Nasib Perempuan & Anak Korban Konflik Memprihatinkan, Beujroh Fokus Berdayakan PKL di Saat Pandemi

Keprihatinan atas berbagai kesulitan hidup masyarakat luas akibat berbagai bencana atau musibah tampak dalam berbagai bantuan oleh lembaga-lembaga

Editor: Mathias Masan Ola
( courtesy)
Menghibur anak-anak korban gempa Lombok di Lombok Tengah 

Program Cepat Tanggap yang dilakukan Salmiah bersama ASPPUK mengkhususkan pemberian bantuan guna memenuhi kebutuhan utama perempuan, misalnya pembalut, pakaian dalam dan juga pengumpulan pakaian layak pakai. Bantuan juga mereka berikan kepada lansia, dan anak-anak, serta memfasilitasi kerjasama dengan berbagai penyedia teknologi dalam pembangunan rumah dan toilet yang ramah perempuan.

Baca juga; Sejumlah Partai Nyatakan Siap, Mahyunadi-Kinsu Sebut Deklarasi Pertengahan Juli 2020 Via Virtual

Baca juga; 6 Fakta Dibalik Kabar Rumah Tangga Laudya Cynthia Bella dan Engku Emran, Saling Unfollow Instagram

Salmiah berpendapat secara umum pemberdayaan ekonomi khususnya perempuan yang termarjinalkan di Indonesia sudah relatif bagus. Hal tersebut muncul karena adanya sejumlah LSM nasional dan lokal yang berfokus pada pemberdayaan ekonomi perempuan.

Serta adanya kementerian yang khusus menangani ekonomi perempuan seperti Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang juga bekerjasama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan baik pada tingkat provinsi maupun kabupaten. Sebaliknya di Aceh, menurut Elizarni, kondisi perempuan marjinal masih memprihatinkan.

 “Ketika pandemi ini, saya saja, misalnya, yang di Amerika, mungkin merasa berat. Saya bisa bayangkan bagaimana perempuan-perempuan yang setiap hari hanya menghasilkan mungkin 30, 40 atau sampai 50 ribu rupiah tetapi harus menghidupi satu keluarga. Mereka menjadi tulang punggung keluarga,” tutur Elizarni.

Bersama Beujroh di Aceh, Elizarni mengorganisir sejumlah perempuan korban konflik dan memberi mereka bantuan untuk memberdayakan ekonomi dalam keadaan darurat. Bantuan berupa dana hibah agar para perempuan itu bisa kembali berjualan di pasar-pasar tradisional, kios-kios dan membuat kue untuk dijual.

Elizarni dan rekan berharap penggalangan dana secara online yang terus berlangsung itu dapat membantu di tengah pandemi Covid-19. “Setelah itu, kita kembangkan pendidikan dan pendidikan politik,” papar Elizarni seraya mengungkapkan harapan bahwa perempuan dapat menjadi pemimpin bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perempuan Kelompok Rentan, Berdaya di Tengah Pandemi Corona"

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved