Hari Kartini
Sejarah 21 April Hari Kartini, Ini Rekam Jejak Sang Pahlawan Nasional Raden Ajeng Kartini
Momen Sejarah Hari Ini tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini atau Kartini Day. Peringatan Hari Kartini untuk mengenang jasa Pahlawan
Meninggal
RA Kartini meninggal pada 17 September 1904 di usia 25 tahun setelah beberapa hari melahirkan.
RA Kartini dimakamkan di Desa Bulu Kabupaten Rembang.
RA Kartini ditetapkan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional pada 2 Mei 1964 oleh Presiden Soekarno lewat Keputusan Presiden No 108 Tahun 1964.
• Hari Kartini, Postingan 8 Artis Cantik Ini Benar-benar Bikin Baper
Tidak hanya itu, tanggal lahir RA Kartini 21 April diperingati sebagai Hari Kartini.
Ini untuk menghormati jasa-jasanya dalam memperjuangkan emansipasi perempuan Indonesia.
Tak Ingin Hidup Lebih dari 25 Tahun
Kematian RA Kartini yang mendadak pada tanggal 17 september 1904, empat hari setelah melahirkan putera laki-lakinya mengejutkan banyak pihak.
Sabahat dan kerabat tidak menyangka RA Kartini pergi begitu cepat.
Suaminya, RM Djojo Adiningrat tak kuasa menahan sedih dan sangat terpukul, perasaannya ini dengan nyata ia ungkapkan dalam suratnya kepada Nyonya Abendanon, sahabat sekaligus wanita yang dianggap ibu oleh Kartini.
"Dengan halus dan tenang ia menghembuskan napasnya yang terakhir dalam pelukan saya, lima menit sebelum hilangnya (meninggal) pikirannya masih utuh, dan sampai saat terakhir ia masih sadar. Dalam segala gagasan dan usahanya, ia adalah lambang cinta dan pandangannya dalam hidup demikian luasnya. Jenasahnya saya tanam keesokan harinya di halaman pasanggrahan kami di Bulu, 13 pal dari kota," tulis Djojo Adiningrat seperti di kutip dari buku "Kartini: Sebuah Biografi" yang ditulis oleh Sitisoemandari Soerto.
• Diciptakan WR Supratman, Beginilah Lagu Ibu Kita Kartini Jika Dimainkan dengan Biola, Merdu!

Kabar mengenai kematian RA Kartini kemudian tersiar dalam koran De Java bode hari Senin, 19 September 1904, dalam sebuah ‘in memoriam’ yang menceritakan riwayat hidup Kartini.
"Suatu kehilangan yang susah digantikan oleh mereka yang akan berusaha mengikuti jejaknya," tulis koran itu.
RA Kartini sendiri semasa hidupnya seperti sudah punya firasat kalau hidupnya tak akan lama.
Ia sempat ‘berpamitan’ kepada orang-orang terdekatnya.