Virus Corona

Soal Perlambatan Virus Corona di Jakarta, pada Bos ILC, Anies Baswedan Sebut tak Buat Pengumuman Itu

Soal perlambatan virus Corona di Jakarta, kepada Bos ILC, Karni Ilyas, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyebut dirinya tidak membuat pengumuman

Editor: Amalia Husnul A
YouTube Indonesia Lawyers Club
Anies Baswedan saat tampil di acara ILC, Selasa 29 April 2020 malam. Mengenai perlambatan virus Corona di Jakarta, kepada Bos ILC, Karni Ilyas, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan: saya tidak membuat pengumuman itu. 

"Artinya kita harus terus tingkatkan sampai 80 persen agar benar-benar berdampak yang konsisten ini yang harus diperhatikan," katanya.

Meski kasus positif turun, Pandu menuturkan jumlah kasus ODP (Orang Dalam Pantauan) dan PDP (Pasien Dalam Pengawasan) masih meningkat.

"Data perlambatan kasus itu harus mencermati dari berapa data yang diperiksa, kalau kita melihat dari peningkatan ODP dan PDP artinya masih banyak dugaan-dugaan penyebaran di masyarakat," lanjutnya.

Selain itu, penurunan kasus virus Corona itu juga bisa karena turunnya pengetesan covid-19.

"Dan kemudian layanan testing tetap harus meningkat jangan melemah."

"Bisa saja penurunan kasus itu karena testing-nya berkurang karena terbatasnya riagen atau fasilitas ini yang perlu dicermati," ungkap dia.

Sehingga, Pandu memperingatkan agar semua pihak baik pemerintah maupun rakyat tetap memperhatikan bahkan meningkatkan kedisiplinan PSBB.

"Jangan cepat menarik kesimpulan, kita bisa cepat senang, padahal kita harus tetap mempertahankan PSBB setinggi-tingginya hingga seperti yang kita harapkan," ucapnya.

Saat menjadi narasumber dalam acara Kabar Petang tv One pada Minggu (26/4/2020), Pandu mengatakan bahwa kurva penyebaran virus Corona cenderung menurun setelah adanya PSBB.

"Sudah kelihatan menurun dan kita mengharapkan sudah di antara effect impact moderate, dan effect high intensity," kata dokter Pandu.

Lalu, ia sempat membandingkan penyebaran virus Corona apabila warga tetap keluyuran dengan tetap berada di dalam rumah.

"Tapi itu kita lihat misalnya dari saya baru tadi siang menganalisis data dari Google di beberapa provinsi dengan indikator mereka yang tinggal di rumah," sambungnya.

Meski PSBB sudah menunjukkan dampak positifnya, dokter Pandu menyayangkan baru 50-60 persen orang di Jakarta yang patuh pada kebijakan tersebut.

"Yang di Jakarta baru 50 persen sampai 60 persen yang tinggal di rumah, padahal efeknya kita harapkan sampai 80 persen mereka tinggal di rumah, baru terlihat efeknya," lanjutnya.

Lalu, dokter Pandu menyebut Provinsi Jawa Barat merupakan daerah yang juga kurang baik dalam menerapkan PSBB.

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved