Virus Corona

Kabar Mengejutkan, WHO Beber Virus Corona Bisa Menginfeksi Seseorang Berulang Kali, Simak Analisanya

Ada kabar mengejutkan, WHO beber Virus Corona bisa menginfeksi seseorang berulang kali, simak analisanya

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Kolase TribunKaltim.co / freepik.com
Waspada pola penularan Virus Corona bisa berubah, ini penjelasan Ahli Kesehatan Masyarakat, Jumat (24/4/2020) 

"Pada 24 April 2020, tidak ada penelitian yang mengevaluasi apakah keberadaan antibodi untuk SARS-CoV-2 memberikan kekebalan terhadap infeksi selanjutnya oleh virus ini pada manusia," jelas sebuah surat kabar.

Dalam waktu empat bulan sejak kemunculannya di Wuhan, Virus Corona sudah menginfeksi 2,9 juta orang.

Per-Minggu (26/4/2020) sebanyak 203.289 orang meninggal dunia.

Sedangkan angka kesembuhan mencapai 836.978.

Hingga saat ini, belum ada negara yang diyakini memiliki populasi luas dengan antibodi yang kuat.

Komentar WHO Soal antivirus

Di tengah pandemi ini, masyarakat tentu berharap antivirus Remdesivir yang sedang dikembangkan dapat digunakan untuk mengatasi virus corona.

Namun sayangnya, harapan tersebut nampak belum dapat terealisasi untuk saat ini dikarenakan laporan terbaru BBC News seperti yang dilansir Tribunkaltim, Jumat (24/4/2020), menyatakan bahwa terjadi kegagalan dalam percobaan pertama yang dilakukan secara acak terhadap penggunaan antivirus tersebut.

Remdesivir sendiri merupakan antivirus yang sedang diteliti oleh perusahaan bioteknologi Gilead Sciences
dan dianggap memiliki potensi untuk menangani pandemi covid-19.

Antivirus ini memiliki spektrum yang luas dan sempat diteliti untuk memastikan efektivitas serta keamanannya dalam mengatasi infeksi virus seperti Ebola, MERS, dan SARS.

Namun, berdasarkan keterangan dokumen yang secara tidak sengaja diterbitkan oleh World Health Organization ( WHO ), menunjukan bahwa uji coba yang dilakukan oleh China terhadap antivirus tersebut tidak berhasil.

Antivirus itu diketahui gagal memulihkan kondisi pasien dan bahkan tidak mengurangi jumlah patogen dalam aliran darah pasien.

“Dari hasil percobaan, dapat dikatakan Remdesivir tidak memiliki manfaat klinis maupun virologi,” tulis WHO dalam postingan tersebut.

 Update Ada 11 Kasus Covid-19 di Kaltim, Terbanyak Ada di Kabupaten Kutai Barat

 Enam dari Tujuh Tambahan Pasien Covid-19 di Kutai Barat Masuk dalam Kluster Gowa

 BREAKING NEWS Wabup Edyanto Arkan Umumkan Kasus Covid-19 di Kutai Barat Bertambah 7 Orang

Sebelumnya, berita tentang kegagalan uji coba Remdevisir menyebar setelah WHO memposting rincian tentang database hasil uji klinis dari antivirus tersebut.

Menanggapi hal itu, perusahaan Amerika yang menjadi pengembang antivirus ini mengatakan bahwa WHO telah melakukan kesalahan dalam penafsiran dokumen terkait studi pengembangan antivirus tersebut.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved