Virus Corona
China Beber Amerika Pernah Terlibat Pencurian Besar, Tak Terima Dituduh Intelejen Donald Trump
China beber Amerika Serikat pernah terlibat pencurian besar, tak terima dituduh Intelejen Donald Trump curi dokumen vaksin covid-19
Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Januar Alamijaya
TRIBUNKALTIM.CO - China beber Amerika Serikat pernah terlibat pencurian besar, tak terima dituduh Intelejen Donald Trump curi dokumen vaksin covid-19.
China tak tinggal diam menerima berbagai tuduhan yang dialamatkan Amerika Serikat padanya.
Termasuk soal tuduhan FBI soal pencurian dokumen vaksin Virus Corona atau covid-19 oleh hacker China.
Justru, kata China, negeri yang dipimpin Presiden Donald Trump punya aib sejarah pencurian.
China langsung merespons dengan menyebut Amerika Serikat melakukan penodaan setelah dituding hendak mencuri data mengenai vaksin Virus Corona.
Tudingan itu menjadi babak baru dalam ketegangan dua negara adidaya, yang dalam sebulan terakhir perang komentar mengenai asal usul virus itu.
• Ganjar Bayangkan Detik-Detik Jokowi Teken Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan, Bocorkan Alasan Presiden
• Moeldoko Bocorkan Kesalahan Budi Karya Sumadi Soal Covid-19, Dampaknya Serius ke Pemerintah Jokowi
• Jubir Luhut Pandjaitan Beber Said Didu Didudga Catut Nama Purnawirawan TNI - Polri untuk Dukungan
Pada Rabu (13/5/2020), otoritas AS menuduh ada hacker dari dari China yang hendak mencuri data pengembangan mengenai vaksin Virus Corona.
Otoritas Negeri "Uncle Sam" kemudian melontarkan peringatan bahwa upaya itu dilakukan oleh kelompok yang berafiliasi dengan Beijing.
Badan Penyelidik Federal ( FBI) dan Badan Keamanan Infrastruktur menyatakan, Beijing memperlihatkan "ancaman signifikan" dalam upaya mereka memrangi covid-19.
Dalam konferesi pers seperti diwartakan AFP Kamis (14/5/2020), juru bicara kementerian luar negeriZhao Lijian langsung membantahnya.
"China menyuarakan ketidakpuasan yang amat sangat dalam dan menentang adanya penodaan ini," ujar Zhao kepada awak media di Beijing.
"Merujuk kepada masa lalu, justru AS-lah yang sudah menggelar operasi pencurian siber terbesar yang terjadi di seluruh dunia," lanjutnya.
Zhao menekankan, Negeri "Panda" sudah mendapatkan hasil yang begitu signifikan dalam upaya mereka mencegah wabah Virus Corona.
Dia mengklaim, justru Beijing yang terdepan dalam pengembangan vaksin covid-19.
Karena itu, seharusnya mereka yang takut jadi target Washington.