Virus Corona
Apa Itu New Normal Life? Masyarakat Jalani Kehidupan New Normal hingga Tahun Depan, Bisa Lebih
Apa itu new normal life? Masyarakat jalani kehidupan new normal hingga tahun depan, bisa lebih.
TRIBUNKALTIM.CO - Apa itu new normal life? Masyarakat jalani kehidupan new normal hingga tahun depan, bisa lebih.
Pandemi virus Corona atau covid-19 merubah tatanan masyarakat dunia.
Guna mencegah penularan wabah virus Corona yang meluas, masyarakat diimbau bahkan dipaksa untuk tinggal di rumah.
Sekolah, bekerja bahkan beribadah pun dianjurkan untuk dilakukan di rumah saja.
• Akhirnya Wilayah Ini Buka Lagi Sekolah dan Mal, PSBB Berakhir, Bukan Daerah Risma dan Anies Baswedan
• Puasa Syawal 6 Hari Setelah Hari Raya Idul Fitri 1441 H, Simak Keutamaan, Niat dan Tata Caranya!
• Kabar Gembira Bagi Anda yang Ingin Mudik Naik Kapal Laut, Pelni Siapkan Skenario New Normal Life
Hampir semua negara mengimbau warganya untuk tidak beraktivitas di luar rumah jika tidak ada kepentingan yang mendesak.
Terkecuali, memang bagi mereka yang harus keluar dan kegiatannya tidak bisa dilakukan dari rumah
Perubahan tersebut tentu juga berdampak luas di banyak sektor.
Pasalnya berubahnya aktivitas masyarakat tersebut membuat dunia usaha sepi, seperti bidang pariwisata, transportasi online, penjuaan retail dan masih banyak lagi.
Berjalannya waktu, tinggal di rumah dinilai tidak bisa selamanya diterapkan untuk menjaga keseimbangan perekonomian.
Sejumlah negara pun mulai melonggarakan kebijakan terkait mobilitas warganya.
Di sisi lain, virus SARS-CoV-2 penyebab covid-19 masih terus mengancam.
Korban jiwa akibat virus Corona pun terus bertambah.
Di sinilah, pola hidup baru atau new normal akan diimplementasikan.
Lantas, apa dan seperti apa new normal tersebut?
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19 Wiku Adisasmita mengatakan, new normal adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal namun dengan ditambah menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan covid-19.
Menurut Wiku, prinsip utama dari new normal itu sendiri adalah dapat menyesuaikan dengan pola hidup.
"Secara sosial, kita pasti akan mengalami sesuatu bentuk new normal atau kita harus beradaptasi dengan beraktivitas, dan bekerja, dan tentunya harus mengurangi kontak fisik dengan orang lain, dan menghindari kerumunan, serta bekerja, bersekolah dari rumah," kata Wiku kepada Kompas.com, baru-baru ini.
• Mulai 3 Juni 2020 Rencana Skenario The New Normal Covid-19, Akankah Larangan Mudik Diperpanjang?
• Setelah Tegal, Kabar Baik Kasus Virus Corona Kini Diikuti Aceh, Achmad Yurianto Beber Hal Suksesnya
• Nama Korban Virus Corona yang Wafat Penuhi Headline Koran The New York Times, Trending di Twitter
Wiku menerangkan, secara sosial disadari bahwa hal ini akan berpengaruh.
Pasalnya, ada aturan yang disebutkan dalam protokol kesehatan untuk menjaga jarak sosial dengan mengurangi kontak fisik dengan orang lain.
Masyarakat, kata Wiku, akan menjalani kehidupan secara new normal hingga ditemukannya vaksin dan dapat digunakan sebagai penangkal virus Corona.
"Transformasi ini adalah untuk menata kehidupan dan perilaku baru, ketika pandemi, yang kemudian akan dibawa terus ke depannya sampai tertemukannya vaksin untuk covid-19," katanya lagi.
Beberapa ahli dan pakar kesehatan dunia telah memastikan bahwa kemungkinan paling cepat dapat ditemukannya vaksin adalah pada 2021.
Artinya, masyarakat harus menjalani kehidupan secara new normal hingga tahun depan, bahkan lebih.
Oleh karenanya, perubahan perilaku akan menjadi kunci optimisme dalam menghadapi covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah atau yang dikenal sebagai new normal.
"Tapi kita harus berpikiran positif, karena Indonesia punya kapasitas yang besar dan gotong royong, marilah kita gotong royong agar terbebas dari covid-19," imbuhnya.
• Khofifah Buka-bukaan Data Virus Corona, Tegaskan Lebaran Idul Fitri Jangan Mudik, Belum Tentu Aman
• Remehkan Virus Corona Sebagai Flu Kecil, Brasil jadi Episentrum Baru Skala Global Penularan Covid-19
Dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Selasa (19/5/2020), konsep pola hidup normal baru ini merupakan salah satu yang ditekankan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebutkan sejumlah hal yang harus diperhatikan pemerintah suatu wilayah atau negara untuk melonggarkan pembatasan terkait pandemi covid-19.
Hal itu diunggahnya melalui Twitter-nya baru-baru ini.
Salah satu yang diungkapkan oleh Tedros yakni mendidik, melibatkan dan memberdayakan masyarakatnya untuk hidup di bawah new normal.
(*)