Ini yang Ditakutkan Dirut Pertamina Nicke Widyawati Jika Harga BBM Diturunkan, Kembali ke Zaman Dulu

Ini yang ditakutkan Dirut Pertamina Nicke Widyawati jika harga BBM diturunkan, kembali ke zaman dulu

Editor: Rafan Arif Dwinanto
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
HARGA BARU BBM - Pengendara motor mengantre saat akan mengisi BBM di SPBU di Kawasan Pejompongan, Jakarta, Kamis (31/3/2016). Pemerintah menetapkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar turun masing-masing Rp500 per liter per 1 April 2016, premium menjadi Rp6.450 per liter, solar menjadi Rp5.150 per liter berlaku hingga September 2016, penetapan tersebut akan diikuti penurunan tarif angkutan publik. 

TRIBUNKALTIM.CO - Ini yang ditakutkan Dirut Pertamina Nicke Widyawati jika harga BBM diturunkan, kembali ke zaman dulu.

BUMN Pertamina menjadi sorotan di masa pandemi Virus Corona atau covid-19.

Pasalnya, harga BBM tak kunjung diturunkan meski harga minyak dunia menyentuh level terendah dalam sejarah.

Dirut Pertamina Nicke Widyawati pun membeberkan dampak serius jika harga BBM diturunkan.

Turunnya harga minyak mentah dunia tak kunjung buat harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia ikut goyah.

PT Pertamina sendiri masih belum memberikan kabar gembira terkait penurunan harga bbm meskipun harga minyak mentah dunia telah berada di angka minus.

 Puan Maharani Soroti Kebijakan Nadiem Makarim Buka Sekolah di Zona Hijau, Singgung Peran Orangtua

 Gerindra Belum Pasti Usung Menantu dan Putra Jokowi, Gibran Rakabuming Punya Saingan di PDIP Solo

 Bela Bintang Emon, Mardani Ali Sera PKS Beber Buzzer Cuma Menakuti, Kemenangan untuk Yang Berani

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, harga BBM bisa saja diturunkan dengan memilih biaya produksi yang lebih rendah.

Yakni meningkatkan impor minyak murah dan memangkas produksi, atau bahkan menutup sektor hulu migas.

"Tapi, kemudian kalau hulu migas ditutup, kilang-kilang ditutup, kita akan kembali lagi ke zaman dulu, tergantung dengan impor," katanya dalam sebuah diskusi virtual, Senin (15/6/2020).

Dengan ditutupnya kilang, maka tujuan pemerintah untuk menciptakan kemandirian energi tidak akan terealisasi.

"Bayangkan kalau kita hanya mengandalkan impor yang katanya di luar negeri itu murah.

Oke kita andalkan impor, enggak usah kita memproduksi sendiri.
Kalau ternyata negara tersebut terjadi lockdown enggak bisa mengirimkan BBMnya?" tutur Nicke.

Lebih lanjut, Nicke mengakui, harga minyak produksi dalam negeri sempat jauh lebih mahal ketimbang impor.

Namun, sebut dia, perlu ada perhitungan panjang untuk memutuskan meningkatkan impor demi menciptakan harga BBM yang lebih murah.

"Waktu itu ketika harga minyak naik tiga bulan kita menunggu untuk menaikkan harga, tidak serta-merta," ujarnya.

Halaman
1234
Sumber: TribunnewsWiki
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved