Virus Corona
Tak Cuma Deteksi Gejala Virus Corona, Ini Kecanggihan Alat dari WHO Bisa Lacak Jejak Pasien Covid-19
Kabar baik dari WHO yang bakal rilis alat pendeteksi gejala Virus Corona, mampu lacak jejak pasien covid-19, ini kecanggihannya
TRIBUNKALTIM.CO - Kabar baik dari WHO yang bakal rilis alat pendeteksi gejala Virus Corona, mampu lacak jejak pasien covid-19, ini kecanggihannya.
Sejauh ini WHO sukses dalam mengembangkan alat pendeteksi gejala awal covid-19 yang siap diproduksi ke sejumlah negara.
Selain mampu mendeteksi gejala awal covid-19, alat dari WHO juga sanggup melacak jejak pasien Virus Corona beserta siapa saja yang pernah melakukan kontak.
• Kabar Gembira, WHO Rilis 8 Calon Vaksin Unggulan Virus Corona, Pengembangannya Dipercepat
• Mendadak WHO Minta Negara di Dunia Investigasi Awal Mula Munculnya Virus Corona, Termasuk Indonesia
• Bukan Demam atau Sesak Nafas, Ilmuwan Wuhan Beber Gejala Virus Corona Pada Anak, Kerap Disepelekan
Alat ini dianggap mampu untuk mengidentifikasi pasien covid-19, seklaigus menekan angka kasus Virus Corona di suatu negara.
Aplikasi buatan WHO ini mirip dengan beberapa aplikasi pendeteksi gejala covid-19 yang dibuat instansi lain, seperti chatbot buatan Pusat Pengendali dan Pencegahan Penyakit (CDC).
Aplikasi WHO akan memberikan pertanyaan kepada pengguna tentang kemungkinan gejala yang dirasakan.
Mereka juga akan mendapat panduan pemeriksaan jika terindikasi positif, termasuk di mana bisa melakukan tes covid-19 sesuai negara masing-masing.
Kepala informasi WHO, Bernardo Mariano mengatakan aplikasi yang bersangkutan rencananya akan dirilis secara global akhir bulan ini.
Tujuan utamanya adalah membantu negara yang belum memiliki aplikasi sejenis untuk memerangi Virus Corona.
Ia mengatakan, pemerintah di setiap negara bisa mengambil teknologi cara kerja aplikasi itu, lalu memodifikasinya dengan menambahkan fitur sesuai kebutuhan setempat.
Aplikasi hasil modifikasi lantas bisa dirilis di toko aplikasi.
"Tujuan aplikasi ini benar-benar untuk negara yang tidak memiliki apapun, negara yang tidak mampu membuat aplikasi, yang memiliki sistem kesehatan minim," kata Mariano.
Aplikasi buatan WHO akan tersedia secara open source di GitHub.
Dihimpun KompasTekno dari Gizmodo, Selasa (12/5/2020), pengembangannya dilakukan selama berminggu-minggu oleh relawan yang pernah bekerja di Google dan Microsoft.
Selain mendeteksi gejala, WHO sedang mempertimbangkan akan menambah fitur contact tracing, untuk melacak siapa saja orang yang pernah kontak dengan pasien positif covid-19 melalui koneksi Bluetooth.
Ini mirip dengan aplikasi TraceTogether buatan pemerintah Singapura.
Namun, WHO masih belum bisa menerapkan contact tracing di aplikasinya lantaran sejumlah persoalan menyangkut hukum dan privasi.
• Ilmuwan Temukan Gejala Baru dari Virus Corona, Hati-hati Jika Alami Kesemutan
Ungkap Vaksin Virus Corona
Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ) menyebut bahwa ada sekitar 7 atau 8 kandidat "top" atau teratas vaksin untuk melawan Virus Corona.
Menurut WHO, upaya pengembangan terhadap vaksin-vaksin ini tengah dipercepat.
Dalam sebuah video briefing kepada UN Economic and Social Council, Direktur Jenderal WHO Tedros Ghebreyesus mengatakan bahwa upaya penemuan vaksin ini telah dibantu dengan dana sebesar 7,4 miliar euro atau sekitar 8 miliar dollar AS.
Dana ini dijanjikan seminggu yang lalu oleh para pemimpin dari 40 negara, organisasi dan bank penelitian, perawatan dan pengujian.
Namun, ia menambahkan bahwa ada lebih bayak dana yang akan dibutuhkan dalam pengembangan ini.
"Kami memiliki kandidat (vaksin) yang bagus sekarang. Yang teratas sekitar 7,8.
Namun, kami memiliki total lebih dari 100 kandidat," kata Tedros sebagaimana dikutip Al Jazeera, Selasa (12/5/2020).
Tedros mengungkapkan bahwa saat ini WHO tengah fokus pada pengembangan sejumlah kecil kandidat vaksin ini dengan pertimbangan kemungkinan hasil yang lebih baik dan mempercepat kandidat-kandidat yang memiliki potensi yang lebih baik.
• Donald Trump Terancam Hacker China, FBI ungkap Upaya Curi Data Vaksin Virus Corona Amerika Serikat
Akan tetapi, ia tidak merinci vaksin-vaksin apa saja yang disebut sebagai 7 atau 8 vaksin teratas yang akan dipercepat pengembangannya.
Kandidat vaksin Menurut data pada draft lanskap kandidat vaksin covid-19 hingga 20 April 2020, ada sejumlah vaksin yang diketahui berada dalam tahapan pengembangan.
Berdasarkan data tersebut, ada 5 kandidat vaksin yang berada pada tahap evaluasi klinis.
Adapun vaksin-vaksin tersebut adalah vaksin-vaksin yang dkembangkan oleh pihak-pihak berikut ini:
CanSino Biological Inc./Beijing Institute of Biotechnology
Inovio Pharmaceuticals
Beijing Institute of Biological Products/Wuhan Institute of Biological Products
Sinovac
Moderna/NIAID
Selain kelima vaksin tersebut, ada 71 kandidat vaksin yang dilaporkan tengah menjalan evalusi preklinis.
• Mengejutkan, Hasil Penelitian Virus Corona di Indonesia Berbeda dengan 3 Jenis Virus di Negara Lain
Kriteria prioritas vaksin
WHO sendiri melalui lamannya telah menyampaikan sejumlah kriteria yang dapat dijadikan landasan pemrioritasan atau lolosnya vaksin, di antaranya adalah sebagai berikut:
Data preklinis
Data dari model hewan kecil atau besar yang sesuai, menunjukkan tingkat perlindungan yang signifikan dari penyakit atau infeksi terhadap SARS-CoV-2.
Selain itu, tidak adanya risiko yang terlihat akan adanya penyakit dari seluruh data preklinis tersebut.
Profil keamanan
Setidaknya, untuk dapat diterima dan menjadi prioritas, profil keamanan setidaknya harus ringan dan memperhatikan efek samping sementara terkait vaksinasi.
Data imunogenisitas Terkait data imunogenisitas, kandidat vaksin harus memiliki bukti bahwa dosis yang dipilih menginduksi respons imun yang cukup untuk dapat memberikan perlindungan.
Stabilitas vaksin
Usia simpan minimal 12 bulan hingga suhu -60-70 derajat celsius dengan demonstrasi minimal 2 minggu stabilitas pada suhu 2-8 derajat celsius.
Implementasi vaksin
Volumen dosis parenteral maksimum adalah sebesar 1 ml.
Ketersediaan vaksin
Kemampuan untuk meningkatkan produksi dengan cepat dan memungkinkan dilakukannya uji coba dan penggunaan lebih luas.
(*)
IKUTI >> Update Virus Corona