Deretan Fakta Bupati Aceh Tengah Diancam Dibunuh Wakilnya, Kronologi Sampai Pertanyakan Soal Proyek
Ada cerita dari sebuah daerah, seorang kepala daerah merasa terancam keselamatannya. Inilah sang Bupati di Aceh Tengah, mendapat ancaman akan dibunuh.
TRIBUNKALTIM.CO, ACEH - Ada cerita dari sebuah daerah, seorang kepala daerah merasa terancam keselamatannya. Inilah sang Bupati di Aceh Tengah, mendapat ancaman akan dibunuh.
Pihak yang akan membunuh merupakan wakilnya sendiri di pemerintahan Aceh Tengah, Indonesia.
Seperti apa cerita Bupati Aceh Tengah ini mendapat ancaman pembunuhan, simak deretan fakta dimulai dari kronologi hingga sampai singgung soal proyek.
Kali ini Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar mengaku jika dia dan keluarganya diancam akan dibunuh oleh wakilnya sendiri yakni, Firdaus.
Baca Juga: Wakil Bupati Aceh Tengah Ancam Bunuh Bupati Abubakar dan Keluarga, Ini Peristiwanya
Baca Juga: Dirumahkan Perusahaan, Fadly Pilih Pulang Kampung, Isolasi Mandiri di Aceh, Tetangga Memberi Makan
Merasa keselamatannya terancam, ia pun akan melaporkan wakilnya tersebut ke polisi dengan tuduhan ancaman pembunuhan.
Tak hanya diancam, kata Shabela Abubakar, dirinya nyaris baku hantam dengan wakilnya tersebut. Saat datang ke pendoponya, lanjut Shabela Abubakar, Firdaus berbicara proyek. Namun, ia tidak paham proyek yang dimaksud oleh Firdaus.
Sementara itu, Firdaus membantah informasi yang menyebut jika dirinya mengancam akan membunuh Bupati Aceh Tengah. Namun, terkait adanya pernyataan Shabela yang akan melaporkannya polisi, Firdaus mengaku siap untuk menghadapi proses tersebut.
Bahkan, ia juga akan melaporkan Shabela terkait kasus yang lebih besar. Mengenai proyek yang dipersoalkan Shabela Abubakar, menurut Firdaus, itu tentang proyek di sejumlah instansi senilai lebih kurang Rp 17 miliar.
Proyek tersebut telah ditayangkan oleh Unit Layanan Pengadaan (ULP) Pemkab Aceh Tengah tanpa sepengetahuan dirinya.
Berikut fakta selengkapnya yang Kompas.com rangkum:
1. Kronologi kejadian
Shabela mengatakan, peristiwa pengancaman tersebut terjadi di pendoponya, pada Rabu (13/5/2020) malam.
Kata Shabela, kejadian berawal saat dirinya sedang melakukan rapat dengan sejumlah kedinasan terkait penanganan Covid-19 dan bencana banjir bandang yang baru terjadi pada Rabu sore.