Virus Corona

Beda Data Pasien Positif Covid-19 Surabaya, Ini Pernyataan Gugus Tugas Risma dan Anak Buah Khofifah

Perbedaan data jumlah pasien positif covid-19 di Surabaya antara Pemkot dan Pemprov, begini pernyataan Gugus Tugas Risma dan anak buah Khofifah

Penulis: Aro | Editor: Doan Pardede
http://infocovid19.jatimprov.go.id/
Data peta sebaran covid-19 di Jawa Timur. Perbedaan data jumlah pasien positif covid-19 di Surabaya antara Pemkot dan Pemprov, begini pernyataan Gugus Tugas Risma dan anak buah Khofifah 

"Kita tidak mengakui data itu sebelum Puskesmas ok. Kita cek verifikasi ke lapangan,” ungkapnya.

"Data konfirmasi dari pusat itu turun ke provinsi, kemudian provinsi turun ke kota.

Kalau data itu tidak sesuai, ya harusnya provinsi mengubah data tersebut sesuai dengan yang kita lakukan tracing, harusnya mengumumkan data itu setelah diverifikasi," sambung Feny.

Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Jawa Timur ( Jatim ), Heru Tjahjono menampik anggapan Pemkot Surabaya yang menyebut ada selisih tambahan pasien covid-19.

Menurutnya, data milik Pemprov Jatim telah sesuai dengan kondisi dan laporan yang masuk dengan didasarkan pada Kartu Tanda Penduduk (KTP).

data-google-query-id="CJzKqdu-i-oCFU0TtwAdPPoI1g">

Heru yang juga Sekretaris Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19 Jatim itu menegaskan, pihaknya tak mungkin menyampaikan informasi yang diragukan validitasnya kepada publik.

Semua data sudah diolah bersama pakar sebelum dipublikasikan.

Ia mengakui memang ada kemungkinan soal salah input ada, namun itu segera dimutakhirkan.

Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Jawa Timur ( Jatim ), Heru Tjahjono.
Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Jawa Timur ( Jatim ), Heru Tjahjono. (surya.co.id/bobby kolloway)

Dalam data update kasus yang disampaikan tiap harinya, beberapa catatan kecil tertera jika ada revisi.

"(Ada) yang sakitnya di Sidoarjo, asal (KTP-nya) Surabaya. Begitu juga sebaliknya. Nah itu sudah di-clear-kan," katanya.

"Prinsipnya, nggak mungkinlah (mengubah data) sebab urusannya dengan orang mati. (Bisa) Dosa, ngawur ae, berdosa," tegasnya.

Pada masa pandemi ini, kata dia, penanganan covid-19 menjadi tanggung jawab bersama.

Bukan hanya pemerintah pusat, tapi juga pemerintah daerah dan masyarakat.

Bila data tersebut salah atau tidak sesuai fakta, akan sangat berbahaya.

Mengingat data tersebut menjadi acuan untuk tim gugus tugas pusat memberikan kebijakan seperti bantuan kepada Jatim.

Halaman
123
Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved