Virus Corona di Balikpapan

Lonjakan Kasus Covid-19 Akibat Masyarakat Acuh tak Acuh, Begini Pandangan Psikolog Balikpapan

Meski belum resmi diterapkan di Balikpapan, secara nasional tatanan kehidupan normal baru ini sudah diadaptasi beberapa kalangan.

Penulis: Heriani AM | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO, CAHYO ADI WIDANANTO
Ilustrasi masyarakat yang berbelanja mengikuti protokol kesehatan di salah satu pusat perbelanjaan Balikpapan. 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Pandemi Covid-19 yang belum usai membuat kita harus beradaptasi dengan kehidupan normal yang baru, atau kerap disebut new normal. Meski belum resmi diterapkan di Balikpapan, secara nasional tatanan kehidupan normal baru ini sudah diadaptasi beberapa kalangan.

New normal dilakukan berdasarkan protokol kesehatan yang diaplikasikan di berbagai tempat. Antara lain dengan cara menjaga jarak atau physical distancing, mengenakan masker kain yang terdiri dari tiga lapis, juga dengan tidak bersalaman atau kontak fisik dengan orang lain. Hal ini untuk menyelamatkan keberlanjutan sosial, ekonomi dengan mengindahkan sisi kesehatan

Dari segi psikologi, new normal bukanlah suatu hal yang mudah diterima begitu saja oleh seseorang. Psikolog di Balikpapan, Sarwendah Indrarani memandang menyongsong new normal berdamai dengan kondisi saat ini, ditafsirkan lain oleh masyarakat.

Berdamai bukan berarti menyerah dan pasrah melainkan menyadari bahwa kini ada virus corona di tengah kehidupan keseharian.

"Kita harus siap mental untuk menjalankan perubahan-perubahan, karena mau tidak mau banyak perubahan perilaku atau kebiasaan yang terjadi selama pandemi Covid-19 dan masa new normal," ujarnya saat dikonfirmasi, Sabtu (27/6/2020).

Baca juga; Ibu Hamil di Balikpapan Wajib Rapid Test Jelang Persalinan, Biaya Bisa Ajukan Permohononan ke Dinkes

Baca juga; Mandikan Jenazah Mertua, 1 Ibu Hamil Positif Covid-19, Buntut Ambil Paksa Jenazah Terinfeksi Corona

Perubahan-perubahan itu harusnya bisa kita ketahui dulu, kemudian melakukan hal yang sesuai dengan new normal. Yang sangat perlu adalah persiapan mental dan melakukan perencanaan, tergantung kasusnya.

Misalnya yang berhubungan dengan pekerjaan, dengan new normal, ada protokol kesehatan yang harus diikuti, itu yang harus dipersiapkan dan diimplementasikan.

"Faktor kenapa masyarakat masih abai, karena disekitarnya belum ada yang terjangkit virus corona, hanya ada di kota lain atau wilayah lain hingga ada rasa aman yang muncul. Banyak manusia tidak percaya karena belum merasakan sendiri, akhirnya jadi abai dengan protokol kesehatan. Namun jika orang-orang sekitarnya sudah ada yang terkena, mereka baru meningkatkan kewaspadaan," terangnya.

Baca juga; Mobil yang Ditumpangi Ziva Magnolya Ditabrak Truk, Update Kondisi Penyanyi Jebolan Indonesian Idol

Baca juga; Nasib Perempuan & Anak Korban Konflik Memprihatinkan, Beujroh Fokus Berdayakan PKL di Saat Pandemi

Kekhawatiran akan lonjakan kasus baru yang memakan korban lebih banyak akibat sikap acuh tak acuh masyarakat ini lah yang menghantui. "Tetap perlu dilakukan sosialisasi lebih luas dan mendalam, seperti yang terus dilakukan pemerintah kota Balikpapan. Tapi pemerintah juga butuh dukungan," ungkapnya.

"Cuma memang untuk orang-orang yang abai ini, biasanya karena memang ia tidak paham apa itu Covid-19, disekitarnya belum ada yang terkena jadi tidak peka, ada juga memang orangnya tidak peduli," bebernya.

New normal aktivitasnya tidak berbeda jauh dengan normal biasa, hanya kita tidak boleh kumpul banyak orang, menggunakan masker, physical distancing, menjaga kebersihan dan lainnya adalah perilaku yang bagus.  "Kita diminta untuk meningkatkan dan menjaga kesehatan lebih baik lagi untuk saat ini. Kuncinya edukasi, jangan abai," tukasnya.

IKUTI >>Update Virus Corona

IKUTI >>Update Virus Corona di Balikpapan 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved