Corona Belum Usai, Virus Baru Ditemukan di China, Muncul dari Babi Berpotensi Jadi Pandemi
di tengah perang melawan Corona, ilmuwan kembali menemukan virus baru di China yang mengancam manusia.
TRIBUNKALTIM.CO - Penyebaran virus Corona sampai saat ini masih terjadi di sejumlah negara.
Banyak pihak berusaha mencari obat atau vaksin untuk menangkal covid-19.
Namun di tengah perang melawan Corona, ilmuwan kembali menemukan virus baru di China yang mengancam manusia.
Para ilmuwan kembali mengidentifikasi adanya jenis virus flu baru yang berpotensi menjadi pandemi di China.
Mereka mengatakan bahwa virus tersebut muncul dan dibawa oleh babi, tetapi berpotensi menginfeksi manusia.
Para peneliti khawatir bahwa virus tersebut dapat bermutasi lebih lanjut sehingga dapat menyebar dengan mudah dari orang ke orang, dan memicu wabah global.
• Terlanjur Mencinta Versi Tiara, Ziva, Lyodra, Bayangi Stay Gold, BTS & How You Like That, BLACKPINK
• Reaksi Dokter di Surabaya saat Risma Tiba-tiba Sujud di Kakinya hingga Menangis
• Daftar Terbaru 15 Orang Terkaya Indonesia, Ada Duo Hartono, Chairul Tandjung, Covid-19 Tak Pengaruh
• Buntut Rhoma Irama Ingkar Janji Nekat Manggung Acara Khitanan di Bogor, Polisi Tak Tinggal Diam
Dilansir bbc.com, Selasa (30/6/2020), para ilmuwan menerangkan bahwa virus ini tidak berdampak secara langsung pada manusia saat ini.
Namun ia memiliki semua ciri yang sesuai untuk dapat menginfeksi manusia sehingga membutuhkan pemantauan ketat.
Karena virus ini tergolong baru, manusia dikhawatirkan hanya memiliki sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali kekebalan.
Influenza adalah satu dari berbagai macam jenis penyakit yang diwaspadai para ahli, bahkan ketika dunia masih berusaha untuk mengakhiri pandemi Virus Corona saat ini.
Pandemi flu terakhir yang dihadapi dunia sebelum Covid-19 adalah wabah flu babi pada tahun 2009 yang dimulai di Meksiko .
Namun ternyata wabah ini tidak begitu mematikan seperti yang ditakutkan pada awalnya.
Sebagian besar karena banyak orang yang lebih tua memiliki kekebalan terhadap virus itu.
Disinyalir kekebalan tersebut dapat menghalau virus yang diduga memiliki kemiripan dengan virus flu lain yang telah beredar bertahun-tahun sebelumnya.
Berkaitan dengan hal tersebut, jenis flu baru yang telah diidentifikasi di China, dikatakan mirip dengan flu babi pada tahun 2009 tersebut, tetapi dengan beberapa perubahan baru.
Namun sejauh ini, virus baru itu tidak menimbulkan ancaman besar, tetapi Prof Kin Chow Chang dan rekan-rekan yang telah mempelajarinya, mengatakan virus ini harus terus diawasi.
Virus yang oleh para peneliti disebut G4 EA H1N1 itu, dapat tumbuh dan berkembang biak di sel-sel yang melapisi saluran udara manusia.
Para ahli tersebut juga menemukan bukti infeksi baru-baru ini pada orang yang bekerja di tempat pemotongan dan industri babi di China.
Vaksin flu yang ada saat ini tampaknya tidak dapat melindungi dari serangan virus tersebut, namun vaksin tersebut dapat direkayasa jika nantinya diperlukan.
Prof Kin Chow Chang, yang bekerja di Universitas Nottingham di Inggris, mengatakan kepada BBC bahwa pihaknya terus mengawasi perkembangan virus tersebut.
"Saat ini kita sedang teralihkan dengan Virus Corona dan memang harus begitu. Tetapi kita tidak boleh lupa akan potensi virus baru yang berbahaya," ujar Prof Kin Chow Chang.
"Kita tidak boleh mengabaikannya," imbuhnya.
• Pasien Ini Alami Gejala Baru Virus Corona, Ringan tapi hingga 100 Hari Tak Sembuh, Ini Kata Ahli
• Doni Monardo Beber Virus Corona Bisa Tambah Parah Jika Indonesia Turuti WHO: Jangan Ditelan Mentah
• Demam 100 Hari, Batuk dan Kelelahan, Waspada Gejala Baru Virus Corona, Simak Penjelasan Dokter
Para ilmuwan menulis dalam jurnal Prosiding National Academy of Sciences bahwa langkah-langkah untuk mengendalikan virus pada babi dan pengawasan populasi harus segera diimplementasikan.
Menanggapi hal itu, Kepala Departemen Kedokteran Hewan di University of Cambridge, Prof James Wood, mengatakan bahwa penemuan itu merupakan peringatan.
Hal ini mengindikasikan bahwa manusia akan terus-menerus menghadapi risiko munculnya patogen baru.
Ia juga mengingatkan bahwa hewan ternak yang berkontak dekat dengan manusia, dapat bertindak sebagai sumber virus yang menyebabkan pandemi.
Gelombang baru Virus Corona, China klaim cepat teratasi, ada klaster baru: Perkantoran dan pemukiman.
Gelombang baru Virus Corona sudah lebih dulu 'menyerang' China.
Pemerintah Beijing menyatakan, serangan Virus Corona yang menginfeksi 256 orang sejak awal Juni lalu "bisa diatasi".
Otoritas bergerak cepat membendung gelombang baru, yang dihubungkan dengan pasar grosir Xinfadi, sejak kasus pertama diumumkan pada 11 Juni, dengan lockdown parsial diterapkan.
Juru bicara Pemerintah Beijing, Xu Hejian, menyatakan bahwa peningkatan kasus infeksi Virus Corona selama sekitar dua pekan terakhir bisa teratasi.
"Tetapi pada saat yang sama, kami menemukan klaster pada perkantoran dan permukiman maupun kasus transmisi komunitas," jelas Xu.
Dia menegaskan, ibu kota China itu tidak bisa bersantai-santai untuk menerapkan pencegahan sekaligus pengendalian situasi wabah.
Otoritas menemukan, 253 dari 256 kasus baru berasal dari Pasar Xinfadi, dengan pelacakan tiga pasien lainnya masih terus dilakukan.
Dilansir AFP Rabu (24/6/2020), Pemerintah setempat mengumumkan tujuh kasus baru, dengan rerata infeksi mulai berkurang pada awal pekan ini.
Lei Haichao, kepala komisi kesehatan setempat menuturkan, data itu merupakan sinyal positif dan menunjukkan langkah pencegahan seperti lockdown parsial efektif.
"Kombinasi pengerahan klinik demam, menemukan kasus dari kontak pasien sebelumnya, tes asam nuklead massal berperan penting dalam deteksi dini," jelas Lei.
Begitu kasus covid-19 tersebut merebak, Beijing langsung menambah kapasitas tes dari 100.000 menjadi 300.000 per hari.
Sebanyak tiga juta orang sudah dites, dengan 137 kasus, sekitar setengah dari infeksi yang diumumkan, ditemukan melalui tes.
Kebanyakan pasien adalah pekerja migran berpenghasilan rendah di Xinfadi dan restoran terdekat, dengan pasar maupun permukiman terdampak ditutup sejak 13 Juni
• Selain Rampungkan Pertukaran Arthur dan Pjanic, Juventus Juga Jalin Kesepakatan dengan 2 Sosok Ini
• Unggahannya Disorot, Begini Jawab Annisa Pohan Saat AHY Dikatain Nyesal & Salah Strategi Keluar TNI
• Ramalan Zodiak Selasa 30 Juni 2020, Cancer Sebaiknya Ganti Pekerjaan, Pisces Jaga-jaga Untuk Cemburu
Dalam satu pekan terakhir, ibu kota sudah memeriksa pekerja pasar grosir, pekerja restoran, permukiman yang berada di wilayah berisiko tinggi dan sedang, serta pengantar makanan.
Zhong Nanshan, pakar pernapasan kenamaan China memperingatkan, bangkitnya gelombang infeksi Virus Corona bisa terjadi lagi di masa depan.
"Mungkin bakal ada kenaikan kasus di musim dingin atau musim semi tahun depan. Tapi, saya rasa tidak sebesar saat gelombang pertama," ujar Zhong.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Ilmuwan Kembali Temukan Virus Baru di China, Diduga Berpotensi Menjadi Pandemi, Penularan dari Babi, https://wow.tribunnews.com/2020/06/30/ilmuwan-kembali-temukan-virus-baru-di-china-diduga-berpotensi-menjadi-pandemi-penularan-dari-babi?page=all.