Virus Corona
China Beber Amerika Pernah Terlibat Pencurian Besar, Tak Terima Dituduh Intelejen Donald Trump
China beber Amerika Serikat pernah terlibat pencurian besar, tak terima dituduh Intelejen Donald Trump curi dokumen vaksin covid-19
Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Januar Alamijaya
Zhao menuturkan pemerintahannya sudah mencegah adanya peretasan siber, dan meminta agar negara lain mengutuk adanya upaya itu di tengah pandemi.
Sang juru bicara kemudian menanggapi kicauan Presiden AS Donald Trump di Twitter yang menyebut corona sebagai "Wabah dari China".
• CIA Beber Tuduhan Serius ke Xi Jinping, Intelejen Donald Trump Temukan Bukti Baru Kecurangan China
Menurut Zhao, seharusnya Donald Trump berhenti terus mendiskreditkan negaranya.
Dan fokus saja terhadap penanganan virus di negara mereka.
Pertama kali terdeteksi di Wuhan pada Desember 2019, wabah tersebut kini sudah menyebar dengan menjangkiti lebih dari 4,4 juta orang di seluruh dunia.
Virus Corona dengan nama resmi SARS-Cov-2 tersebut juga membunuh hampir 300.000 orang, dan membuat ekonomi dunia berada dalam kelumpuhan.
Tuduhan FBI
Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (AS) atau FBI dan ahli keamanan siber yakin para hacker (peretas) China mencoba mencuri penelitian tentang pengembangan vaksin terhadap Virus Corona ( covid-19).
FBI dan Departemen Keamanan Dalam Negeri berencana untuk menyampaikan peringatan kepada para peretas China, saat pemerintah dan perusahaan swasta sedang mengembangkan vaksin covid-19.
Demikian dilansir AFP dan Channel News Asia, Selasa (12/5/2020), dari laporkan Wall Street Journal dan New York Times.
• Amerika Tuduh China Curi Dokumen Vaksin Virus Corona Milik Negeri Donald Trump, FBI Bongkar Caranya
Para peretas juga menargetkan informasi dan kekayaan intelektual terkait pengobatan dan pengujian vaksin covid-19.
Pejabat AS menuduh, para peretas itu memiliki hubungan atau kaitan langsung dengan pemerintah China, demikian dilaporan Wall Street Journal dan New York Times.
Peringatan resmi AS akan dirilis beberapa hari kedepan.
Di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri Zhao Lijian menolak tuduhan itu.
Ia mengatakan China secara tegas menentang semua serangan siber.