Breaking News

Pertamina Bakal Hapus Premium dan Pertalite? Harga BBM di 5 Negara Ini Paling Murah di Dunia

Belum lama ini Pertamina berencana akan menghapus BBM jenis premium dan Pertalite, berikut daftar negara dengan harga termurah di dunia

Editor: Cornel Dimas Satrio Kusbiananto
Tribunnews
ILUSTRASI - Pengisian BBM di SPBU Pertamina 

TRIBUNKALTIM.CO - Belum lama ini Pertamina berencana akan menghapus BBM jenis premium dan Pertalite.

Namun hal itu masih sebatas wacana, lantaran hingga saat ini Pertamina masih menjual premium dan Pertalite di POM Bensin.

Bukan tanpa alsan Pertamina berencana menghapus premium dan Pertalite.

Kedua jenis BBM ini diketahui memiliki angka oktan rendah sehingga dinilai tidak ramah lingkungan.

Isu penghapusan penjualan kedua jenis BBM tersebut tentu saja membuat masyarakat khawatir.

Rapat dengan Pertamina, Alex Noerdin Mendadak Umumkan 10 Orang Positif Corona di Gedung DPR

Alasan Pertamina Soal Wacana Hapus premium dan Pertalite, Nicke Widyawati: Langit Biru Saat PSBB

Pertamina Berencana Hapuskan Bensin premium dan Pertalite dari Daftar Jual di SPBU

Pasalnya, kedua jenis BBM tersebut memiliki harga yang relatif terjangkau dan menjadi pilihan utama mayoritas masyarakat Indonesia.

Namun, meski harga Pertalite dan premium terbilang cukup murah, tetapi ada sejumlah negara yang tercatat menjual BBM jauh lebih murah dibanding di Indonesia.

Data dari Global Petrol Prices, 29 Juni 2020, menunjukkan ada sejumlah negara yang menjual BBM dengan harga lebih rendah dibanding harga BBM di Indonesia.

Berikut daftar 5 negara dengan harga BBM termurah Berikut adalah 5 negara dengan harga BBM paling murah di dunia:

1. Venezuela

Venezuela berada di posisi pertama sebagai negara yang menjual BBM dengan harga termurah.

Satu liter BBM di Venezuela dijual dengan harga Rp 286.

2. Iran

Iran berada di posisi kedua sebagai negara yang menjual BBM dengan harga termurah.

Satu liter BBM di Iran dijual dengan harga Rp 1.045.

3. Sudan

Sudan berada di posisi ketiga sebagai negara yang menjual BBM dengan harga termurah.

Satu liter BBM di Sudan dijual dengan harga Rp 1.991.

4. Angola

Angola berada di posisi keempat sebagai negara yang menjual BBM dengan harga termurah.

Satu liter BBM di Angola dijual dengan harga Rp 3.952.

5. Arab Saudi

Arab Saudi berada di posisi kelima sebagai negara yang menjual BBM dengan harga termurah.

Satu liter BBM di Arab Saudi dijual dengan harga Rp 4.117.

Seperti diberitakan Kompas.com (3/6/2020) memasuki bulan Juni 2020, belum ada sinyal penurunan harga BBM.

Melihat situs resmi Pertamina, pengumuman soal harga BBM terbaru dirilis 1 Februari 2020.

Berikut ini daftar harga BBM non-subsidi di sejumlah SPBU Pertamina wilayah DKI Jakarta:

Pertalite Rp 7.650

Pertamax Rp 9.000

Pertamax Turbo Rp 9.850

Bio Solar Rp 9.400

Dexlite Rp 9.500

Dex Rp 10.200

Pertamina Batalkan Mega Proyek Kilang Minyak Bontang, Pemkot Masih Berharap Review

Rencana Hapus premium dan Pertalite

PT Pertamina (Persero) berencana menghapus penjualan bahan bakar minyak ( BBM) jenis premium.

Selain premium, BUMN minyak ini juga kabarnya akan menarik peredaran Pertalite.

Region Manager Retail Sales VII PT Pertamina (Persero), Remigius Choerniadi Tomo, menjelaskan bahwa BBM premium hanya bisa digunakan untuk mesin bensin dengan compression ratio yang rendah.

Penggunaan premium pada mesin membuat fuel economy tidak optimal (km/liter BBM rendah) serta emisi gas buang lebih kotor.

Sehingga premium dan Pertalite yang memiliki angka oktan rendah dinilai tidak ramah lingkungan.

"Oktan Number 88 hanya cocok untuk compression ratio 7 dan 5.

Sedangkan mobil dengan compression ratio yang lebih tinggi misalnya 8,9,10,11 sudah harus sudah menggunakan BBM dengan oktan number 92 ke atas, bahkan sampai 96," jelas Remigius dalam diskusi "Dampak Lingkungan dan sosial Ekonomi polusi udara di DKI Jakarta" seperti dikutip dari Antara, Minggu (28/6/2020).

Remigius memaparkan, premium hanya bisa digunakan untuk mesin bensin dengan compression ratio yang rendah.

Jika BBM janis premium digunakan di mesin Euro 3 dan Euro 4, maka three-way-catalyst yang berfungsi menurunkan emisi hidrokarbon kabron monoksida dan oksida nitrogen, akan turun efektivitasnya sehingga gas buang akan lebih polutif.

Kemudian, premium yang dipaksakan digunakan untuk mesin bensin dengan compression ratio yang tinggi maka akan terjadi knocking atau detonasi yang berakibat pada emisi yang semakin polutif, power turun, kerusakan piston dalam jangka panjang dan perasaan tidak nyaman bagi penumpang.

premium, lanjut dia, juga hanya cocok digunakan untuk mesin dengan teknologi mesin bensin Euro 1 yang emisi gas buangnya sangat polutif.

Sebelumnya, Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menegaskan, bahwa pihaknya masih menjual BBM jenis premium dan Pertalite ( premium dihapus).

"Pertamina juga masih menyediakan Pertalite di SPBU di Indonesia.

Untuk itu, masyarakat tidak perlu khawatir dan tetap menggunakan BBM sesuai kebutuhan,” jelas dia.

Namun, di sisi lain menurut Fajriyah, Pertamina juga dihadapkan pada regulasi lingkungan.

Merujuk pada ketentuan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) No 20 Tahun 2017.

Aturan itu mensyaratkan standar baku mutu emisi gas buang kendaraan bermotor sesuai dengan standar Euro 4, sehingga BBM yang digunakan untuk uji emisi agar minimal mengikuti RON minimal 91 atau CN minimal 51.

Oleh sebab itu, Pertamina juga terus melakukan edukasi dan mendorong konsumen agar beralih menggunakan BBM yang lebih ramah lingkungan.

Selain itu, belum ada rencana penyesuaian harga BBM Pertamina.

“Sesuai kesepakatan dunia dan pemerintah, setiap negara berupaya menurunkan emisi karbon dan mengurangi polusi udara, salah satunya dengan menggunakan BBM yang lebih berkualitas dan ramah lingkungan," jelas Fajriah.

"Seperti yang sudah kita rasakan sejak PSBB, langit biru dan udara lebih baik, untuk itu kami akan mendorong masyarakat untuk menggunakan produk yang lebih berkualitas,” kata dia lagi.

Sebagai Badan Usaha di sektor hilir, Pertamina masih menyalurkan Bahan Bakar Minyak ( BBM ) jenis premium sebagaimana penugasan yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014 Tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak.

Sebagai tindak lanjut dari Perpres tersebut, Menteri ESDM pada tanggal 28 Mei 2018 juga telah menetapkan Kepmen ESDM Nomor 1851 K/15/MEM/2018 tentang Penyediaan dan Pendistribusian Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Provinsi Banten, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Bali.

Selanjutnya, pada awal 2020, Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas juga telah mengeluarkan Surat Keputusan yang memberikan penugasan kepada badan usaha yang ditunjuk, termasuk Pertamina untuk menyalurkan premium atau Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) Jenis Bensin (Gasoline) dengan kuota sebesar 11.000.000 KL.

Dikutip dari Kompas TV, Pertamina berencana menghapus BBM yang punya kadar Research Octane Number (RON) di bawah 91, dalam hal ini adalah premium dan Pertalite.

"Jadi, ada regulasi KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) yang menetapkan bahwa untuk menjaga emisi karbon itu, menjaga polusi udara ada batasan di RON berapa gitu, di kadar emisi berapa," kata Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati.

Berdasarkan Peraturan KLHK Nomor P.20 Tahun 2017 itu, Indonesia sudah harus mengadopsi kendaraan BBM berstandar Euro 4 sejak 10 Maret 2017.

BBM yang memenuhi standar Euro 4 adalah bensin dengan Research Octane Number (RON) di atas 91 dan kadar sulfur maksimal 50 ppm.

Komite Penghapusan Bensin Bertimbel mengusulkan premium dihapus karena tidak sesuai teknologi otomotif saat ini.

"Masa kita menggunakan BBM yang kualitasnya zaman 50 tahun yang lalu? Mending dihapus sekalian karena kalau digunakan, kendaraan kita akan cepat rusak," kata Direktur Eksekutif KPBB, Ahmad Safrudin.

Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif tidak mengelak, pemerintah akan mengurangi produksi premium dan Pertalite.

Sebab, menurut dia, rencana tersebut sejalan dengan kesepakatan pemerintah untuk mengurangi emisi gas karbon, dengan memaksimalkan produksi energi ramah lingkungan.

Kesepakatan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 20 Tahun 2017 mengenai batasan RON.

"Kita memliki komitmen mengurangi emisi karbon dalam jangka panjang.

Kita melihat premium, kita ini satu dari enam negara yang masih menggunakan premium," ujar dia.

Oleh karena itu, Arifin membenarkan bahwa pemerintah akan lebih fokus untuk memproduksi BBM yang lebih ramah ke depannya.

"Ke depannya akan ada penggunaan energi lebih bersih, dampaknya mengurangi beban lingkungan," kata Arifin.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Wacana premium dan Pertalite Dihapus, Ini 5 Negara dengan Harga BBM Paling Murah di Dunia", https://www.kompas.com/tren/read/2020/07/01/115100565/wacana-premium-dan-pertalite-dihapus-ini-5-negara-dengan-harga-bbm-paling?page=all.
Penulis : Jawahir Gustav Rizal
Editor : Virdita Rizki Ratriani
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved