Virus Corona

Beda Cara dengan Anies, Ridwan Kamil, & Risma, Bali Kendalikan Wabah Corona, Angka Kesembuhan Tinggi

Tak terapkan PSBB, provinsi berjuluk Pulau Dewata ini punya strategi sendiri untuk mengendalikan wabah Virus Corona di wilayahnya.

Penulis: Rita Noor Shobah | Editor: Amalia Husnul A
Kolase TribunKaltim.co / freepik.com
Beda Cara dengan Anies, Ridwan Kamil, dan Risma, Bali Berhasil Kendalikan Corona, Angka Kesembuhan Tinggi 

TRIBUNKALTIM.CO - Bali memiliki strategi sendiri dalam menekan dan mengendalikan wabah Virus Corona di wilayahnya.

Beda cara dengan yang dipilih Anies Baswedan, Ridwan Kamil, dan Risma yang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB ), Bali justru tak memilih cara itu. 

Provinsi berjuluk Pulau Dewata ini punya strategi sendiri untuk mengendalikan wabah Virus Corona di wilayahnya.

Strateginya pun cukup efektif karena terbukti angka kesembuhan cukup tinggi dan penularan rendah.

Bali menjadi salah satu provinsi di Indonesia yang dianggap berhasil menekan angka penyebaran covid-19 tanpa PSBB.

Ilmuwan Temukan Gejala Baru dari Virus Corona, Hati-hati Jika Alami Kesemutan

Kabar Duka Sirajuddin Mahmud, Suami Zaskia Gotik Baru Kehilangan Sosok Penting, Unggahan Banjir Doa

Lion Air Beroperasi Lagi, Harga Tiket Jakarta Semarang Rp 435 Ribu, Terbang ke Pontianak Rp 856 Ribu

PROMO KFC Ayam hingga Donat, Buy 1 Get 1 untuk Super Besar 1, Kombo Super Star, dan Super Crazy Deal

Menariknya, upaya Bali untuk menekan angka Virus Corona tidak dilakukan melalui PSBB seperti yang kebanyakan diambil Pemerintah.

Pemerintah Provinsi Bali memiliki strategi sendiri untuk mengendalikan penyebaran Virus Corona.

Bahkan, strategi yang digunakan tersebut dianggap cukup efektif jika dibandingkan daerah lain.

Menurut Gubernur Bali Wayan Koster, ada tiga indikator yang dapat digunakan untuk menilai strategi tersebut lebih efektif dibanding daerah lain yang menerapkan PSBB.

Pertama, rata-rata kasus positif Virus Corona di Bali per 4 Mei 2020 hanya 7 orang per hari.

Jumlah itu lebih rendah daripada DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Banten.

Kedua, tingkat kesembuhan pasien mencapai sekitar 58.67 persen.

Angka tersebut jauh di atas rata-rata nasional yang hanya diangka 16.86 persen dan Global/Dunia diangka 32.10 persen.

Dan ketiga, jumlah pasien positif Virus Corona yang meninggal di Bali hanya 1.48 persen jauh di bawah rata-rata Nasional yang diangka 7.46 persen dan Global/Dunia diangka 7.04 persen.

Peta sebaran kasus Corona di Indonesia per provinsi
Peta sebaran kasus Corona di Indonesia per provinsi ((covid19.go.id))

Pemeriksaan cepat

Ketua Tim Lab Pemeriksaan Kasus covid-19 Bali Ni Nyoman Sri Budayanti mengatakan, salah satu kunci mengendalikan penyebaran covid-19 di Bali adalah melakukan pemeriksaan atau tes sampel secara cepat.

Karena itu, fungsi lab di sini sangat penting untuk menentukan virus ini ada di mana agar bisa segera diobati dan dilakukan penelusuran kontak.

Sehingga potensi penularan kepada warga lainnya bisa dapat dicegah. Dan yang sakit juga bisa segera mendapat pengobatan.

Pablo Benua & Rey Utami Sumbang Rp 1 Miliar ke Warga Terdampak Corona, Alasan Tulis Angka Sumbangan

"Perang kalau tak tahu musuhnya kapan kita menangnya? Jadi konsep lab untuk menentukan virus itu ada di situ agar cepat diobati dan cepat tracing," kata Budayanti saat dihubungi, Sabtu (9/5/2020) sore.

Untuk memaksimalkan fungsi laboratoriumnya tersebut, pihaknya mengaku juga melibatkan sejumlah pihak. Seperti tenaga dari berbagai rumah sakit dan universitas untuk melakukan tes sampel.

Adapun yang menjadi prioritas dilakukan pemeriksaan tersebut adalah pasien dalam pengawasan ( PDP ), tenaga medis, orang dalam pemantauan ( ODP ), dan orang tanpa gejala ( OTG ).

Gejala Aneh Virus Corona

Banyak orang yang terinfeksi covid-19 melaporkan munculnya lesi dermatologis kecil di kaki mereka.

Tanda-tanda seperti campak itu kebanyakan dialami oleh anak-anak dan remaja.

Dilaporkan, lesi di kaki muncul sebelum gejala Virus Corona lain muncul. Hal ini mungkin bisa menjadi tanda awal timbulnya penyakit covid-19.

Untuk diketahui, lesi kulit adalah jaringan kulit yang tumbuh abnormal, baik di permukaan maupun di bawah permukaan kulit.

"Temuan aneh ini telah dilaporkan dalam banyak kasus di beberapa negara, termasuk Italia, Perancis, dan Spanyol," menurut penyataan yang dikeluarkan oleh Dewan Umum Perguruan Tinggi Podiatris (dokter spesialis masalah kaki) di Spanyol.

Dilansir IFL Science, Jumat (17/4/2020), lesi berwarna keunguan mirip cacar air atau chilblains (peradangan di pembuluh darah kecil yang ada di sekitar jempol kaki) itu muncul di sekitar jari kaki dan sering sembuh tanpa meninggalkan bekas di kulit.

"Dewan Podiatris mendesak perguruan tinggi dan anggotanya untuk sangat waspada.

Karena ini (lesi di kaki) mungkin merupakan tanda deteksi covid-19 yang dapat membantu mencegah penyebaran," imbuh pernyataan dewan tersebut.

Banyak pasien Covid-19 mengaku memiliki lesi keunguan di sekitar jari kaki sebelum gejala virus corona pada umumnya muncul.
Banyak pasien Covid-19 mengaku memiliki lesi keunguan di sekitar jari kaki sebelum gejala virus corona pada umumnya muncul. (General Council of Official Colleges of Podiatrists in Spain/IFL Science)

"Dewan Podiatris ingin mengingatkan para orangtua dan kemungkinan korban, mengingat sifat lesi yang jinak maka tanda ini harus dipantau.

Termasuk munculnya gejala klinis lain yang merupakan karakteristik covid-19, seperti batuk, demam, gangguan pernapasan, dan lainnya."

Federasi Podiatris Internasional mengungkap temuan ini dalam laporan kasus yang menggambarkan seorang bocah laki-laki berusia 13 tahun tiba-tiba memiliki lesi di kaki berdiameter antara 5-15 milimeter bulan lalu.

Dua hari kemudian, bocah itu mengalami demam, nyeri otot, sakit kepala, gatal-gatal hebat, serta muncul sensasi rasa terbakar di kaki yang berlangsung lebih dari seminggu, sebelum sembuh dengan sendirinya.

Dokter tidak dapat mengonfirmasi bahwa lesi di kaki dipicu oleh covid-19 karena situasi darurat yang sedang dihadapi Italia saat ini.

Namun, ada kemungkinan bocah itu tertular Virus Corona baru dari ibu dan saudara perempuannya yang dikonfirmasi covid-19 lebih dulu, sebelum lesi di kaki muncul.

Cara Cegah Penularan Corona Selama Jalankan Puasa Ramadhan, Tips Dokter dari RS Pertamina Balikpapan

THR PNS 2020 Siap Ditransfer ke Rekening, Cek Lagi Rincian 13 Kriteria yang Dapat dan 12 yang Tidak

Kabar Eucalyptus Bisa Bunuh Virus Corona, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo Klaim Sudah Uji Lab

Mengejutkan! 7 Negara Ini Rupanya Telah Lalui Puncak Corona, Padahal Dulu Kasusnya Paling Mengerikan

Studi kecil sebelumnya di Italia juga menunjukkan bahwa sekitar satu dari lima pasien dengan covid-19 mengalami manifestasi kulit, seperti kulit merah dan gatal-gatal.

Podiatris atau dokter spesialis masalah kaki mengatakan, penting untuk mempertimbangkan lesi di kaki sebagai gejala potensial dari covid-19 sebelum yang lain berkembang.

Jika seseorang memiliki lesi dan tidak memiliki riwayat sengatan, luka bakar, atau trauma lainnya, dokter menyarankan untuk mengisolasi orang tersebut dalam karantina dan mengobati dengan kortikosteroid topikal--krim untuk mengobati masalah dermatitis, gatal, radang, bahkan pembengkakan.

"Lakukan konsultasi dengan profesional medis melalui jarak jauh dan kirimlah foto ke dokter.

Jika mungkin, mintalah tes covid-19. Hanya pergi ke rumah sakit jika ada keadaan darurat," saran para pakar.

IKUTI >> Update Virus Corona

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunmataram.com dengan judul Bukan PSBB, Bali Punya Strategi yang Dinilai Lebih Efektif Kendalikan Wabah Corona, https://mataram.tribunnews.com/2020/05/10/bukan-psbb-bali-punya-strategi-yang-dinilai-lebih-efektif-kendalikan-wabah-corona?page=all.

Sumber: Tribun Mataram
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved