Virus Corona
Khofifah Buka-bukaan Data Virus Corona, Tegaskan Lebaran Idul Fitri Jangan Mudik, Belum Tentu Aman
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa buka-bukaan data Virus Corona di Jatim, tegaskan lebaran Idul Fitri jangan mudik, belum aman covid-19
TRIBUNKALTIM.CO - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa buka-bukaan soal data Virus Corona di wilayah Jatim, tegaskan lebaran Idul Fitri jangan nekat mudik, belum tentu aman dari covid-19.
Imbauan untuk tak mudik lebaran Idul Fitri di tengah pandemi Virus Corona ( covid-19 ), kembali disuarakan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
Kali ini, Khofifah Indar Parawansa tak main-main, sebab ia merujuk pada data Virus Corona di Jawa Timur yang saat ini terbilang tinggi.
Tercatat hingga Minggu (24/5/2020) pukul 13.30 Wita, ada 3.595 kasus Virus Corona di Jawa Timur.
• Kasus Baru Covid-19 di Jawa Timur Melonjak, Diduga Gegara Penerbangan Dibuka
• Khofifah Beri Imbauan Baru ke Warga Jawa Timur Soal Shalat Idul Fitri, Masjid di Malang Beda Sikap
• Satu Desa di Jawa Timur jadi Kluster Baru Virus Corona, Gara-gara Warga Nekat Lakukan Hal Ini
Bahkan Jawa Timur menempati urutan kedua kasus tertinggi covid-19 di Indonesia setelah Jakarta.
Tak ingin semakin bertambah, Khofifah menegaskan kembali masyarakat agar jangan mudik khususnya ke wilayah Jatim.
Gubernur Khofifah memperingatkan soal tingginya potensi Orang Tanpa Gejala ( OTG )dapat menularkan covid-19.
Ia lalu mengatakan pemudik memang ditempatkan diobservasi setibanya mereka di kampung-kampung di Jawa Timur.
Namun dirinya tidak menjamin bahwa seusai pemudik menjalani masa observasi selama 14 hari mereka dapat dinyatakan aman dari covid-19.
Peringatan tersebut disampaikan oleh Khofifah lewat Konferensi Pers yang diselenggarakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia, Sabtu (23/5/2020) mengutip TribunWow.
Awalnya Khofifah menyinggung soal budaya mayarakat Indonesia yang memang selalu mudik di setiap lebaran.
"Bagi Indonesia tradisi mudik lebaran adalah sesuatu yang memberikan nilai tambah luar biasa," ujarnya.
Khofifah memahami bahwa ada keinginan para perantau kembali ke kampung halamannya setelah berhasil sukses di tanah rantau.
"Mereka bangun rumah, beli rumah, mereka beli sawah, ternak, dan seterusnya," katanya.
"Kemudian merantau kembali."
Khofifah lalu mengingatkan bahwa lebaran tahun ini memang tidak bisa disamakan dengan tahun-tahun yang lalu.
Ia meminta agar masyarakat Indonesia menahan diri untuk tidak mudik.
Pertimbangannya adalah risiko penularan covid-19 yang tinggi.
"Lebaran tahun ini kita semua memang harus sabar dan bisa menahan diri untuk tidak ke kampung dulu, untuk tidak mudik dulu," ucap Khofifah.
"Karena kita yang berada di daerah-daerah epicentrum covid dimana menyebar secara masif maka posisi kita adalah ODR Orang dengan Risiko."
"Potensial menyebarkan, menularkan siapa saja yang akan kita temui," jelas Khofifah.
• Prediksi BMKG, Wilayah Khofifah, Jawa Barat, dan 17 Daerah Ini Waspada Cuaca Ekstrem Saat Idul Fitri
Angka OTG Terus Naik
Gubernur Khofifah lalu memaparkan data OTG yang berpotensi menjadi positif covid-19 angkanya terus naik hingga mencapai 30an persen.
"Hari ini OTG yang potensi terkonfirmasi positif covid-19 angkanya makin naik, contoh di Jawa Timur semula 21 persen, naik 26 persen, dua hari belakangan sudah 34,2 persen," papar Khofifah.
"Artinya yang kita tidak ada gejala flu, pilek, sesak napas apalagi, demam juga tidak tapi ternyata dia carrier."
"Kita jaga diri kita, kita jaga keluarga kita, kita jaga kerabat kita," sambung Khofifah.
Gubernur kelahiran Surabaya itu lanjut menyinggung soal kebiasaan masyarakat Indonesia selama lebaran yang berpotensi menyebarkan covid-19.
"Hari pertama, hari kedua biasanya keliling kampung ingin silaturahmi," kata Khofifah.
Khofifah meminta masyarakat memahami keadaan saat ini dan melakukan alternatif bersilaturahmi secara online.
"Hari ini silaturahim kita lakukan secara online, hari ini halal bi halal kita lakukan secara online," jelas dia.
Politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa itu lalu menyinggung soal angka pemudik yang masuk ke Jatim per Jumat (22/5/2020) telah mencapai angka 460 ribu pemudik.
Tak Jamin Aman Usai Observasi
Khofifah lalu mengatakan soal prosedur penempatan pemudik yang akan diobservasi di area khusus selama 14 hari.
"Mereka memang disiapkan ruang observasi di kampung-kampung," katanya.
Meskipun telah menjalani observasi, khofifah menegaskan bukan berarti para pemudik terjamin aman dari covid-19.
"Mungkin setelah diobservasi semua sudah baik-baik saja tapi kan terus keliling lagi," katanya.
"Yang sudah diobservasi ini tidak ada jaminan mereka aman seterusnya."
Karena tak ada jaminan aman, Khofifah kembali meminta kepada masyarakat untuk berlebaran secara digital.
"Oleh karena itu yang sekarang ini masih di perantauan saya mohon dengan sangat halal bi halal secara online," tandasnya.
Simak videonya mulai menit awal:
• Mahfud MD Tegaskan Shalat Idul Fitri di Masjid dan Lapangan Dilarang, Nasib Surat Edaran Khofifah?
Pesan Menteri Agama Fachrul Razi soal Lebaran
Sebelumnya, Menteri Agama Fachrul Razi menyinggung soal kondisi di Mekkah untuk menggambarkan bahwa bukan hanya di Indonesia yang kesulitan untuk beribadah.
Lewat acara APA KABAR INDONESIA MALAM, Jumat (22/5/2020), awalnya Fachrul mengatakan bahwa pemerintah akan mengawasi kegiatan masyarakat saat lebaran nanti.
Khusus untuk Kementerian Agama, Fachrul telah menggerakkan KUA dan penyuluh agama untuk terus melakukan imbauan agar masyarakat tetap mematuhi aturan penanganan covid-19.
"Kalau pemerintah semua ikut mengawasi," kata dia.
Terkait pelaksanaan ibadah, Fachrul mengakui masyarakat tidak bisa begitu saja diimbau dengan cara pemaksaan.
"Memang kalau masalah ibadah untuk represif banget susah," ujarnya.
"Tapi kita ajak dengan penuh pengertian lah."
Fachrul lalu menceritakan percakapannya dengan seorang umat muslim yang kebetulan tinggal di Mekkah.
"Saya sebagai contoh kemarin pagi saya video conference dengan himpunan pemuda Islam timur tengah dan Afrika," kata dia.
"Kebetulan salah satu moderatornya tinggalnya di Madinah."
"Saya tanya gimana di Saudi," ucap Fachrul menirukan percakapannya saat itu.
"Pak kalau di Indonesia orang sedang cinta- cintanya untuk kembali ke masjid, Bapak bayangkan orang Saudi ini sudah satu bulan lebih tidak bisa ke Masjid Nabawi maupun
Masjidil Haram," sambungnya.
Pada percakapan tersebut, Fachrul menunjukkan bahwa umat muslim di Arab Saudi kesulitan untuk melaksanakan ibadah.
"Mereka berharap sekali Idul Fitri nanti bisa masuk ke Masjid Nabawi atau Masjidil Haram," kata Fachrul.
"Tapi ternyata apa, pemerintah Saudi melihat keadaan covid-19, dia memutuskan Ramadan 30 sampai dengan empat syawal lockdown semua 24 jam, jadi gagal lagi."
Purnawirawan Jenderal TNI itu menyinggung soal tingkat keimanan umat muslim di Arab Saudi yang tidak perlu diragukan namun tetap taat kepada aturan negara soal covid-19.
"Memang tuhan mengajarkan manusia begitu," kata Fachrul.
Ia menekankan bahwa kegiatan apabila banyak kerugiannya maka lebih baik jangan dilakukan.
"Kalau mudharat-nya (kerugian) banyak jangan," jelas Fachrul.
"Akhirnya mereka semua menerima kok meskipun cinta banget, rindu banget untuk masuk ke Masjidil Haram maupun Masjidil Nabawi," sambung Fachrul.
"Tuhan mengajarkan manusia untuk mempertimbangkan dengan matang," tandasnya.
(TribunWow.com/Anung)
(*)
IKUTI >> Update Virus Corona