Jam Kerja Dianggap tak Manusiawi, ABK WNI di Kapal China Belum Terima Gaji Sama Sekali

Berdasarkan informasi yang didapat sebagain ABK tersebut belum menerima gaji selama bekerja di kapal tersebut

(KOMPAS.com/ Karnia Septia)
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi 

Sementara itu terkait almarhum AL dan SP, keputusan pelarungan jenazah diambil oleh kapten kapal karena kematian disebabkan penyakit menular dan ditakutkan membahayakan awak kapal lainnya.

Demikian informasi yang diperoleh Kementerian Luar Negeri dari pihak perusahaan.

"Saat ini Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan RI sedang terus melakukan pengecekan dan klarifikasi kebenarannya," seperti disebutkan dalam siaran pers yang dikirimkan Kementerian Luar Negeri

Kementerian Luar Negeri, melalui KBRI Beijing telah meminta klarifikasi kepada Pemerintah Tiongkok mengenai pelarungan jenazah almarhum AL dan SP.

Kementerian Luar Negeri Tiongkok menjelaskan bahwa pelarungan (burial at sea) telah dilakukan sesuai praktek kelautan internasional dan sesuai dengan ketentuan ILO.

Kementerian Luar Negeri telah kembali memintakan penegasan ke pihak Tiongkok atas penjelasan ini serta meminta bantuan untuk memastikan semua hak ABK dipenuhi.

Untuk selanjutnya, pelindungan terhadap ABK yang bekerja pada kapal Ikan harus diselesaikan mulai dari hulunya.

 Anak Buah Prabowo Turun Tangan Setelah Viral Jenazah ABK di Kapal China Dibuang ke Laut

Kemenlu menegaskan Ini tentu harus berkoordinasi dengan instansi terkait di tanah air.

Kemenlu juga menambahkan pelindungan bagi ABK akan menjadi salah satu fokus diplomasi ke depan, untuk mendorong konsultasi internasional terkait pelindungan yang lebih baik bagi awak kapal terutama di sektor kapal perikanan.

viralnya dua ABK kapal China yang membuang mayat ABK Indonesia bernama Sepri (24) dan Ari (24) membuka kebohongan pihak perusahaan yang merekrut keduanya.

Kedua korban diketahui bekerja melalui perusahaan yang berlokasi di Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Pemalang.

Pihak keluarga korban memang telah mengetahui meninggalnya keduanya di kapal bernama Long Xing 629, telah diperoleh keluarga sejak awal tahun tadi.

Namun  setahu mereka, kedua ABK Indonesia yang merupakan warga Desa Serdang Menang, Kecamatan SP Padang, Kabupaten Ogan Komering Ilir ( OKI ), Sumatera Selatan, korban dimakamkan di China bukan dibuang ke laut.

Rika Andri, Kakak kandung Sepri kepada tribunsumsel,com, Jumat (8/5/2020) menceritakan, adiknya meninggalkan desa sudah sekitar setahun yang lalu.

"Sekitar Februari 2019 adik saya pergi ke Jawa untuk bekerja, dan sejak itulah tidak ada lagi komunikasi dengannya atau hilang kontak," ucapnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved