Virus Corona
Khofifah Beber Wilayah Risma Lebih Parah dari Daerah Anies, Ungkap Alasan Akhiri PSBB Surabaya Raya
Khofifah beber wilayah Risma lebih parah dari daerah Anies Baswedan, ungkap alasan akhiri PSBB Surabaya Raya
TRIBUNKALTIM.CO - Khofifah beber wilayah Risma lebih parah dari daerah Anies Baswedan, ungkap alasan akhiri PSBB Surabaya Raya.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa tak memerpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB di Surabaya Raya, yang mencakup Surabaya, Gresik dan Sidoarjo.
Kendati demikian, Khofifah mengungkapkan sejatinya penularan Virus Corona atau covid-19 di wilayah yang dipimpin Tri Rismaharini atau Risma, lebih parah dari Jakarta.
Namun, Khofifah punya alasan tersendiri mengapa mengabulkan permintaan Risma agar PSBB di Surabaya tak diperpanjang.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan alasan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Surabaya tidak diperpanjang.
• Daerah di Jawa Ini akan Buka Sekolah Tatap Muka, Begini Cara Agar Siswa Tak Terinfeksi Virus Corona
• PSBB Surabaya Berakhir, Risma Ajak Warganya Jaga Kepercayaan Khofifah, Kerjakan Imbauan Utama Jokowi
• Blak-blakan, Istri yang Ternyata Lelaki Buat Pengakuan, Bisa Dijerat Polisi 2 Pasal, Hukuman Berat
Padahal jumlah kasus baru pasien terinfeksi Virus Corona ( covid-19) di Surabaya masih tinggi, yakni mencapai 236 per Senin (8/6/2020).
Dilansir TribunWow.com, Khofifah mengumumkan keputusan pemerintah setempat tentang PSBB tersebut.
Sebelumnya Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengusulkan PSBB tidak perlu diperpanjang lagi dengan alasan keprihatinan terhadap kondisi ekonomi masyarakat.
Awalnya, Khofifah menjelaskan bahwa penerapan PSBB sudah disepakati Pemerintah Daerah Gresik, Sidoarjo, dan Surabaya.
"Pada dasarnya, semua bersifat bottom up," jelas Khofifah Indar Parawansa, dalam tayangan Kompas TV, Senin (8/6/2020).
Dalam setiap perpanjangan PSBB, Khofifah menyebutkan hal tersebut adalah keputusan pemda setempat.
"Pada perpanjangan pertama, PSBB tahap kedua, yang mengumumkan itu sendiri sudah perwakilan kabupaten kota," paparnya.
"Ketika PSBB tahap ketiga perpanjangan tahap kedua dimulai 26 Mei-8 Juni, yang mengumumkan juga adalah mereka bertiga," lanjut Khofifah.
Pada akhir PSBB tahap ketiga, Khofifah menyebutkan telah melakukan evaluasi dan rapat untuk memutuskan apakah PSBB harus dilanjutkan ke tahap berikutnya.
Dalam rapat tersebut, dr Windhu Purnomo sebagai pakar Epidemiologi menjelaskan kondisi saat ini belum aman untuk mencabut PSBB.
"Kita mengundang perwakilan kabupaten kota. Kemudian dr Windhu yang mengomandani dari Tim Epidemiologi FKM Unair menjelaskan bahwa sesungguhnya Surabaya belum aman, Gresik belum aman, Sidoarjo belum aman," jelasnya.
Ia menyinggung kondisi di ketiga wilayah tersebut bahkan lebih parah daripada DKI Jakarta yang kurvanya sudah mulai melandai.
• Anies Baswedan Pilih Opsi PSBB Transisi, Wagub DKI Anggap Masa Sangat Berbahaya, Bukan Masa Bebas
"Sebaiknya bersabar dulu, dengan data misalnya attack rate-nya masih 94,1. Bahkan lebih tinggi dari Jakarta hari ini," ungkap Khofifah.
Meskipun begitu, Khofifah menyinggung angka transmisi di Surabaya sudah cukup membaik dan menjadi optimisme bersama.
"Kemudian ada optimisme, memang. Artinya rate of transmission-nya Surabaya 1,0," jelas Khofifah.
"Optimisme ini sesungguhnya bisa menjadi pendorong upaya pendisiplinan yang lebih ketat," tambahnya.
Ia memaparkan transmission rate di Gresik sempat mencapai angka 0,3.
Melihat angka tersebut, Khofifah menyebutkan Pemda Gresik sempat optimis dapat mulai memasuki new normal.
"Mereka pada tanggal 21-26 Mei, selama 6 hari itu sudah di bawah 1," jelas Khofifah.
"Waktu itu kita berharap kalau sudah di bawah 1, sesungguhnya sudah siap untuk memasuki new normal," lanjutnya.
Meskipun begitu, setelah lebaran angka kasus baru kembali naik.
"Tetapi pascalebaran, di tiga daerah ini mengalami kenaikan. Itu yang menjadikan rate of transmission naik, angka-angka juga naik," kata Khofifah.
"Tapi pakar Epidemiologi tadi kembali menjelaskan bahwa ini belum aman," tambahnya.
• Pengakuan Mengejutkan Dorce Gamalama ke Raffi Ahmad, Jatuh Miskin, Ini Deretan Hartanya yang Tersisa
• Bukan New Normal, Muhammadiyah Beda dengan Jokowi, Lebih Pilih Istilah New Reality, Simak Alasannya
Alasan Risma
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengusulkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di wilayah Surabaya Raya dihentikan.
Hal itu ia cetuskan melihat kondisi ekonomi di wilayahnya yang terdampak pandemi Virus Corona (covid-19) karena aktivitas masyarakat yang tidak dapat berjalan normal saat PSBB.
Untuk diketahui, kasus positif di wilayah Surabaya masih tinggi dengan jumlah 3.124 pasien positif per Minggu (7/6/2020).
Meskipun begitu, Risma ingin mengusulkan PSBB dicabut agar aktivitas ekonomi dapat berjalan kembali.
Ia menyebutkan usul tersebut sebelumnya sudah sempat diutarakan.
"Mudah-mudahan usulan saya diterima," ungkap Tri Rismaharini, dalam tayangan Kompas TV, Minggu (7/6/2020).
Risma menyebutkan dirinya lebih memilih untuk memperketat protokol kesehatan.
"Kita tidak lakukan itu, tapi protokol diperketat. Jadi protokol itu yang harus diperketat," jelas Risma.
Usulan itu muncul saat melihat kondisi ekonomi masyarakat yang mulai terpuruk selama pandemi.
Ia menyinggung banyak orang yang kehilangan pekerjaannya saat ini.
"Tadi saya sampaikan ini menyangkut masalah ekonomi warga," papar Risma.
"Jangan sampai tidak bekerja," tambahnya.
Ia memberi contoh pada pusat perbelanjaan seperti mal yang kehilangan pengunjung selama masa pandemi.
Risma berharap pertimbangan ekonomi tersebut dapat disetujui Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
"Kita enggak bisa lihat kalau mal terus down, turun, 'kan SPG-nya juga bisa dipecat," jelas Risma.
"Mudah-mudahan bisa diterima sama Bu Gubernur," lanjutnya.
Ia menyebutkan rencana tersebut masih dibahas timnya.
• Anies Baswedan Pilih Opsi PSBB Transisi, Wagub DKI Anggap Masa Sangat Berbahaya, Bukan Masa Bebas
• Bukan Mall, Sandiaga Uno Sarankan Anies Baswedan Buka Sektor Ekonomi Ini di Masa PSBB Transisi
"Sekali lagi, saya khawatir hotel dan restoran kalau enggak bisa dihidupkan nanti pegawainya diberhentikan dan sebagainya," kata Risma.
"Enggak mungkin membayar orang dalam posisi nganggur terus mereka enggak punya income," lanjutnya.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Risma Minta PSBB Surabaya Dicabut, Khofifah Singgung covid-19 Masih Tinggi: Optimisme Memang, https://wow.tribunnews.com/2020/06/09/risma-minta-psbb-surabaya-dicabut-khofifah-singgung-covid-19-masih-tinggi-optimisme-memang?page=all.