Virus Corona

Bukan Pelonggaran PSBB Picu Lonjakan Covid-19 Jakarta, Pakar Beberkan Sebab Sebenarnya di Mata Najwa

Bukan Pelonggaran PSBB yang memicu lonjakan covid-19 Virus Corona di Jakarta, Pakar Epidemiologi Pandu Riono beberkan sebab sebenarnya di Mata Najwa

Editor: Cornel Dimas Satrio Kusbiananto
Tangkapan Layar YouTube Najwa Shihab
Pakar Epidemiologi Pandu Riono menjelaskan penyebab lonjakan kasus positif Covid-19 di Jakarta selama dua hari terakhir, dalam acara Mata Najwa, Rabu (10/6/2020). 

TRIBUNKALTIM.CO - Bukan Pelonggaran PSBB yang memicu lonjakan covid-19 Virus Corona di Jakarta, Pakar Epidemiologi Pandu Riono beberkan sebab sebenarnya di Mata Najwa.

Kasus Virus Corona sempat melandai saat penerapan PSBB Jakarta.

Namun jelang berakhirnya PSBB, kasus covid-19 di Jakarta justru kembali melonjak.

Lonjakan kasus covid-19 di Jakarta terjadi berbarengan dengan pelonggaran PSBB.

Kendati demikian, Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menjelaskan penyebab sebenarnya lonjakan kasus positif Virus Corona (Covid-19) di DKI Jakarta.

Dalam acara Mata Najwa, Pandu Riono menyebutkan lonjakan kasus covid-19 tidak terjadi serta-merta.

Tetapi karena efek pergerakan masyarakat dua minggu lalu saat Ramadhan.

Klaim Media Inggris, Anies Baswedan Gantikan Peran Prabowo Jadi Simbol Oposisi Jokowi

Blak-blakan di Mata Najwa, Anies Baswedan Beber Alasan Enggan Gunakan Kata New Normal Seperti Jokowi

Jumlah Kasus Corona Catat Rekor Baru, Jokowi Kirim Peringatan, Anies Baswedan Sebut Bukan Lonjakan

Untuk diketahui, kasus positif baru di Jakarta mencapai jumlah 239 pada Selasa (9/6/2020) dan 147 kasus pada Rabu (10/6/2020).

Banyak pihak yang menyoroti lonjakan kasus Virus Corona tersebut terjadi akibat dilonggarkannya pembatasan sosial berskala besar ( PSBB ).

Dilansir TribunWow.com, Pandu Riono menjelaskan hal itu dari segi epidemiologis dalam tayangan Mata Najwa di kanal YouTube Najwa Shihab, Rabu (10/6/2020).

Awalnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjelaskan pihaknya mengadakan dua kali lipat lebih banyak tes masal saat pelonggaran dimulai.

"Jadi kita sejak hari Minggu (7/6/2020) itu melakukan testing dua kali lipat lebih banyak daripada hari-hari biasanya," papar Anies Baswedan.

"Kenapa? Karena ini memang protapnya begitu.

Ketika kita melakukan pelonggaran, maka kemampuan testingnya harus ditingkatkan," jelasnya.

Ia menyebutkan penambahan jumlah tes tersebut adalah untuk mencegah terjadi lonjakan kasus baru di Jakarta.

"Ketika kita melihat lonjakan itu, kita melihat apakah ini dari pasien atau dari puskesmas?," tanya Anies Baswedan.

"Jadi kira-kira ketika mendengar angka naik, kita lihat ini pasien atau ini active test-nya," paparnya.

Presenter Najwa Shihab kemudian bertanya apakah kebijakan pelonggaran PSBB sudah tepat kepada Pandu Riono.

"Pak Pandu, indikatornya bukan semata jumlah kasus yang meningkat.

Bagaimana kita bisa menilai bahwa yang dilakukan sekarang sudah tepat?" tanya Najwa Shihab.

Pandu Riono memaparkan penambahan kasus yang terjadi saat ini bukan kasus baru.

Ia menduga lonjakan kasus Virus Corona di Jakarta tersebut berkaitan dengan lebaran.

"Kalau kasus hari ini adalah dua minggu yang lalu.

Artinya dua minggu yang lalu terjadi apa?" kata Pandu Riono.

"Dua minggu lalu terjadi hari raya lebaran. Juga selama Ramadan ada arus mudik dan arus balik," terangnya.

Tidak hanya di Jakarta, pergerakan penduduk saat mudik tersebut turut memengaruhi kenaikan kasus di Jawa Timur.

"Itu yang memengaruhi di Jawa Timur dan Jakarta, peningkatan kasus itu karena pergerakan penduduk," kata Pandu Riono.

Melihat angka tersebut, Pandu Riono menjelaskan harus ada evaluasi dua minggu kemudian untuk melihat tren perkembangan kasus positif.

"Kalau kita melihat hari ini ada kemungkinan potensial peningkatan kasus, kita evaluasi nanti minggu depan atau dua minggu lagi," jelasnya.

"Polanya seperti itu.

Penularannya akan terlihat beberapa hari setelah terjadi kemungkinan potensial penularan," lanjut Pandu.

Ia menegaskan lonjakan kasus yang terjadi saat ini tidak ada hubungannya dengan pelonggaran PSBB.

"Jadi tidak bisa dihubungkan hari ini ada pelonggaran, terus ada kasus karena hari ini yang meningkatkan kasus," tandasnya.

Lihat videonya mulai menit 9:20

Jakarta belum aman

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menegaskan bahwa wilayahnya belum aman dari Covid-19di acara Mata Najwa pada Rabu (5/11/2020).

Pada kesempatan itu Presenter Najwa Shihab bertanya apakah di DKI Jakarta seolah-olah sudah New Normal atau belum.

Mulanya, Anies Baswedan menegaskan saat ini belum diperbolehkan ada perkumpulan lantaran dinilai masih berisiko.

"Belum boleh, jadi mengapa belum boleh karena memang masih berisiko," kata Anies.

Ia menjelaskan akan membatasi jumlah pengunjung pada titik-titik keramaian tertentu.

"Sebagai contoh kenapa Car Free Day belum diizinkan, karena kita tidak bisa mengetahui siapa saja yang datang tidak bisa dikendalikan jumlahnya."

"Seperti tadi Ragunan, Ancol dikendalikan jumlahnya sebelum mereka datang karena itu nanti kita bisa mengatur datangnya jam berapa dan lain-lain," jelas Anies.

Lalu, ia juga menyinggung acara Mata Najwa juga belum boleh dengan adanya penonton.

"Nah jadi pertemuan seperti ini jangan mengapa bisa dilakukan pake video conference kok," ungkapnya.

Sehingga, Anies menegaskan bahwa jangan sampai keluar rumah jika tidak mendesak.

"Sekarang itu prinsip kita di Jakarta ini adalah kita masih PSBB jadi kalau tidak terpaksa jangan keluar rumah."

"Dan kalau memang yang keluar rumah, hanya yang sehat jadi prinsipnya itu bukan siapa yang boleh."

"Prinsipnya adalah sebaiknya semua orang di rumah, kecuali yang harus pergi," tutur Anies.

Anies Baswedan Langsung Potong Omongan Najwa Shihab Saat Singgung Normal Baru Kita tuh Belum Aman

Anies lantas membantah bahwa di daerahnya sudah seolah-olah bisa menerapkan New Normal.

"Jadi paradigmanya itu harus, karena kemudian seolah-olah memang normal baru," tanya Najwa.

"No, no karena itulah kami di Jakarta tidak mau menggunakan kata-kata (itu), kita ini belum aman, ini transisi," jawab Anies.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu sekali lagi menegaskan bahwa jangan keluar kalau tidak terpaksa.

Itupun harus dalam keadaan sehat.

Semua di rumah, kecuali yang harus pergi, terpaksa, itupun harus sehat ikuti protokol

Lihat videonya mulai menit ke-8:44:

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Sebut Lonjakan Corona di Jakarta karena Efek Ramadan, Pandu Riono: Tak Bisa Dihubungkan Pelonggaran, https://wow.tribunnews.com/2020/06/11/sebut-lonjakan-corona-di-jakarta-karena-efek-ramadan-pandu-riono-tak-bisa-dihubungkan-pelonggaran?page=all.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Claudia Noventa
Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved