Virus Corona

Perbandingan Anggaran Covid-19 di Surabaya Raya: Sidoarjo, Surabaya, Gresik, Anggaran Risma Minim?

Berikut ini perbandingan anggaran covid-19 di Surabaya Raya, antara Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik anggaran Risma paling minim?

Editor: Amalia Husnul A
Surya/Ahmad Zaimul Haq
Ilustrasi. Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa bersama Forkopimda Jatim dan Walikota Surabaya, Tri Rismaharini; Plt Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin; dan Plh Sekretaris Daerah Kabupatan Gresik, Nadlif saat penyampaian hasil rapat di Gedung Negara Grahadi, Kota Surabaya, Jawa Timur, Minggu (19/4/2020) lalu. Berikut ini perbandingan anggaran covid-19 di Surabaya Raya, antara Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik anggaran Risma paling minim? 

TRIBUNKALTIM.CO - Berikut ini perbandingan anggaran covid-19 Surabaya Raya, antara Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik anggaran Risma paling minim?

Tiga wilayah di Jawa Timur ini Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik berada dalam satu kawasan yakni Surabaya Raya.

Ketiga wilayah yang saling berbatasan ini juga mengakhiri masa PSBB juga dalam waktu yang sama, bagaimana perbandingan penanganan covid-19 di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik, anggaran Risma paling minim?

Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19 Jatim, Joni Wahyuhadi di hadapan Ketua Umum Palang Merah Indonesia ( PMI ) Jusuf Kalla di Gedung Negara Grahadi, Rabu (17/6/2020) menjelaskan mengenai kasus covid-19 di Jawa Timur.

Dilansir dari surya.co.id, menurut Joni, rasio tracing di Surabaya terendah di Jawa Timur ( Jatim ). 

Padahal, kenaikan jumlah kasus terkonfirmasi positif covid-19 Kota Surabaya sangat tinggi, bahkan attack rate-nya tertinggi di Indonesia.

Penularan Covid-19 di Surabaya Tertinggi di Indonesia, 4 Rekomendasi Gugus Tugas Jatim untuk Risma

Data Pasien Positif Covid-19 di Surabaya Ternyata Beda antara Pemprov dan Pemkot, Kata Gugus Tugas

 Kabar Buruk Virus Corona Meningkat di Surabaya, Wilayah Risma Harus PSBB Lagi?

 Rasio Tracing Covid-19 di Surabaya Terendah di Jatim, Gugus Tugas Jatim Ngenes, JK Ingatkan Hal Ini

Komitmen tracing tertinggi di Jawa Timur dari grafik yang dipaparkan Joni adalah Kabupaten Kediri.

Rasio tracing nya adalah 19,9 dengan jumlah kematian kasus terkonfirmasi positif covid-19 sejumlah 8.

Sedangkan Kabupaten Sidoarjo rasio tracingnya adalah 3,5 dengan jumlah kematian kasus positif covid-19 Jatim nya sebesar 57.

Dan untuk Kabupaten Gresik rasio tracingnya adalah 8,8 dengan jumlah kematiannya adalah sebesar 19.

"Nah untuk Kota Surabaya ini ternyata rasio tracingnya terendah di Jatim dan angka kematiannya tertinggi, dengan jumlah kematiannya adalah 234," tegasnya.

Selain itu, Joni juga membahas mengenai anggaran untuk penanganan covid-19. 

Menurut Joni, Kota Surabaya diharapkan bisa meningkatkan anggaran penanganan covid-19.

Sebab ternyata dari tiga daerah Surabaya Raya, anggaran penanganan covid-19 di Kota Surabaya adalah yang paling rendah.

Kabupaten Gresik alokasi anggaran penanganan covid-19 Rp 289 miliar dan sejauh ini sudah terealisasi Rp 64,0 miliar.

Untuk Kabupaten Sidoarjo mengalokasikan Rp 288 miliar dan sudah terealisasi Rp 4,1 miliar.

Sedangkan untuk Kota Surabaya alokasinya Rp 45,2 miliar dan baru terealiasi Rp 550 juta.

Soal anggaran ini, Joni juga memasukkannya dalam 4 rekomendasi untuk wilayah Risma dalam hal penanganan covid-19. 

Joni memberikan empat rekomendasi kepada Risma untuk penanganan covid-19 mengingat penularan covid-19 di Surabaya adalah yang tertinggi di Indonesia.

Dikutip dari surya.co.id, menurut data Gugus Tugas Pemprov Jatim per Rabu (17/6/2020), attack rate (kecepatan penambahan infeksi) di Kota Surabaya 139,7.

Artinya setiap 100.000 penduduk terdapat 140 orang di antaranya positif covid-19. Sedangkan untuk Jatim attack rate saat ini adalah 19,7.

Kemudian untuk transmission rate (jumlah penularan per 100.000 penduduk) di Kota Surabaya 1,22. Sedangkan transmission rate Jawa Timur adalah 1,1.

"Artinya, dalam masa reproduksi virus (5-7 hari), 10 orang akan menginfeksi 11 orang. 

Semakin di atas satu, maka potensi terbentuknya puncak kasus baru semakin tinggi," ungkap Makhyan Jibril Al Farabi Tim Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19 Jatim

Untuk mengurangi lonjakan penularan covid-19 di Surabaya, Gugus Tugas Pemprov Jatim pun merekomendasikan kepada Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini 4 hal. 

Empat rekomendasi tersebut adalah:

1. Rumah sakit khusus pasien covid-19

Joni mengatakan, bahwa rumah sakit khusus dibutuhkan untuk mengatasi kebutuhan penyediaan kasur untuk pasien positif covid-19.

"Itu usulan kami.

Dengan kondisi yang ada, perlu dikembangkan rumah sakit khusus untuk menangani kasus covid-19 di Surabaya," kata Joni.

Salah satu rumah sakit yang direkomendasikan adalah rumah sakit Bhakti Dharma Husada sebagai rumah sakit khusus penanganan covid-19 di Kota Pahlawan.

Tidak hanya itu, menurut Joni yang juga Dirut RSUD dr Soetomo in, di rumah sakit khusus covid-19 sebaiknya adalah rumah sakit milik pemerintah dan bukan rumah sakit swasta.

Hal ini menyangkut dengan kepentingan dan kemudahan layanan bagi pasien.

Sebab jika rumah sakitnya milik swasta maka pasien saat akan mendapatkan perawatan harus membayar di depan, berbeda jika di rumah sakit plat merah maka ditanggung pemerintah.

2. Tim pakar khusus

Joni mengatakan, tim pakar khusus sangat diperlukan untuk memberikan masukan kepada Walikota Risma dalam menangani covid-19 di Surabaya.

"Sebaiknya ada pakar-pakar yang bisa memberikan ibu wali kita masukan dalam penanganan covid-19," kata Joni.

Pakar yang dimaksud adalah terkait pakar epidemiologi, sosial ekonomi dan anggaran," tegas Joni.

3. Anggaran minim

Joni melanjutkan, rekomendasi selanjutnya adalah anggaran.

Menurut Joni, Kota Surabaya diharapkan bisa meningkatkan anggaran penanganan covid-19.

Sebab ternyata dari tiga daerah Surabaya Raya, anggaran penanganan covid-19 di Kota Surabaya adalah yang paling rendah.

Kabupaten Gresik alokasi anggaran penanganan covid-19 Rp 289 miliar dan sejauh ini sudah terealisasi Rp 64,0 miliar.

Untuk Kabupaten Sidoarjo mengalokasikan Rp 288 miliar dan sudah terealisasi Rp 4,1 miliar.

Sedangkan untuk Kota Surabaya alokasinya Rp 45,2 miliar dan baru terealiasi Rp 550 juta.

4. Libatkan TNI/Polri 

Untuk rekomendasi kelima, Joni berharap Risma melibatkan TNI/Polri dalam penanganan covid-19 di Surabaya

Pelibatan itu dalam sosialisasi dan penguatan protokol kesehatan.

"Yang terakhir rekomensasi kami adalah sosialiasi dan penguatan protokol kesehatan dengan melibatkan masyarakat TNI Polri dengan pembangunan kampung tangguh perlu dilakukan," beber Joni.

Ikuti >>>> Update Virus Corona

(*)

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved