Berbekal Keahlian dari SMK, Pemuda Asal Lamongan Sukses Buka Usaha di Samarinda
Usianya yang masih 26 tahun, ini memulai usaha. Bahkan sebelum di Samarinda, ia sempat merantau di sejumlah wilayah pulau Jawa dan Pulau Bali
Penulis: Nevrianto | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO,SAMARINDA-Tak banyak pengusaha yang bergerak di bidang pembuatan properti rumah.
Seperti yang dilakoni Muhammad Syaifudin. Usianya yang masih 26 tahun, ini memulai usaha. Bahkan sebelum di Samarinda, ia sempat merantau di sejumlah wilayah pulau Jawa dan Pulau Bali.
"Usaha saya mulai dari dagang kuliner di Lamongan , kemudian jualan Soto Lamongan di Provinsi Bali, sekitar hampir setahun kembali ke Lamongan Jawa Timur.
Kemudian memutuskan mengadu nasib merantau ke Kalimantan Timur pada 2005, dengan bekal skills atau keahlian mengelas yang saya dapat selama di SMK," tuturnya pada TribunKaltim.co, Kamis (9/7/2020)
Syaifudin masih ingat saat hendak merantau ke Kalimantan Timur tempat di Samarinda dengan menaiki kapal penumpang.
Baca Juga
Pembangunan Rice Milling di Babulu, Bupati PPU Sebut tak Akan Matikan Pengusaha Lokal
Lantaran Sakit Hati, Paman dan Keponakan di Samarinda Kompak Mencuri Truk Perusahaan
Kanwil DJP Kaltimtara Sebut 6 Perusahaan Ditunjuk Pemungut PPN Produk Digital Luar Negeri |
"Saya pinjam uang tetangga di Lamongan 700.000 tanpa ada diketahui keluarga dengan maksud tak ingin memberatkan kedua orang tua
Uang tersebut digunakan untuk transport naik kapal dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya menuju ke Pelabuhan Semayang Balikpapan.
Selanjutya saya melanjutkan perjalanan ke Samarinda naik transportasi mobil carter atau sewa.
Sesampainya di tempat keluarga dari mbah saya di Kawasan Loa Bakung Kecamatan Sungai Kunjang Kota Samarinda Kalimantan Timur, " lanjutnya.
Syaifudin menilai Kalimantan Timur adalah kawasan yang besar dan perkembangan wilayahnya terutama ibu kota Kaltim, Samarinda.
"Saya cek uang saya di kantong demi untuk biaya sehari hari . Saya mengerjakan pagar rumah orang, karena uang saya sisa Rp 4.000 mustahil untuk cukup memenuhi keperluan sehari-hari.
Saya termotivasi berdasar pengalaman dari SMK di Lamongan, menjalankan usaha dengan niatan membuka lapangan pekerjaan dan memukiakan kedua orangtua.