Virus Corona

Waspada Wilayah Risma, Attack Rate Virus Corona di Surabaya Meningkat Tajam Sejak PSBB Berakhir

Surabaya semakin mengkhawatirkan, Pakar Epidemiologi ungkap attack rate Virus Corona covid-19 di wilayah Tri Rismaharini alias Risma meningkat tajam

Editor: Cornel Dimas Satrio Kusbiananto
Kolase TribunKaltim.co / Tribun Jatim
Kota Surabaya semakin mengkhawatirkan, Pakar Epidemiologi mengungkap attack rate Virus Corona alias covid-19 di wilayah Risma meningkat tajam sejak 2 pekan tanpa PSBB 

TRIBUNKALTIM.CO - Kota Surabaya semakin mengkhawatirkan, Pakar Epidemiologi mengungkap attack rate Virus Corona alias covid-19 di wilayah Tri Rismaharini alias Risma meningkat tajam sejak 2 pekan tanpa PSBB.

Ancaman Virus Corona semakin mengkhawatirkan di Surabaya sejak dua pekan tak menerapkan PSBB.

Wilayah Tri Rismaharini alias Risma memang menjadi sorotan sejak PSBB berakhir, lantaran kasus Covid-19 tak menunjukkan penurunan kasus.

Malahan attack rate Virus Corona di Surabaya meningkat tajam selama 2 pekan tak PSBB.

Hal ini diungkap Pakar Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), Universitas Airlangga, Surabaya, dr Windhu Purnomo.

Bukan Wilayah Risma, Kota di Jawa Timur Ini Jadi Zona Hijau Virus Corona, Khofifah Beber Kabar Baru

Reaksi Anak Buah Khofifah saat Wilayah Risma Terancam PSBB Lagi, Kasus Covid-19 Surabaya Meningkat

Tak Seperti Wilayah Risma, Khofifah Tetap Berlakukan PSBB di Daerah Ini, Ingatkan Pesan Panglima TNI

dr Windhu Purnomo menjelaskan menjelang Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB ) berakhir, attack rate Kota Surabaya berada di angka 90 per seratus ribu penduduk.

"Dalam waktu dua minggu pasca PSBB berakhir naik sebesar 75 persen.

Dari 90 ke 150,7 per seratus ribu penduduk," kata dr Windhu Purnomo, Senin (22/6/2020).

Hal ini cukup mengkhawatirkan kata dr Windhu Purnomo, karena pada angka AR 90 per seratus ribu penduduk saja, Surabaya menurut Windhu sudah paling tinggi secara nasional.

12 Dokter Residen FK Unair Surabaya Positif Covid-19, 2 Dokter Kondisi Berat harus Dirawat Intensif

"DKI Jakarta memang kasusnya tertinggi di Indonesia tapi AR nya 70 pada saat itu.

Masih kalah sama Surabaya yang waktu itu masih 90.

Tapi sekarang hampir dua kali lipat dalam waktu dua minggu masa transisi ini," lanjut dr Windhu Purnomo.

Windhu menjelaskan attack rate merupakan indikator besaran risiko penduduk di suatu wilayah terinfeksi covid-19.

"Makin tinggi AR-nya, makin tinggi resiko untuk terinfeksi.

Kalau AR-nya 150,7 artinya setiap 100 ribu penduduk ada 150 orang tertular.

Padahal data ini saya prediksi masih seperti gunung es. Di bawah masih banyak lagi," ucap Windhu kepada TribunJatim.com.

Tidak hanya di Kota Surabaya, Sidoarjo dan Gresik pun juga mengalami kenaikan angka AR walaupun tidak setajam Kota Surabaya.

"Sidoarjo Attack Rate nya 48,7 dan gresik 30,9 per seratus ribu penduduk," ucap Windhu kepada TribunJatim.com.

Seperti diketahui, pasca PSBB Surabaya Raya tidak diperpanjang, pemerintah daerah memutuskan untuk melakukan transisi new normal life.

Masa transisi ini ditetapkan selama 14 hari atau dua pekan semenjak PSBB Surabaya Raya berakhir pada Senin (8/6/2020) lalu.

Kota Risma Bisa PSBB Lagi, Terungkap Tak Semua Wilayah Surabaya Ada Kasus Virus Corona, Ini Buktinya

Surabaya Libatkan Satpol PP dan BPB Linmas

Sementara itu, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya melakukan segala cara langkah untuk memutus mata rantai sebaran covid-19 atau Virus Corona.

Terbaru wilayah Risma melibatkan Satpol PP, BPB Linmas, Babinsa dan Bhabinkamtibmas untuk menjadi tim tracing Virus Corona.

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya menyebut alasan melibatkan Satpol PP, BPB Linmas, Babinsa dan Bhabinkamtibmas masuk tim tracing ini guna memassifkan upaya pelacakan covid-19 di Surabaya hingga nantinya dapat melibatkan warga.

"Harapan kita itu mereka bisa menularkan ilmu tracing kepada masyarakat yang tergabung di kampung wani," kata Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Irvan Widyanto, Senin (22/6/2020).

Sebab menurut Irvan, ketika warga memiliki ilmu tracing nantinya mereka akan paham betul pasien yang diawasi melakukan kontak dengan siapa saja atau pernah bertemu siapa saja hingga aktivitas sehari-harinya.

Apalagi, nantinya tim ini akan terkoneksi langsung dengan kampung tangguh yang tersebar di seluruh RW.

Kampung Wani Jogo Suroboyo sebelumnya telah terbentuk lengkap dengan para Satgasnya.

Bukan Wilayah Risma, Kota di Jawa Timur Ini Jadi Zona Hijau Virus Corona, Khofifah Beber Kabar Baru

Irvan berharap, tim tracing ini dapat semakin memperkuat upaya tracing yang selama ini dilakukan Dinas Kesehatan Surabaya.

Pelatihan nantinya bakal dilakukan secara serentak di Surabaya.

Setelah mendapatkan pelatihan, mereka bakal langsung bertugas.

"Sebelumnya mungkin mereka dengan keterbatasan pengetahuan tentang tracing nah untuk saat ini selain mereka sudah memiliki ilmu itu mereka bisa menularkan kepada warga, tokoh masyarakat yang ada disana," ungkap Kepala BPB Linmas Surabaya itu.

Sebelumnya diberitakan, upaya tracing di Surabaya bakal semakin massif dilakukan.

Hal ini lantaran Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya bakal melatih seluruh personil Satpol PP dan BPB Linmas di seluruh Kelurahan.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Dua Pekan Transisi New Normal Life, Attack Rate Covid-19 di Surabaya Meningkat Tajam, https://jatim.tribunnews.com/2020/06/22/dua-pekan-transisi-new-normal-life-attack-rate-covid-19-di-surabaya-meningkat-tajam.
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti
Editor: Yoni Iskandar
dan
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Alasan Pemkot Surabaya Libatkan Satpol PP dan BPB Linmas Masuk Tim Tracing Covid-19, https://surabaya.tribunnews.com/2020/06/22/alasan-pemkot-surabaya-libatkan-satpol-pp-dan-bpb-linmas-masuk-tim-tracing-covid-19.
Penulis: Yusron Naufal Putra
Editor: Fatkhul Alami
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved