Virus Corona
Antibodi Covid-19 Ditemukan, Bisa Netralkan Virus Corona, Lebih Mahal dari Vaksin, Cocok Bagi Lansia
Akhirnya antibodi covid-19 ditemukan, bisa netralkan Virus Corona, lebih mahal dari vaksin, cocok bagi pasien lansia
Perawatan antibodi dapat digunakan untuk tujuan yang sama seperti vaksin, yang biasanya memicu reaksi tubuh untuk membuat antibodi sendiri.
Lebih dari 200 tim di seluruh dunia berlomba untuk menjadi yang pertama mengembangkan vaksin.
Para ilmuwan dari Universitas Oxford di Inggris berada di antara para pelopor.
• Tak Main-main, Ada Sanksi Berat Bagi Perusahaan yang Tak Potong Gaji Karyawan 2,5 % untuk Tapera
• Survei Terbaru, Elektabilitas Prabowo Tertinggi, Sosok Ini Melejit Kalahkan Anies dan Ridwan Kamil
Tim Universitas Oxford bekerja dalam kemitraan dengan AstraZeneca dan melakukan uji coba manusia di Brasil, pusat pandemi saat ini.
Mereka akan mengetahui apakah vaksin itu berhasil atau gagal pada bulan Agustus mendatang.
Mereka sudah mulai memproduksi vaksin untuk memastikan peluncuran cepat jika vaksin efektif.
Pasokan 2 miliar dosis telah disepakati untuk disebarkan di seluruh dunia pada akhir tahun.
Antibodi Artifisial
Selain Inggris dan Swedia, Jepang juga berlomba membuat antibodi untuk penanganan Virus Corona.
Profesor Kazuhiko Katayama dari Universitas Kitasato Jepang membuat antibodi artifisial yang menghalangi Virus Corona dari pengikatan sel dan dapat mencegah infeksi nantinya.
"Ini adalah pendekatan baru untuk membuat obat dengan antibodi, tetapi jika dapat digunakan secara praktis, opsi untuk perawatan akan diperluas di masa depan.
Oleh karena itu saya ingin bekerja sama dengan perusahaan farmasi untuk memulai penelitian dan pengembangan untuk aplikasi praktis seperti eksperimen pada hewan," ungkap Profesor Kazuhiko Katayama, Jumat (8/5/2020).
Kelompok-kelompok penelitian seperti Universitas Kitasato telah mengumumkan bahwa mereka telah menciptakan antibodi artifisial yang menghalangi Virus Corona baru dari pengikatan sel dan mencegah infeksi.
Hal tersebut memiliki aplikasi potensial dalam pengembangan agen terapi baru.
Ketika terinfeksi oleh virus, beberapa jenis protein yang disebut "antibodi" diproduksi di dalam tubuh.