Kisah Keluarga Penjual Kopi di Samarinda, Sejak Pandemi Corona, Tinggal di Warung Tempat yang Sempit
Pandemi virus Corona atau covid-19 di Kota Samarinda sangat berdampak terhadap kehidupan perekonomian hampir di semua kalangan masyarakat.
Penulis: Muhammad Riduan | Editor: Budi Susilo
Serta satu anaknya, bernama Auliya Permatasari berusia 24 tahun, yang kini sudah memasuki jenjang perkuliahan di Unmul Samarinda memilih tidak ikut tinggal bersama Agus, namun tetap dalam tanggung jawabnya Agus sebagai kepala keluarga.
Pak Agus mengaku khawatir jikalau virus Corona ini, terus berlanjut dan ia bertanya bagaimana dirinya ke depannya.
"Saya bingung buat ke depannya, ini hanya mengharap bantuan saja, karena untuk bekerja juga susah, gak tau mau bekerja apa," jelasnya.

Namun semasa pandemi virus Corona ini, dirinya mengaku tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah, baik berupa sembako ataupun Bantuan Lansung Tunai (BLT).
"Selama ini bantuan dari pemerintah belum ada mas, hanya kami dapat bantuan dari tokoh masyarakat saja. Bahkan seumur hidup saya belum pernah terima bantuan dari pemerintah, kecuali ke anak saya, untuk dia sekolah bantuan beasiswa Bidikmisi," ucap Agus saat ditemui TribunKaltim.co di kediamannya, Jumat (22/5/2020).
Baca Juga: 3 Pasien Covid-19 Kluster GKII Langap Malinau Dinyatakan Sembuh, Termasuk Bocah 9 Tahun di Bulungan
Ia berharap untuk pembagian bantuan sosial bisa tepat sasaran jangan hanya berpatok kepada data, tapi juga lihat di lapangannya.
"Berikanlah kepada yang hak dan pantas menerima jangn sampai salah sasaran pak, kalau semisal hanya mengandalkan sesuai data, yang mampu mungkin bisa menerima. Tetapi. Harusnya melihat di lapangan," pungkasnya.
( TribunKaltim.co )