Virus Corona di Kukar
Cara Merangkum Isi Buku ala Belajar Siswa di Kukar Kala Pandemi Corona, Kombinasikan Video
Pandemi covid-19 atau Corona kali ini membuat aktivitas kegiatan di sekolah diliburkan. Seperti halnya yang ada di lembaga pendidikan formal.
TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Pandemi covid-19 atau Corona kali ini membuat aktivitas kegiatan di sekolah diliburkan. Seperti halnya yang ada di lembaga pendidikan formal di Kalimantan Timur.
Para siswa dan murid dianjurkan belajar di rumah masing-masing secara mandiri dalam rangka mendukung program pemerintah dalam penganganan cegah penyebaran Corona agar tidak lebih meluas.
Penerapan jaga jarak, tidak diperbolehkannya ada kumpulan banyak orang, membuat para pelajar, belajar di rumah, caranya pun ada yang menerapkan teknologi video.
Kali ini di Hari Buku Sedunia ini genap 1 tahun 6 bulan Reading Days SDN 003 Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur berjalan.
BACA JUGA:
• Tanoto Foundation Dukung Penanganan Covid-19, Berikan APD ke Rumah Sakit di 3 Wilayah
• Program PINTAR Tanoto Foundation, Dosen dan Guru Kolaborasi Kembangkan Inovasi Pembelajaran
Terinspirasi dari pelatihan modul 1 budaya baca Tanoto Foundation, SDN 003 Tenggarong mengalokasikan dana bosnas untuk membelikan buku anak.
Selain itu, SDN 003 Tenggarong menerapkan membaca senyap 10-15 menit sebelum kelas dimulai.
Tidak hanya itu, kunjungan perpustakaan diadakan bergantian 2 minggu sekali. Guru SDN 003 juga mendorong hasil literasi anak dengan membuat pantun, puisi, dan cerita bergambar.
Kurnia Astuti, salah satu guru sekolah ini harus beradaptasi dengan tantangan pandemik ini, termasuk menyusun ulang kegiatan literasi.
BACA JUGA:
• Pandemi Corona, Dinkes Kutim Berharap Tidak Ada Transmisi Lokal di Kutai Timur
• Soal Sembako Gratis, Wabup PPU Minta RT Hingga Lurah dan Kades Tidak Minta Pungutan ke Warga
• Gubernur Kaltara Irianto Lambrie Bantu Warga yang Dikarantina di BKPSDM Bulungan
Reading Days, diganti dengan mendokumentasikan kegiatan membaca dan merangkum buku yang dibaca, puisi, dan pantun dalam bentuk video.
Dirinya ungkapkan, setiap hari Sabtu, siswa dapat memilih berbagai kegiatan yang mengharuskan keterampilan membaca. Kegiatan ini tetap berjalan untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap buku.
Kata dia, sebuah riset dari Universitas Toledo mengungkapkan frekuensi membaca bersama dapat mempererat hubungan anak dan orang tua.
Cara Belajar Memakai Video
Salah satunya Zahra, kelas IV memvideokan pembacaan puisi yang berjudul “Bunda” tentang bagaimana Zahra mengagumi sosok ibunya.
Awalnya Zahra mencari puisi yang disukai melalui internet, kemudian Zahra menulis ulang sebelum didokumentasikan.
Setelah itu, Zahra meminta bantuan orang tua untuk memvideokan Zahra sedang membaca puisi. Setelah itu, video dikirim melalui WhatsApp Group, dan Kurnia mengapreasiasi semua video yang dikirimkan.
BACA JUGA:
• Ada Jadwal Uji Swab, 6 Santri Ponpes Temboro Magetan Dikarantina di Tarakan
• Dalam Sebulan, PMI Tarakan Bantu Semprotkan Disinfektan ke 639 Lokasi Untuk Tanggulangi Covid-19
Beda halnya dengan Dinny Amaliyah, memilih merangkum isi buku favoritnya yang berjudul "Raja Yang Culas."
Karena buku ini sering dibacanya, mudah bagi Dinny merangkum cerita ini dalam tiga paragraf. Setelah dirangkum, Dinny merekamnya dan mengirim ke Kurnia.
“Saya lebih mengetahui kemampuan membaca anak saya, tidak hanya itu saya mengetahui genre bacaan anak saya,” ungkap orang tua Najwa.

Kurnia Astuti melihat program membaca ini dapat meningkatkan kepercayaan diri para siswanya. Selain itu ada kesepahaman antara Kurnia dan orang tua siswa terkait bakat anak didiknya.
Salah satu siswa ada yang membaca puisi mengenai bagaimana manusia merusak hutan. Pembacaan puisi tersebut diiringi suara latar yang cocok.
BACA JUGA:
• PSBB Diberlakukan, Dandim 0907 Tarakan Ingatkan TNI Polri Bukan Berkutat pada Pengamanan Saja
• Tidak Mudah Dibaca Orang, Ternyata Begini Cara Mudah Mengunci Pesan di Aplikasi WhatsApp
"Ini membuktikan para siswa masih tetap bisa mengekspresikan kreativitasnya dalam kegiatan literasi,” tutup Kurnia.
Firjatullah, salah satu siswa mengembangkan kreativitasnya dengan membuat pantun yang mengungkapkan kerinduannya terhadap suasana sekolah dan berharap Firjatullah dapat kembali ke sekolah bersama teman-temannya.
Berikut ini isi pantuan karyanya:
Sudah pasti bukan kangguru
Karena bulunya berwarna merah
Mamaku tak cocok jadi guru
Sebab mengajarnya selalu marah-marah.
IKUTI >> Update Virus Corona
IKUTI >> Update Virus Corona di Kukar
( TribunKaltim.co )