Resensi Buku

Luncurkan Biografi Bima di Timur Borneo, Syafruddin Kisahkan Sang Anak Bawang Penakluk Karang Paci

Luncurkan Biografi Bima di Timur Borneo, Syafruddin Kisahkan Sang Anak Bawang Penakluk Karang Paci

TRIBUN KALTIM/TRINILO UMARDINI
Luncurkan Biografi Bima di Timur Borneo, Syafruddin Kisahkan Sang Anak Bawang Penakluk Karang Paci 

Untuk mengevaluasi hal tersebut, maka dibuatlah buku tersebut yang tentang konflik internal PKB yang pecah. Saat itu ada dua kubu yaitu PKB versi Muhaimin Iskandar dan PKB versi Yenny Wahid, putri Gus Dur.

Di Kaltim pun juga terpecah menjadi dua kubu. Syafruddin didapuk menjadi Ketua DPW PKB Kaltim versi Muhaimin Iskandar.

Bagaimana partai itu bisa solid kembali dan menjadi tantangan mengelola partai dengan kemampuan terbatas. Semuanya dikupas habis dalam buku tersebut.

“Apa yang diuraikan dalam buku menjadi catatan agar pileg ke depan bisa sukses kembali,” ungkap suami dari Damayanti.

Terbukti dari evaluasi tersebut, di bawah kepemimpinannya, pada Pileg 2014, PKB berhasil meraih lima kursi DPRD Kaltim dan 13 kursi yang tersebar di 10 kabupaten/kota.

Hanya pada saat itu banyak pihak-pihak yang mengatakan, raihan kursi tersebut sekadar faktor keberuntungan.

Sekali lagi pada Pileg 2019 PKB berhasil meraih 5 kursi lagi di DPRD Kaltim dan 25 kursi DPRD di 10 kabupaten/kota.

Keberhasilan tersebut membuatnya ingin membuat buku kedua. Kali ini ia lebih fokus pada cerita pribadi tentang kehidupannya yang keras dari masa kecil, remaja, dan dewasa yang sulit dan pahit menjadi manis dikenang sekarang.

Muncullah buku kedua Bima di Timur Borneo. Ia berharap semoga buku keduanya bisa menginspirasi anak muda Kaltim yang punya cerita ‘heroik’ untuk menggapai cita-citanya.

Luncurkan Biografi Bima di Timur Borneo, Syafruddin Kisahkan Sang Anak Bawang Penakluk Karang Paci
Luncurkan Biografi Bima di Timur Borneo, Syafruddin Kisahkan Sang Anak Bawang Penakluk Karang Paci (TRIBUN KALTIM/TRINILO UMARDINI)

“Kekalahan adalah keberhasilan yang tertunda. Perjuangan dan berproses adalah mutlak dan tak bisa ditawar,” tutur pria kelahiran Sakuru, 15 Oktober 1979.

Dia berpesan, anak muda harus bisa gali potensi dan jangan diam. Harus mampu berkompetisi, soal menang atau kalah itu biasa. “Kalah bukan akhir dari segalanya. Justru awal dari perjuangan,” ungkapnya menutup obrolan. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved