Densus 88 Tembak Mati Terduga Teroris di Sukoharo, Anak Buah Idham Azis Beber Kasus Sebenarnya
Aksi Densus 88 Tembak Mati terduga teroris di Sukoharo, ini penjelasan anak buah Idham Azis di Mabes Polri terkait kasus yang sebenarnya.
TRIBUNKALTIM.CO - Aksi Densus 88 Tembak Mati terduga teroris di Sukoharo, ini penjelasan anak buah Idham Azis di Mabes Polri terkait kasus yang sebenarnya.
Polisi kembali melakukan penangkapan terhadap terfuga teroris.
Penangkapan yagn dilakukan Densus 88 terjadi di Dukuh Ngruki, Desa Cemani, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jumat (10/7/2020).
Terduga teroris atas nama MJI alias Abdullah Johns (22) diamankan ketika yang bersangkutan sedang bersepeda.
• Bukan Terorisme, Abu Rara Penusuk Wiranto Klaim Cuma Lakukan Penganiayaan, Tapi Ada Bukti WhatsApp
• Fakta Tersembunyi Reisa Broto Asmoro, Suami Bukan Orang Sembarangan, Terlibat Penanganan Teroris
• Prabowo hingga Idham Azis dapat Peringatan Jokowi, Singgung Anggaran Besar Kementerian dan Polri
Saat penangkapan, terjadi tembakan yang berasal dari Densus 88.
Hingga akhirnya terduga teroris tewas saat mendapat perawatan di rumah sakit.
Terkait hal tersebut, anak buah Idham Azis di Mabes Polri akhirnya angkat bicara.
Pihak Mabes Polri tak menampik Densus 88 sempat melepaskan tembakan kepada MJI ketika dirinya berusaha kabur saat ditangkap.
Dikutip dari TribunSolo.com, peristiwa penangkapan itu terjadi sekira pukul 13.30 WIB atau sehabis berlangsungnya waktu salat Jumat berjamaah.
• Terduga Teroris di Kalimantan Barat, Densus 88 Temukan Topi Lambang ISIS Sampai Amunisi Senjata Api
Seorang warga sekitar mengaku melihat proses penangkapan teroris yang dilakukan oleh Densus 88.
Diceritakannya, MJI kala itu sedang bersepeda saat hendak ditangkap oleh Densus 88.
"Saat itu (terduga teroris) naik sepeda, lalu di pepet polisi," kata warga sekitar yang tak ingin disebutkan namanya.
Sedangkan menurut keterangan warga lain bernama Warno, setelah MJI tahu dirinya dikejar oleh Densus 88, yang bersangkutan segera menyandera seorang warga sipil.
"Pelaku sempat lari ke lapak saya yang saat itu dijaga oleh anak saya," papar Warno.
"Dia sempat memegangi anak saya buat tameng, lalu dikejar polisi sekitar 3 orang," jelasnya.