Virus Corona
Bukan Zona Hitam, Anak Buah Khofifah Luruskan Status Wilayah Risma Merah Tua, Hampir Dijuluki Wuhan
Bukan zona hitam, Anak Buah Khofifah Indar Parawansa luruskan status wilayah Risma merah tua, hampir dijuluki Wuhan
TRIBUNKALTIM.CO - Bukan zona hitam, Anak Buah Khofifah Indar Parawansa luruskan status wilayah Risma merah tua, hampir dijuluki Wuhan.
Surabaya ramai diberitakan jadi zona hitam lantaran jumlah kasus Virus Corona tertinggi di Jawa Timur.
Bahkan, sebelumnya, wilayah yang dipimpin Walikota Tri Rismaharini atau Risma ini disebut berpotensi menjadi Wuhan.
Belakangan, anak buah Khofifah Indar Parawansa di Pemprov Jatim meluruskan Surabaya tak berstatus zona hitam.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Timur, Benny Sampirwanto menegaskan, Surabaya berstatus zona merah tua, bukan hitam.
Pernyataan tersebut disampaikan untuk menanggapi ramainya perbincangan di masyarakat yang menyangka bahwa Kota Surabaya sudah masuk zona hitam.
• Alasan Sri Mulyani Belum Bisa Cairkan Insentif Tenaga Medis, Singgung Jajaran Terawan di Kemenkes
• Luhut Pandjaitan Geram Rakyat Dibodohi Jumlah Utang Negara Era Jokowi, Beri Tantangan ke Pengkritik
• Bagaimana Teknis SKB CPNS Bila Digelar Online? Ini Kata BKN, Ada Kabar Baik Bila Usia Lewat 35 Tahun
"Per 2 Juni 2020, Kota Surabaya memasuki zona merah tua, bukan hitam," kata Benny saat dihubungi, Rabu (3/6/2020) malam.
Penjelasan tentang perbedaan warna tersebut, kata Benny, perlu disampaikan agar tidak menimbulkan persepsi berbeda di masyarakat.
Apalagi, ada juga media mainstream yang menyebut Surabaya merah tua, tetapi di judul menggunakan warna hitam.
Ia menjelaskan, degradasi tampilan warna covid-19 kabupaten/kota di Jatim di website infocovid19.jatimprov.go.id akan berubah setiap saat sesuai jumlah penambahan kasus yang terkonfirmasi.
Misalnya pada 2 Juni 2020 pukul 19.00 WIB, kasus covid-19 di Kota Surabaya berjumlah 2.748 kasus.
Hal ini membuat perubahan warna peta sebaran covid-19 Surabaya yang sebelumnya bewarna merah menjadi merah tua.
Secara teknis, degradasi antar warna di website tersebut memiliki kelipatan pangkat 2 kuadrat, misalnya, angka 2, 4, 8, dan seterusnya.
Penambahan angka terkonfirmasi menjadikan sistem secara otomatis mengubah warna sebuah daerah menjadi semakin menua dan menyesuaikan tabel gradasi warna.
Benny mengatakan, di laman itu, jika tidak ada kasus konfirmasi, tetapi ada ODP, maka warnanya biru kehijauan.
Apabila ada PDP maka warnanya oranye, dan jika terdapat kasus konfirmasi covid-19 maka warnanya merah.
"Semakin banyak kasus konfirmasi, warna di peta sebaran akan semakin pekat hingga berwarna merah tua," ujar dia.
Sebelumnya diberitakan, dalam peta sebaran covid-19 di Jawa Timur, Kota Surabaya terlihat berwarna hitam sejak empat hari terakhir.
Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19 Jawa Timur Joni Wahyuhadi mengatakan, warna hitam menunjukkan kasus covid-19 di daerah tersebut lebih dari 1.025 kasus.
"Semakin banyak catatan kasusnya, warna di peta sebaran akan semakin pekat hingga berwarna hitam," ujar Joni di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (2/6/2020).
Sedangkan Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19 Surabaya M Fikser, heran dengan warna hitam itu.
Menurutnya, tidak ada indikator ilmiah tentang pelabelan zona hitam untuk Kota Surabaya.
"Pertanyaan saya, Jakarta yang angkanya di atas Surabaya, ada enggak warnanya hitam?
Itu pertanyaan saya, ini yang tadi didiskusikan," kata Fikser saat dihubungi.
Kami Kerja
Pemerintah Kota Surabaya mempertanyakan penetapan Surabaya menjadi zona hitam dalam peta sebaran covid-19 di Jawa Timur.
• Dapat Instruksi Jokowi, Muhadjir Beri Perkiraan Kapan Sekolah Dibuka? Tahun Ajaran Baru 13 Juli
• Alasan Sri Mulyani Belum Bisa Cairkan Insentif Tenaga Medis, Singgung Jajaran Terawan di Kemenkes
• Luhut Pandjaitan Geram Rakyat Dibodohi Jumlah Utang Negara Era Jokowi, Beri Tantangan ke Pengkritik
Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19 Surabaya M Fikser mengatakan, tidak ada indikator ilmiah tentang pelabelan zona hitam untuk Kota Surabaya.
Pemberian warna tak bisa dilakukan sesuka hati.
Hal itu harus berdasarkan landasan keilmuan yang pasti.
Fikser menyayangkan penetapan warna hitam dalam peta penyebaran covid-19.
Padahal, Pemkot Surabaya terus bekerja untuk menekan dan memutus mata rantai penyebaran covid-19.
"Kita ini bekerja dan kerja kita ini betul-betul bisa dilihat.
Jadi kalau kita sih, kita menyayangkan warna hitam itu karena secara keilmuan tidak dijelaskan," ujar Fikser saat dihubungi, Rabu (3/6/2020).
Fikser pun bertanya warna apa yang akan diberikan Pemprov Jatim kepada Surabaya setelah hitam.
"Nanti setelah warna hitam, dikasih warna apalagi?
Kita hanya ingin membuka tabir pandemi ini dengan cara rapid test dan swab, lalu dipisahkan, diberikan penyembuhan di semua titik," jelas dia.
Sebelumnya diberitakan, dalam peta sebaran covid-19 di Jawa Timur, Kota Surabaya terlihat berwarna hitam sejak empat hari terakhir.
• Bukan Hanya YLBHI, Peneliti LIPI Ini Minta Jokowi Tinjau Ulang Keterlibatan TNI di Fase New Normal
• Bagaimana Teknis SKB CPNS Bila Digelar Online? Ini Kata BKN, Ada Kabar Baik Bila Usia Lewat 35 Tahun
Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19 Jawa Timur Joni Wahyuhadi mengatakan, warna hitam menunjukkan kasus covid-19 di daerah tersebut lebih dari 1.025 kasus.
"Semakin banyak catatan kasusnya, warna di peta sebaran akan semakin pekat hingga berwarna hitam," ujar Joni di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (2/6/2020).
Hingga Selasa malam, kasus covid-19 di Surabaya mencapai 2.748 kasus.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pemprov Jatim: Surabaya Masuk Zona Merah Tua, Bukan Hitam", https://regional.kompas.com/read/2020/06/03/20540831/pemprov-jatim-surabaya-masuk-zona-merah-tua-bukan-hitam?page=all#page3.