Pandemi Corona Belum Usai, Karhutla Datang Kembali, Mulai dari Riau, Lahan Gambut Pelalawan Terbakar
Kini datang lagi kasus lain kebakaran hutan dan lahan atau Karhutla, yang juga cukup menyita perhatian seluruh masyarakat, terutama pemerintah.
TRIBUNKALTIM.CO, PEKANBARU - Pandemi virus Corona belum usai, bahkan semakin meningkat dan mengkhawatirkan. Jumlah korban jiwa terus bertambah, meski jumlah pasien sembuh juga cukup banyak.
Kini datang lagi kasus lain kebakaran hutan dan lahan atau Karhutla, yang juga cukup menyita perhatian seluruh masyarakat, terutama pemerintah. Fokus terbagi, konsentrasi pecah.
Kebakaran hutan dan lahan ( Karhutla ) mulai muncul di Riau. Kebakaran lahan gambut terjadi di wilayah Kabupaten Pelalawan. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Pelalawan Hadi Penandio membenarkan adanya karhutla di wilayah kerjanya saat dikonfirmasi.
"Itu kebakaran di perbatasan Desa Merbau, Kecamatan Bunut dengan Desa PangkalanTerap, Kecamatan Teluk Meranti," sebut Hadi kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Senin (29/6/2020).
Ia mengatakan, titik api terpantau sejak Minggu (28/6/2020) siang. Areal yang terbakar merupakan lahan kosong tanah gambut, sehingga membuat asap pekat membumbung tinggi ke udara.
Baca juga; 15 Vaksin Virus Corona Sudah Uji Klinis, Pengiriman Dimulai Akhir 2020, Negara Uni Eropa Sudah Pesan
Baca juga; Lima Hari Naik 37 Kasus Positif, Dua Blok Ruang Isolasi RSUD Kanujoso Balikpapan Kaltim, Sudah Penuh
Namun, Hadi mengaku sudah menerjunkan tim untuk memadamkan api. Tim gabungan dari TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, Satpol PP dan dibantu PT Arara Abadi ( Sinar Mas Group ). Pemadaman dilakukan menggunakan mesin pompa air.
"Tim gabungan semuanya sudah beroperasi di lokasi karhutla sejak kemarin. Selain tim darat, kita juga didukung pemadaman dari udara dengan satu unit helikopter water bombing milik PT Sinar Mas.
Menurut Hadi, ada beberapa kendala untuk memadamkan titik api. Di antaranya, akses menuju kepala api cukup sulit dilalui dan gambut cukup dalam.
"Untuk akses mencapai titik api cukup sulit. Tapi, beberapa titik masih bisa dijangkau tim darat. Sedangkan titik api yang tidak bisa dijangkau tim darat, makanya dibantu heli water bombing," sebut Hadi.
Kemudian, sambung dia, kesulitan memadamkan api yang ada di dalam gambut. Saat ditanya berapa luas areal gambut yang terbakar, Hadi mengaku belum bisa memastikan.
Karena, pihaknya masih fokus untuk pemadaman. "Kami saat ini masih fokus pemadaman. Soal luas areal yang terbakar nanti tim lidik yang akan memastikan berapa luasannya," kata Hadi.
Baca juga; Punya Lencana Keluarga Paspampres, Reskrim Hingga FBI, Pria Ini Tipu Korban, Sikat Uang Rp 90 Juta
Baca juga; Waspada Gejala Baru Virus Corona, Ringan tapi Tidak Sembuh-sembuh, Terjadi pada Sejumlah Pasien