Virus Corona
Sempat Disebut Khofifah Lebih Bahaya dari Jakarta, Pasien Sembuh Covid-19 di Surabaya Nyaris 1.000
Khofifah sempat menyebutkan Surabaya Raya lebih berbahaya dari Jakarta, pasien sembuh covid-19 di wilayah Risma meningkat nyaris 1.000 orang
TRIBUNKALTIM.CO - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sempat menyebutkan Surabaya Raya lebih bahaya dari Jakarta, pasien sembuh covid-19 di wilayah Risma mengalami tren peningkatan, nyaris 1.000 orang.
Belakangan ini Kota Surabaya menjadi perhatian lantaran kasus Virus Corona melonjak di ibu kota Jawa Timur itu.
Bahkan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa tak ragu mengungkapkan Surabaya Raya kini lebih berbahaya dibanding Jakarta terkait penyebaran Virus Corona alias covid-19.
Tetapi, ada kabar baik dari Surabaya, lantaran tren pasien covid-19 yang sembuh justru mengalami peningkatan.
Update terakhir, total pasien Virus Corona yang sembuh di wilayah Tri Rismaharini nyaris mencapai 1.000 orang.
Sebelumnya, Khofifah memutuskan mengakhiri PSBB di Surabaya Raya yang meliputi Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik atas permintaan masing-masing kepala daerah.
• PSBB Dicabut, Khofifah Blak-blakan Akui Surabaya Belum Aman, Paparan Pakar dari FKM Unair Diungkap
• Risma Bersiap Susul Cara Anies Baswedan Setelah Khofifah Tak Perpanjang PSBB Surabaya
• Khofifah Ungkap Surabaya Raya Kini Lebih Berbahaya Dibanding Jakarta, Datanya, Begini Janji Risma
• Khofifah Turuti Permintaan Risma Akhiri PSBB Walau Kasus Corona di Surabaya Masih Tinggi
Ketiga kepala daerah di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik juga telah berjanji menerapkan protokol kesehatan lebih ketat meskipun PSBB sudah berakhir.
"Pada dasarnya, semua (keputusan, red) bersifat bottom up (dari bawah ke atas, red)," jelas Khofifah dalam tayangan Kompas TV pada Senin (8/6/2020).
"Pada perpanjangan pertama, PSBB tahap kedua, yang mengumumkan itu sendiri sudah perwakilan kabupaten kota," paparnya.
"Ketika PSBB tahap ketiga perpanjangan tahap kedua dimulai 26 Mei-8 Juni, yang mengumumkan juga adalah mereka bertiga," lanjut Khofifah.
Pada akhir PSBB tahap ketiga, Khofifah juga menyebutkan kalau sudah melakukan evaluasi dan rapat untuk memutuskan apakah PSBB harus dilanjutkan ke tahap berikutnya atau tidak?
Dalam rapat tersebut, dr Windhu Purnomo sebagai Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga ( Unair ) menjelaskan kondisi saat ini belum aman untuk mencabut PSBB.
"Kami mengundang perwakilan kabupaten dan kota.
Kemudian dr Windhu yang mengomandani Tim Epidemiologi FKM Unair menjelaskan bahwa sesungguhnya Surabaya belum aman, Gresik belum aman, Sidoarjo belum aman," jelasnya.
Sementara itu Khofifah juga menyinggung kondisi di Surabaya Raya yang menurutnya lebih parah daripada DKI Jakarta yang kurvanya sudah mulai melandai.
"Sebaiknya bersabar dulu, dengan data misalnya attack rate-nya masih 94,1. Bahkan lebih tinggi dari Jakarta hari ini," ungkap Khofifah.
Meskipun begitu, Khofifah menilai angka transmisi di Surabaya sudah cukup membaik.
"Kemudian ada optimisme, memang. Artinya rate of transmission-nya Surabaya 1,0," jelas Khofifah.
"Optimisme ini sesungguhnya bisa menjadi pendorong upaya pendisiplinan yang lebih ketat," tambahnya.
• Blak-blakan di ILC, Karni Ilyas Singgung Zona Merah Surabaya, Risma Tak Peduli Warna, Fokus ke Warga
Ia mencontohkan dengan transmission rate di Gresik yang sudah mencapai angka 0,3. Melihat angka tersebut, Khofifah menyebut Pemda Gresik optimis dapat mulai memasuki new normal.
"Mereka (Gresik, red) pada tanggal 21-26 Mei, selama 6 hari itu sudah di bawah 1," jelas Khofifah.
"Waktu itu kita berharap kalau sudah di bawah 1, sesungguhnya sudah siap untuk memasuki new normal," lanjutnya.
Meskipun begitu, setelah lebaran angka kasus baru kembali naik.
"Tetapi pascalebaran, di tiga daerah ini mengalami kenaikan. Itu yang menjadikan rate of transmission naik, angka-angka juga naik," kata Khofifah.
"Lalu, pakar epidemiologi tadi kembali menjelaskan bahwa ini belum aman," tambahnya.
Pasien Virus Corona yang sembuh meningkat
Presentase kesembuhan pasien covid-19 di Surabaya hingga saat ini mencapai 26,84 persen.
Data itu didapat dari jumlah kesembuhan di Kota Surabaya hingga update terakhir, total 923 orang.
Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19 Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan jumlah tersebut merupakan data yang dimiliki Pemkot Surabaya per Selasa (9/6/2020) kemarin, ada tambahan 56 pasien yang sembuh.
"Pasien yang sembuh ini pastinya sudah negatif swab berturut-turut selama dua kali,” kata Feny, sapaan akrab Kepala Dinkes Surabaya itu, Rabu (10/6/2020).
Feny mengungkapkan, 56 orang yang baru sembuh itu terdiri dari 45 pasien di Asrama Haji dan 11 pasien rawat jalan yang menjalani isolasi mandiri.
Dari 923 pasien tersebut, sebagian besar dari usia 45 – 54 tahun.
Sementara jika dilihat dari jenis kelamin, dari data itu angka perempuan yang sembuh mencapai 51 persen.
Feny mengatakan, tren kesembuhan di Surabaya memang terus mengalami peningkatan. Termasuk bagi pasien yang berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG).
Hampir setiap hari selalu ada pasien yang sembuh dari status OTG.
Menurut Feny, hal itu lantaran mereka memang memiliki imunitas tubuh yang terbilang kuat meskipun dia terkonfirmasi.
• Mengejutkan! Nekat Bawa Pulang dan Buka Peti Jenazah Covid-19, Keluarga di Surabaya Ini Tak Tertular
Tren kesembuhan yang meningkat itu, lanjut Feny, juga lantaran dari upaya Pemkot Surabaya dengan bantuan dari berbagai pihak seperti BIN dan BNPB melalui mobil PCR.
Sementara itu Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini tetap meminta mereka yang sembuh jangan pernah abai terhadap protokol kesehatan.
Mereka tetap harus disiplin, seperti menggunakan masker, jaga jarak serta memperhatikan pola hidup bersih.
"Jangan sampai lalai dan ceroboh, pasti kita bisa melewati ini semua," ungkap Risma.
(*)
IKUTI >> Update Virus Corona