Virus Corona
Kasus Virus Corona Surabaya Masih Tinggi, Risma Ajukan Permintaan Baru ke Khofifah, Dikabulkan?
Kasus Virus Corona Surabaya masih tinggi, Risma ajukan permintaan baru ke Khofifah Indar Parawansa, dikabulkan?
TRIBUNKALTIM.CO - Kasus Virus Corona Surabaya Masih Tinggi, Risma Ajukan Permintaan Baru ke Khofifah, Dikabulkan?
Walikota Surabaya Tri Rismaharini atau Risma menyampaikan permintaan baru ke Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Diketahui, angka kasus Virus Corona atau covid-19 di Surabaya menjadi yang tertinggi di Jawa Timur.
Masa Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB di Surabaya pun akan segera berakhir.
Penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) jilid III di Kota Surabaya berakhir pada Senin (8/6/2020).
Meski kasus covid-19 di Surabaya masih tinggi, Pemerintah Kota akan mengajukan pelonggaran dan meminta PSBB diakhiri atau tidak diperpanjang.
• Refly Harun Blak-blakan ke Ustadz Abdul Somad, Curhat Serangan Netizen, Singgung Ganjar dan Anies
• Blak-blakan ke Refly Harun, Achmad Yurianto Beber WhatsApp, YouTube, Twitter Hebohkan Virus Corona
• Kabar Gembira, PLN Beri Keringanan Pelanggan yang Tagihan Listriknya Bengkak di Juni, Ini Syaratnya
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini akan meminta pelonggaran dan penghentian penerapan PSBB kepada Pemerintah Provinasi Jatim.
Risma menyebut, ekonomi masyarakat Surabaya harus tetap bergerak.
Agar masyarakat bisa bertahan di tengah pandemi covid-19.
Usulan penghentian penerapan PSBB itu akan disampaikan Risma kepada Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat rapat evaluasi PSBB Surabaya Raya di Gedung Negara Grahadi malam ini.
"Ini teman-teman lagi membahas hal itu.
Mudah-mudahan nanti bisa diterima usulan kita sama Bu Gubernur," kata Risma saat ditemui di Gelora Bung Tomo, Surabaya, Minggu (7/6/2020).
Menurut Risma, usulan ini harus diambil karena banyak masyarakat yang terlalu lama tidak bekerja akibat dari pandemi covid-19.
Padahal, masyarakat membutuhkan penghasilan membiayai kehidupan sehari-hari.
"Kan kita tidak bisa, kalau mal terus sepi kan pegawainya bisa dipecat.
Jadi ini harus kita mulai.
Karena sekali lagi saya khawatir sama hotel, restoran.
Kan enggak mungkin, membayar orang tapi nganggur, sedangkan mereka tidak punya pendapatan," ujar Risma.
Karena alasan itu, Risma optimistis usulannya diterima Khofifah. Pemkot Surabaya, kata Risma, sudah menyiapkan protokol kesehatan ketat yang harus dilakukan masyarakat jika PSBB Surabaya tidak diperpanjang.
Protokol itu meliputi proses transaksi skala kecil seperti di warung makan sampai restoran.
"Karena kita belum bebas 100 persen, jadi artinya kita harus lakukan protokol yang ketat, mulai nanti bagaimana di restoran, di warung.
Bahkan kita juga atur pembayarannya cara menggunakan uang itu, cara nerimanya bagaimana," kata Risma.
Selain itu, Risma juga meminta bantuan alat rapid test ke pemerintah pusat untuk memeriksa pegawai mal dan restoran di Surabaya.
"Ini saya sudah mohon ke Pak Menteri (Menkes Terawan Agus Putranto), nanti kalau kita ada rapid test, kita prioritaskan itu pegawai minimarket, supermarket, pegawai mall, pegawai toko," kata Risma.
"Mudah-mudahan kami punya alat rapid test-nya.
Sehingga, kembali bisa normal dalam ikatan yang disebut Pak Presiden Joko Widodo new normal ," jelas Risma.
• Per 1 Juli 2020, Iuran BPJS Kesehatan Telah Ditetapkan, Segini Besarannya Bagi Peserta PBPU dan BP
Zona Merah Tua
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Timur, Benny Sampirwanto menegaskan, Surabaya berstatus zona merah tua, bukan hitam.
Pernyataan tersebut disampaikan untuk menanggapi ramainya perbincangan di masyarakat yang menyangka bahwa Kota Surabaya sudah masuk zona hitam.
• Alasan Sri Mulyani Belum Bisa Cairkan Insentif Tenaga Medis, Singgung Jajaran Terawan di Kemenkes
• Luhut Pandjaitan Geram Rakyat Dibodohi Jumlah Utang Negara Era Jokowi, Beri Tantangan ke Pengkritik
• Bagaimana Teknis SKB CPNS Bila Digelar Online? Ini Kata BKN, Ada Kabar Baik Bila Usia Lewat 35 Tahun
"Per 2 Juni 2020, Kota Surabaya memasuki zona merah tua, bukan hitam," kata Benny saat dihubungi, Rabu (3/6/2020) malam.
Penjelasan tentang perbedaan warna tersebut, kata Benny, perlu disampaikan agar tidak menimbulkan persepsi berbeda di masyarakat.
Apalagi, ada juga media mainstream yang menyebut Surabaya merah tua, tetapi di judul menggunakan warna hitam.
Ia menjelaskan, degradasi tampilan warna covid-19 kabupaten/kota di Jatim di website infocovid19.jatimprov.go.id akan berubah setiap saat sesuai jumlah penambahan kasus yang terkonfirmasi.
Misalnya pada 2 Juni 2020 pukul 19.00 WIB, kasus covid-19 di Kota Surabaya berjumlah 2.748 kasus.
Hal ini membuat perubahan warna peta sebaran covid-19 Surabaya yang sebelumnya bewarna merah menjadi merah tua.
Secara teknis, degradasi antar warna di website tersebut memiliki kelipatan pangkat 2 kuadrat, misalnya, angka 2, 4, 8, dan seterusnya.
Penambahan angka terkonfirmasi menjadikan sistem secara otomatis mengubah warna sebuah daerah menjadi semakin menua dan menyesuaikan tabel gradasi warna.
Benny mengatakan, di laman itu, jika tidak ada kasus konfirmasi, tetapi ada ODP, maka warnanya biru kehijauan.
Apabila ada PDP maka warnanya oranye, dan jika terdapat kasus konfirmasi covid-19 maka warnanya merah.
"Semakin banyak kasus konfirmasi, warna di peta sebaran akan semakin pekat hingga berwarna merah tua," ujar dia.
Sebelumnya diberitakan, dalam peta sebaran covid-19 di Jawa Timur, Kota Surabaya terlihat berwarna hitam sejak empat hari terakhir.
Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19 Jawa Timur Joni Wahyuhadi mengatakan, warna hitam menunjukkan kasus covid-19 di daerah tersebut lebih dari 1.025 kasus.
"Semakin banyak catatan kasusnya, warna di peta sebaran akan semakin pekat hingga berwarna hitam," ujar Joni di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (2/6/2020).
Sedangkan Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19 Surabaya M Fikser, heran dengan warna hitam itu.
• Didi Kempot Wariskan Rumah untuk Yan Vellia di Solo dan Istri Pertama di Ngawi, Intip Penampakannya!
Menurutnya, tidak ada indikator ilmiah tentang pelabelan zona hitam untuk Kota Surabaya.
"Pertanyaan saya, Jakarta yang angkanya di atas Surabaya, ada enggak warnanya hitam?
Itu pertanyaan saya, ini yang tadi didiskusikan," kata Fikser saat dihubungi.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Risma Ingin Khofifah Akhiri PSBB Surabaya meski Kasus Covid-19 Masih Tinggi, Ini Alasannya", https://regional.kompas.com/read/2020/06/07/16543181/risma-ingin-khofifah-akhiri-psbb-surabaya-meski-kasus-covid-19-masih-tinggi?page=all.