Dapat Instruksi Jokowi, Muhadjir Beri Perkiraan Kapan Sekolah Dibuka? Tahun Ajaran Baru 13 Juli

Setelah dapat instruksi Jokowi, Muhadjir Effendy beri perkiraan kapan sekolah dibuka? tahun ajaran baru 13 Juli

Editor: Rafan Arif Dwinanto
tribunkaltim.co/Ichwal Setiawan
TINJAU USBN — Wali Kota Bontanh, Neni Moerniaeni meninjau pelaksanaan USBN dan UNBK di sejumlah sekolah SD dan SMP di Kota Bontang. Pelaksanaan ujian di hari pertama tak menemui kendala berarti. 

TRIBUNKALTIM.CO - Setelah dapat instruksi Jokowi, Muhadjir Effendy beri perkiraan kapan sekolah dibuka? tahun ajaran baru 13 Juli.

Teka-teki kapan sekolah dibuka, atau pembelajaran tatap muka dimulai akhirnya terjawab.

Menko PMK Muhadjir Effendy mengungkapkan tahun ajaran baru tetap dimulai 13 Juli mendatang.

Meski demikian, mantan Mendikbud ini menjelaskan, tahun ajaran baru berbeda dengan pembelajaran tatap muka.

Menteri Koordintor Pembangunan Manusia dan Kebudayaan ( Menko PMK) Muhadjir Effendy menjelaskan, sejauh ini sekolah masih belum bisa dibuka.

Meskipun, Kemendikbud menyebut tahun ajaran baru 2020/2021 sudah akan dimulai pada 13 Juli.

 Alasan Sri Mulyani Belum Bisa Cairkan Insentif Tenaga Medis, Singgung Jajaran Terawan di Kemenkes

 Luhut Pandjaitan Geram Rakyat Dibodohi Jumlah Utang Negara Era Jokowi, Beri Tantangan ke Pengkritik

 Bagaimana Teknis SKB CPNS Bila Digelar Online? Ini Kata BKN, Ada Kabar Baik Bila Usia Lewat 35 Tahun

Muhadjir Effendy mengatakan, sekolah baru bisa dibuka pada akhir tahun atau awal tahun 2021.

“Kalau tahun ajaran baru kemungkinan tidak ada perubahan. Pertengahan Juli sudah tahun ajaran baru.

Tetapi untuk membuka sekolah, masih kita lihat situasinya. 

Kemungkinan akhir tahun atau awal tahun,” ujar Muhadjir Effendy saat meninjau Kampung Tangguh di Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (3/6/2020).

Karena itu, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menyampaikan, semester ganjil yang akan datang, para siswa masih menjalani pembelajaran secara daring.

“Semester depan masih online, terutama wilayah yang merah dan kuning, masih (belajar) online,” katanya.

Sebelumnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menegaskan meskipun jadwal tahun ajaran baru telah ditetapkan 13 Juli 2020, bukan berarti siswa diharuskan datang ke sekolah di tengah kekhawatiran pandemi covid-19.

Mengingat saat ini tengah terjadi pandemi covid-19, tahun ajaran baru tidak sama dengan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka di sekolah.

Bukan Hanya YLBHI, Peneliti LIPI Ini Minta Jokowi Tinjau Ulang Keterlibatan TNI di Fase New Normal

"Secara garis besar tanggal 13 Juli itu semuanya (tahun ajaran baru). 

Tanggal dimulainya ajaran baru, itu berbeda dengan kegiatan belajar mengajar tatap muka.

Ini kadang-kadang rancu. Tahun ajaran baru jadi (dianggap) membuka sekolah.

Tanggal 13 Juli, itu dimulainya tahun ajaran baru 2020/2021," jelas ujar Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Plt. Dirjen PAUD Dikdasmen) Hamid Muhammad melalui rilis resmi (29/5/2020).

Arahan Jokowi

Meteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy memberikan tanggapan terkait rencana penerapan new normal, khususnya di sektor pendidikan.

Muhadjir Effendy menyampaikan saran dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk benar-benar menggodok secara matang untuk penerapan new normal di lingkup sekolah.

 Ada yang Ngantor, Ada yang WFH, Simak Sistem Kerja Baru PNS di Fase New Normal di SE Tjahjo Kumolo

 Viral Gegara Jual Bansos, Ternyata Gadis Ini Putus Sekolah dan Kerja jadi ART, Ibunya Sakit-sakitan

 Alasan Jokowi Terapkan New Normal, Ngabalin Sebut Tak Mau Rakyat Kelaparan hingga Vaksin Belum Siap

Hal ini disampaikan Muhadjir Effendy dalam tayangan Youtube KompasTV, Jumat (29/5/2020).

Dirinya mengatakan Presiden Jokowi tidak ingin penerapan new normal di sekolah diterapkan secara grusa-grusu.

"Untuk pengurangan pembatasan di sektor pendidikan akan kita godok dulu semateng mungkin," ujar Muhadjir Effendy.

"Jadi Pak Presiden wanti-wanti untuk tidak grusa-grusu," imbuhnya.

Sependapat dengan saran presiden, Muhadjir Effendy menilai untuk sektor pendidikan memang harus mendapatkan perhatian khusus.

Ia menilai untuk penerapan new normal di sekolah masih sangat berisiko jika dilakukan dalam waktu dekat.

Menurutnya, protokol keselamatan di sekolah berbeda kondisinya dengan sektor umum lainnya.

Terlebih yang dihadapi adalah anak-anak.

"Risikonya terlalu besar untuk sektor pendidikan," jelasnya.

Maka dari itu untuk mengantisipasi terjadinya risiko tersebut, pemerintah bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan masih terus mengkaji kemungkinan tersebut.

Karena seperti yang diketahui jika mengacu pada kalender pendidikan Indonesia, sekolah akan memasuki ajaran baru pada 13 Juli 2020.

Dirinya tidak ingin, sekolah justru menjadi klaster baru penyebaran Virus Corona.

Selain berdampak buruk pada siswa, pemerintah juga akan mendapatkan sorotan buruk.

"Dan kalau nanti salah kelola itu bisa menjadi klaster baru dan kalau menjadi klaster baru nanti citranya nanti kurang bagus atau bahkan membahayakan karena ini menyangkut anak-anak," pungkasnya.

Respon KPAI

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Pendidikan, Retno Listyarti tak kuasa menahan tawa saat mengungkapkan hasil angket yang telah diunggahnya.

Dari kalkulasi yang didapatkan, 80 persen responden yang berasal dari orang tua menolak sekolah dibuka kembali saat tahun ajaran baru.

Meski dengan aturan normal baru, para orangtua tersebut tetap khawatir karena situasi pandemi yang masih belum menentu.

Hal ini malah berkebalikan dengan hasil survei dari responden anak-anak yang menginginkan untuk bisa kembali ke sekolah.

Mereka diduga jenuh menjalani belajar dari rumah dan ingin segera bertemu kembali dengan kawan-kawan di sekolah.

Retno menuturkan bahwa hampir 200.000 orangtua murid berpartisipasi dalam survei tersebut.

Ia juga menyebutkan bahwa kebanyakan dari mereka menolak untuk menyekolahkan anaknya kembali bila pandemi belum berakhir.

"Yang mengejutkan adalah, dalam 32 jam sejak itu diunggah di Facebok pribadi saya, itu saya cukup terkejut karena ada 196.000 orang tua lebih, yang mengungkapkan pendapatnya," ungkap Retno.

"Dan mayoritas orang tua, lebih dari 80 persen memang menolak sekolah dibuka pada tahun ajaran baru ini."

"Jadi Juli dibuka itu mereka keberatan, mereka memberikan beberapa usul di antaranya September atau Desember, nah ini sesuatu yang luar biasa," tambahnya.

Retno tak kuasa menahan tawa karena hasil survei selanjutnya tak kalah mengejutkan.

Pasalnya, berkebalikan dengan keinginan orangtua, para siswa yang mengikuti survei tersebut malah ingin segera bersekolah kembali.

"Tapi murid, kami kan juga nanya sama murid. Ada 9.800 murid yang mengisi, dan uniknya kebalikan.

Mereka setuju 80 persen masuk sekolah gitu ya," kata Retno sambil tertawa.

Kemudian, Retno juga mengatakan bahwa pihaknya juga mengambil sampel dari respon para guru.

"Nah guru juga kami tanya, guru itu 60 persen setuju sekolah, tetapi 40 persen tidak," ujarnya.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menko PMK: Semester Depan Masih Belajar Daring", https://regional.kompas.com/read/2020/06/03/17530821/menko-pmk-semester-depan-masih-belajar-daring.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved