Virus Corona
Bukti Baru, Ratusan Ilmuwan Beber Virus Corona Bisa Menyebar Lewat Udara, Desak WHO Revisi Ini
Ada bukti baru, ratusan ilmuwan beber Virus Corona bisa menyebar lewat udara, desak WHO revisi ini
Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Doan Pardede
TRIBUNKALTIM.CO - Ada bukti baru, ratusan ilmuwan beber Virus Corona bisa menyebar lewat udara, desak WHO revisi ini.
Sekitar 239 ilmuwan menemukan fakta baru terkait cara penularan Virus Corona penyebab covid-19.
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyebut Virus Corona hanya menyebar melalui percikan droplet.
Kini, klaim WHO tersebut dibantah ratusan ilmuwan dunia.
Sebanyak 239 ilmuwan dari 32 negara berbeda mengklaim bahwa Virus Corona mampu menular secara airbone.
Airbone atau airbone disease adalah penyakit yang menular atau menyebar melalui udara.
• Pandemi Covid-19, Unmul dan Mitra Ciptakan Jamu Penguat Imun Tubuh, Bahan Alami Pedalaman Kaltim
• Refly Harun Bongkar Pasal yang Ganjal Ahok Masuk Kabinet Jokowi, Berlaku Juga ke Setnov - Nazaruddin
• Terkuak Peran Penting 2 Anak Buah John Kei Dalam Upaya Pembunuhan Nus Kei, Juga Diancam Hukuman Mati
Sehingga seseorang bisa terinfeksi virus tersebut hanya karena menghirup udara yang tercemar patogen.
Melalui surat terbuka, ke-239 ilmuwan ini menjabarkan bukti yang menunjukkan bahwa partikel virus yang lebih kecil bisa menginfeksi manusia.
Mereka menghimbau Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) untuk merevisi klaim penularan covid-19 via droplet.
Rencananya para pakar atau ilmuwan ini berencana menerbitkan bukti airbone dalam jurnal ilmiah minggu depan.
Dikutip dari Science Times, WHO sebelumnya mengatakan Virus Corona menyebar melalui droplet atau tetesan dari batuk maupun bersin orang terinfeksi.
Selain itu, organisasi kesehatan itu mengatakan virus akan menghilang di udara dengan cepat karena partikelnya besar.
Namun kini banyak ilmuwan yang meyakini bahwa SARS-CoV-2 itu dapat mengudara.
Artinya partikel virus bisa menetap di udara dan di dalam ruangan.
Menurut The New York Times, kenaikan kasus infeksi baru-baru ini terjadi pasca pembukaan perkantoran.
Ini mengonfirmasi klaim para ilmuwan bahwa Virus Corona airbone, sejak beberapa bulan silam.
Ruangan dengan siklus udara yang buruk berkemungkinan besar menjadi pusat penyebaran wabah.
Sehingga masker sangat dibutuhkan untuk mencegah risiko penularan baik di dalam maupun luar ruangan.
Tenaga kesehatan pun mungkin membutuhkan masker N95 yang mampu menghadang droplet hingga virus airbone saat merawat pasien covid-19.
Sistem ventilasi di sekolah, panti jompo, dan perkantoran juga perlu diberi filter yang lebih kuat.
Selain itu, lampu ultraviolet mungkin dibutuhkan untuk membunuh partikel virus yang mengambang di dalam ruangan.
Namun dalam jurnal covid-19 terbarunya yang dirilis pada 29 Juni lalu, WHO mengatakan penularan melalui udara kemungkinan terjadi bila ada prosedur medis yang menyebabkan virus itu aerosol, atau menjadi partikel kecil yang mengambang di udara (intubasi).
• Saat Rumah Dibongkar Aparat, Nenek Situn Sedang Ngupas Bawang Hingga Terluka Tangannya
Partikel itu lebih kecil dari 5 mikron, dimana satu mikron sama dengan sepersejuta meter.
Sehingga masker N95 hanya digunakan ketika mengalami keadaan tersebut, menurut WHO.
Di sisi lain, selama ini WHO merekomendasikan cuci tangan untuk menghindari penularan wabah dari permukaan benda.
Nyatanya hanya ada sedikit bukti adanya penularan Virus Corona melalui permukaan benda, menurut CDC.
Pimpinan Teknis WHO dalam Pengendalian Infeksi, Benedetta Allegranzi mengatakan bukti Virus Corona menyebar melalui udara tidak meyakinkan.
"Terutama dalam beberapa bulan terakhir, kami telah menyatakan beberapa kali bahwa kami menganggap transmisi udara mungkin, tetapi tentu saja tidak didukung oleh bukti yang kuat atau bahkan jelas," katanya.
"Ada perdebatan kuat tentang ini," tambahnya.
Namun hasil wawancara dengan hampir 20 ilmuwan, termasuk lusinan konsultan WHO dan beberapa anggota komite yang menyusun panduan memperlihatkan bahwa organisasi kesehatan ini tidak sesuai sains.
Meski virus itu keluar dari tetesan bersin dan batuk, para ahli menegaskan bahwa corona ditularkan melalui udara dan menginfeksi orang saat dihirup.
Virus Corona Berasal dari Spanyol
China mengklaim Virus Corona bukan berasal dari Wuhan melainkan dari Eropa.
Pihak China juga menyalahkan Spanyol yang sempat menjadi tempat asal wabah Flu Spanyol dan mengatakan bahwa Virus Corona bisa saja juga berasal dari negara tersebut.
Hal ini diungkapkan oleh pihak berwenang China setelah mengetahui bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan melakukan penyelidikan asal-usul Virus Corona di Wuhan.
Dilansir The Sun, Sabtu (4/7/2020), penasihat kesehatan senior pemerintah, Wang Guangfa mereferensikan penelitian di Barcelona yang mendeteksi adanya kandungan covid-19 dalam sampel air limbah yang diambil pada Maret 2019.
Penemuan tersebut mendasari China untuk menyarankan agar penyelidikan apa pun tentang asal-usul virus tersebut harus menilik ke Spanyol.
Usulan itu dikemukakan menjelang misi WHO ke China minggu depan yang bertujuan untuk melacak kemunculan wabah yang kini telah menewaskan lebih dari 500.000 jiwa secara global tersebut.
Namun, para ahli independen telah mengecam penelitian itu sebagai sebuah kecacatan dan bertentangan dengan bukti kuat yang menunjukkan virus dimulai di Cina pada akhir 2019.
Direktur Institut Genetika UCL di London, Profesor Francois Balloux mengatakan bahwa sampel air limbah tersebut mungkin saja sudah terkontaminasi.
• Tak Patuhi Saran WHO, Jepang Justru Sukses Lawan Corona, Ternyata Ini Kuncinya
"Penjelasan yang paling masuk akal adalah pencampuran/ kontaminasi sampel," ujar Balloux.
Tetapi para pejabat dari rezim komunis, yang telah berulang kali mencoba untuk mengelak dari tuduhan, bersikeras penyelidikan tentang bagaimana dan di mana pandemi dimulai seharusnya tidak terbatas pada satu negara saja.
Kepala ahli epidemiologi untuk Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok mengatakan bahwa untuk mengidentifikasi sumber Virus Corona harus didasarkan pada negosiasi dan melibatkan banyak negara.
"Tidak masalah dari negara mana pekerjaan identifikasi ilmiah dimulai, asalkan melibatkan semua negara terkait dan dilakukan secara adil," ujarnya.
Di sisi lain, Direktur jenderal Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus dari WHO memberikan keterangan dalam sebuah konferensi.
"Mengetahui sumber virus sangat, sangat penting. Kita dapat memerangi virus dengan lebih baik ketika kita mengetahui segala sesuatu tentang virus, termasuk bagaimana virus itu dimulai," ujar Tedros.
Tim WHO akan menemui seorang ahli kesehatan hewan dan seorang ahli epidemiologi melakukan perjalanan ke China untuk melakukan misi internasional demi mengeksplorasi asal-usul covid-19.
Presiden EcoHealth Alliance, Dr Peter Daszak mengatakan kepada The Telegraph bahwa penyelidikan tersebut akan sangat sulit dilakukan, namun juga penting.
“Melakukan ilmu ini sulit, mahal, butuh waktu lama. Tapi itu layak dilakukan karena dengan begitu anda benar-benar dapat membuat keputusan cerdas yang akan menyelamatkan hidup di masa depan dan mencegah pandemi lainnya," tutur Daszak.
Dia menambahkan bahwa melacak virus akan sulit karena China semakin menunjukkan penentangan dan tahan terhadap kritik global.
Pencarian bagaimana pandemi dimulai telah berpusat di sekitar Pasar Grosir Makanan Laut Huanan Wuhan, yang memiliki kaitan dengan banyak kasus yang dilaporkan pertama.
Tetapi Dr. Daszak menduga virus itu, yang kemungkinan besar berasal dari kelelawar, menyebar untuk beberapa waktu sebelum mencapai Wuhan melalui perdagangan satwa liar yang luas yang menghubungkan daerah pedesaan dengan gua kelelawar ke kota-kota besar.
China telah banyak dikritik karena penanganannya terhadap Virus Corona dan negara adidaya tersebut telah melakukan upaya berulang kali untuk mangkir dari kesalahan sejak virus tersebut menyebar.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 239 Ilmuwan Klaim Virus Corona Bersifat Airbone, Mampu Menular Lewat Udara, https://www.tribunnews.com/corona/2020/07/07/239-ilmuwan-klaim-virus-corona-bersifat-airbone-mampu-menular-lewat-udara?page=3.