membaik, Tiga Masih Mengalami Keluhan
• Kursi Tamu Diberi Jarak, Bupati Kukar Gelar MoU, Berikut Nilai Pagu Anggaran Penanganan Covid-19
Ada delapan perusahaan yang digandeng pemerintah untuk proyek Kartu Prakerja. Maka, jika dibagi rata, masing-masing perusahaan berpotensi meraup Rp 700 miliar.
Selain itu, harga kursus yang ditawarkan oleh platform tersebut juga dinilai terlalu tinggi. Ekonom muda Indef, Bhima Yudhistira, pun pernah menantang Staf Khusus Presiden sekaligus bos Ruangguru, Adamas Belva Syah Devara, untuk berdebat terkait dengan program Kartu Prakerja.
“Saya melihat secara pribadi model pelatihan online itu banyak yang overprice. Materi dari pelatihan online yang ini juga menurut saya bisa lebih baik di YouTube daripada Kartu Prakerja, misalkan cara membuat kroket keju itu kan semua tersedia di YouTube,” kata dia seperti dikutip dari laman Kompas.com.
BACA JUGA:
• 7 Alumnus Ijtima Dunia di Gowa Diperiksa Rapid Test di Bontang, Dinkes Sebut Ada 3 Positif
• Peserta Ijtima Dunia di Gowa Banyak Belum Lapor Pulang, Kemenag Bontang Sebut Ada Santri Berangkat
Lebih rinci, ia mengatakan, jika per orang diberi Rp 1 juta dengan target Kartu Prakerja sebanyak 5,6 juta korban PHK, maka totalnya adalah Rp 5,6 triliun.
Nominal ini, jika diberikan dalam bentuk tunai, dinilai akan lebih membantu korban PHK untuk mencukupi kebutuhan hidup.