Wakil Ketua DPRD Kaltim Ini Beranggapan Samarinda Sudah Tidak Layak Jadi Ibukota Provinsi
Sudah sepekan banjir bandang terjadi di Kota Samarinda. Meskipun lebih dari sepekan beberapa wilayah sudah surut.
Penulis: Jino Prayudi Kartono | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Sudah sepekan banjir bandang terjadi di Kota Samarinda. Meskipun lebih dari sepekan beberapa wilayah sudah surut. Simpang Lembuswana, Jl. A.Yani, Jl. Pemuda, Jl. Gelatik, dan wilayah Pasar Bengkuring menjadi lokasi langganan banjir.
Namun beberapa daerah tersebut sudah mengalami penyurutan banjir selama beberapa hari terakhir. Kota Samarinda saat ini disorot oleh beberapa pihak.
Salah satunya DPRD Kaltim. Wakil Ketua DPRD Kaltim Muhammad Samsun, Minggu (31/5/2020) mengatakan Kota Samarinda mengalami kelebihan beban seperti layaknya persoalan kota besar di Indonesia pada umumnya.
"Banjir ini adalah persoalan klasik dari musim ke musim setiap hujan turun, terlebih dengan intensitas tinggi. Kompleksitas permasalahan banjir tentu harus dilihat secara serius, semakin tahun bukannya semakin berkurang justru semakin parah dan meluas. Kita tidak bisa membiarkan masyarakat terus-terusan menerima kerugian akibat banjir ini," ucap Samsun.
Baca juga; Siapa Sebenarnya Sosok George Floyd yang Kematiannya Memicu Demonstrasi Besar di Amerika Serikat
Baca juga; Kabar Duka dari Maia Estianty, Tantenya di Surabaya Meninggal karena Corona: Masih Anggap Enteng?
Baca juga; NEWS VIDEO Viral Lagu Keke Bukan Boneka, Musisi Samarinda Novi Umar Geram Lagu Ciptaannya Dicomot
Bahkan ia berani menuturkan jika kota Samarinda itu saat ini tidak kayak menyandang predikat sebagai ibukota provinsi.
"Kita penduduk Kalimantan Timur ikut merasakan apa yang dirasakan oleh masyarakat Samarinda karena wajah Kaltim ada di kota ini terlebih sebagai ibu Kota Provinsi," katanya.
Ia melihat terdapat dua faktor yang menjadi faktor mendasar terkaitnya banjir di kota Samarinda. Faktor pertama adalah faktor alam seperti tingginya curah hujan, topografi wilayah, dan pasang surut air Mahakam.
Faktor kedua ia melihat faktor penduduk Samarinda yang menjadi penyebab banjir. Selain itu aktifitas tambang menambah faktor penyebab permasalahan banjir di Samarinda
"Faktor kedua adalah manusia, utamanya bersumber pada unsur pertumbuhan penduduk akan diikuti peningkatan kebutuhan infrastruktur, pemukiman sampai pada memungkin kurang baiknya drainase atau paret saluran air menuju ke sungai dan waduk, belum lagi ditambah aktifitas tambang secara berlebih yang tak terkendali turut memperburuk kualitas lingkungan Samarinda," ucap politisi PDI-P ini.
Baca juga; Pandemi Belum Berakhir, Legislator Bontang Kalimantan Timur Sepakat Bolehkan Salat 5 Waktu di Masjid
Baca juga; BREAKING NEWS Nelayan Asal Balikpapan Hilang di Perairan Selat Makassar Saat Hendak Memancing
Solusi yang ditawarkannya adalah pemindahan Ibukota Provinsi Kaltim ke daerah lain. Dengan begitu arus penduduk dari luar maupun dalam kota akan berpindah. Selain itu pemindahan Ibukota Provinsi ini akan mempercepat pertumbuhan wilayah yang dipilih menjadi ibukota provinsi nantinya.