Virus Corona di Samarinda

Kisah Dosen IAIN Samarinda Mengajar di Tengah Pandemi Corona, Cara Buat Es Krim Andalkan Garam

Wabah Corona atau covid-19 yang melanda Kalimantan Timur lantas tidak membuat putus kreativitas di dunia pendidikan

Editor: Budi Susilo
HO/SHINTA
Pandemi covid-19 tidak mempengaruhi Maulida Ulfa Hidayah, dosen pendidikan guru Madrasah Ibtidaiyah IAIN Samarinda memfasilitasi perkuliahan mahasiswa calon guru mengenai asam basa pada pembuatan es krim. 

Putri menjelaskan bahwa es batu yang dicampur dengan toples berisi susu yang dimasukkan ke dalamnya kemudian digerakkan berputar.

Proses tersebut mengakibatkan adonan es krim (toples berisi susu) membeku dengan titik beku beberapa derajat di bawah titik beku air murni.

Ketika es dicampur garam, es mencair dan terlarut membentuk air garam, serta menurunkan temperaturnya. Proses ini memerlukan panas dari luar.

Campuran itu mendapat panas dari adonan es krim maka hasilnya adalah es krim padat. Proses menggerakkan toples dengan berputar selama proses bertujuan untuk memperkecil ukuran Kristal es yang terbentuk agar es krim semakin lambat dan untuk menghasilkan busa yang seragam.

Hasil akhirnya adalah es krim yang terbentuk bertekstur padat dan lembut. Faktor yang mempengaruhi adalah reaksi antara garam dan es batu.

Lalu mengapa es krim dapat dibuat dengan bantuan garam? Garam berfungsi menjaga suhu es agar tetap rendah dan tidak mudah cair.

Sifat molekul garam yang ini dikarenakan unsur natrium dan klorida pembentuk garam memiliki sifat berlawanan. Gaya Tarik yang saling menolak antar molekul garam membuat garam berfungsi sebagai penahan.

Jadi, partikel garam merupakan pemicu leburnya es. Di sisi lain, seperti yang kita ketahui, peleburan es memerlukan energi atau menyerap kalor.

Nah, karena kalor tidak disuplai dari luar, maka es menyerap kalor dari dirinya sendiri, sehingga suhu es turun lebih jauh.

"Es yang suhunya telah menjadi sangat dingin ini kemudian akan menyerap banyak kalor dari adonan es krim, sehingga adonan es krim dapat membeku,” simpul Putri.

Setelah semua mahasiswa melakukan Putri bersama teman mahasiswa mengirimkan laporan hasil percobaan mereka melalui WhatsApp Group.

Para mahasiswa mengaku puas dengan pembelajaran asam dan basa menggunakan WhatsApp Group dan Google Meeting, karena tidak hanya ada interaksi dosen dengan mahasiswa tetapi juga sesama mahasiswa.

Di akhir pembelajaran, mahasiswa memberikan nama pada masing-masing es krim buatannya, Rizki dengan nama es krim hilo goyang, Humairah dengan nama es krim three love, Marina dengan nama es krim putar.

( TribunKaltim.co )

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved